BAB#39

1.1K 83 0
                                    

VALERY LEDEZMA POV

Hari pertama aku tidak masuk kerja, rasanya seperti biasa saja. Mungkin aku hanya sedikit merindukan ruanganku. Setelah sarapan dan kembali di depan televisi, aku lalu menghubungi Alicia untuk menanyakan kabar dari Ien. Dan dengan jawaban Alicia, kini Ien sedang berada di bandara untuk segera berangkat ke Semarang.

Aku lalu memfokuskan pandangan ku ke arah televisi. Sambil memikirkan pekerjaan apa yang akan ku lakukan setelah ini. Aku sudah di hubungi oleh beberapa perusahan yang menjadi rival perusahan papa selama ini. Tapi ku rasa, aku tidak perlu menusuk papa dari belakang. Atas semua yang ku alami, aku tidak akan menyalahkan siapa-siapa. Mungkin aku begini, biar aku bisa berusaha membangun sesuatu yang baru untuk hidupku. Dan ini juga sebagai pelajaran untuk ku, bahwa jangan terlalu percaya diri. Rasanya lucu sekali bukan, mengingat perkataan ku bahwa aku mungkin yang akan menjadi pemimpin terakhir perusahan NGL.

Karena tidak mendapatkan ide, aku lalu membuka hp milik ku dan mencari beberapa ide pekerjaan atau ide bisnis yang bisa ku jalani.

Aku membuka satu demi satu media sosial milik ku, sampai tidak sengaja aku tersenyum saat aku menekan story instagram milik Ien. Dapat ku lihat di sana, dia memotret langit biru dan di dalam langit itu, dia memberikan satu emoji love putih yang menjadi emoji khusus untuk aku dan dia dulu.

Aku begitu yakin bahwa itu memang ditujukan padaku. Karena dia tau, kalau aku sangat menyukai langit. Aku kembali menggulir story Instagram miliknya, dan ku lihat dia memegang satu cup kopi di tangannya.

Aku kemudian mengangguk setuju, seakan mendapatkan ide bisnis untuk ku. Entah ini adalah kebetulan atau tidak, tapi ku rasa ini adalah tanda bahwa aku dan Ien masih memiliki penghubung yang kuat. Sehingga, secara tidak langsung dia membuka jalan pikirku yang sedari tadi aku sendiri pusing memikirkannya.

Aku bergegas mengganti pakaian ku, mengambil kunci mobil serta tas milik ku. Lalu segera meninggalkan apartment. 

Menjalani bisnis bukanlah sesuatu hal yang mudah. Maka dari itu, aku harus melakukan beberapa tahapan. Bahkan aku juga tidak boleh takut gagal untuk memulai ini semua.

Sementara di mobil, aku lalu segera menghubungi Kathleen bahwa aku akan menjemputnya. Dan tanpa menolaknya, Kathleen lantas hanya menyetujui ucapanku. Dia bahkan tidak bertanya tentang kemana kita hari ini. Tapi itu lebih baik bukan? Agar aku akan menjelaskan secara langsung pada Kathleen.

Kurang lebih beberapa menit telah berlalu, aku tiba di rumah Kathleen. Tanpa menunggu lama, Kathleen juga segera masuk ke mobil milik ku, dan aku segera kembali melaju menjauh dari rumah sahabatku ini.

"Jadi kita mau jalan-jalan ke mana sayang?" tanya Kathleen

"Aku mau buka cafe"

"What, are you serious?"

"Muka aku kurang kelihatan serius ya Kat?"

Kathleen lantas berdiam sebentar seakan sedang berpikir. Namun sedetik kemudian dia tertawa dan mengiyakan rencanaku. Bahkan dia akan membantu ku untuk mempersiapkan semua yang aku inginkan ini.

"Tadi, Ien menelpon ku" ucap Kathleen

"Dia menanyakan terkait pengunduran diri kamu Val" ucap Kathleen lagi

"Tapi kamu tidak menceritakannya kan Kat?"

"Enggak Val"

"Bagus, tumben pintar"

Kathleen lantas mendekat ke arahku dan menggigit lenganku. Aku yang merasa kesakitan, refleks memukul kepalanya.

"Kat, sakit"

BetweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang