BAB#17

1.1K 77 13
                                    

AUTHOR POV

Setelah menjaga kekasihnya dari pagi hingga malam, tiba waktunya Valery untuk kembali ke rumahnya. Sebenarnya dia ingin sekali menemani Ien, tapi dengan alasan yang Ien berikan bahwa ingin beristirahat sendiri. Mau tidak mau, Valery memutuskan untuk kembali.

Sejujurnya, alasan yang Ien berikan hanya suatu kebohongan, agar dia bisa bertemu dengan Rey yang sudah marah besar padanya, akibat Ien yang meninggalkan apartment tanpa mengatakan apa-apa pada Rey.

Karena kondisi kesehatan Ien masih belum pulih sempurna, Ien lalu meminta Rey untuk mengunjungi rumahnya.

Dengan mengandalkan google maps untuk mengantarkan dia ke rumah Ien, kini Rey telah berada tepat di rumah kekasihnya. Bergegas Rey lalu turun dari mobil dan melangkah mengetuk pintu rumah Ien. 

"Masuk dulu kita bicara di dalam" ucap Ien

Ien kemudian melangkah masuk dan duduk di atas sofa di ikuti oleh Rey. Tampak kini Rey begitu marah, dia mengepalkan kedua tangannya begitu keras. Tatapan mata Rey lalu hanya memandang ke arah depan tanpa memperhatikan Ien yang kini berada di sampingnya. Ien yang melihat itu juga tersulut emosinya, "Kamu marah? Kamu tidur kayak orang mati. Aku bangunin kamu buat antar aku ke klinik. Kamu respon gak? Gak Rey. Aku membawa diriku sendiri!" Teriak Ien

Kini Rey mengalihkan pandangannya dan menatap Ien, Dia mulai merasa bersalah atas apa yang dia lakukan, "Aku gak tau kalau kamu sakit sayang, maafkan aku" ucap Rey dan mengusap lembut tangan Ien

Perlahan namun pasti, emosi Ien kembali melunak. Dia lalu hanya terus menatap ke arah depan untuk menenangkan perasaan emosinya yang sedari tadi memuncak, "Aku juga minta maaf" ucap Ien

Rey lantas menarik Ien untuk dipeluknya, sesekali dia mencium puncak kepala Ien. Bahkan kini, tangan Ien yang tidak membalas pelukan Rey, mulai perlahan naik dan memeluk kekasihnya.

"Sayang, kamu gak resign saja?" tanya Rey, pertanyaan itu bahkan membuat Ien begitu terkejut. Maksudnya selama ini dia tidak pernah berpikir akan berhenti dari pekerjaannya, "Maksud kamu?" tanya Ien

"Kita balik ke Semarang, nanti aku bantu kamu buat kerja lain"

"Gak Rey, aku udah nyaman di sini" ucap Ien dan segera berdiri. Dia tidak mungkin kembali ke Semarang, dia mencintai pekerjaannya. Lingkungan kampus yang indah, sahabat bahkan rekan dosen yang lain juga begitu baik padanya. Mana mungkin dia melepaskan semua itu?

"Sayang, aku gak bisa di sini terus. Aku punya pekerjaan juga"

"Tapi sayang, selama dua tahun ini kita baik-baik saja dengan itu"

Rey lalu berpikir sebentar, "Oke baik. Aku gak maksa kamu. Tapi aku harap kamu bisa mempertimbangkan dengan baik" ucap Rey dan bergegas keluar meninggalkan Ien.

Ien lantas berjalan menutup pintu dengan keras, bunyinya bahkan terdengar sampai ke telinga Rey. Baru saja mereka berbaikan, namun ucapan Rey kembali membuat pertengkaran di antara mereka. Ien mulai tidak peduli, bergegas dia kembali ke kamarnya, membungkus dirinya dengan bedcover sampai dia tertidur.

***

VALERY LEDEZMA POV

Matahari mulai mengusik tidurku, aku lalu bangun dan menghubungi kekasihku untuk memastikan keadaannya terlebih dulu. Untungnya keadaan Ien sudah membaik, awalnya aku menyarankan pada Ien agar melakukan kelas online saja. Tapi dia berkata sudah beberapa hari dia tidak masuk kerja, jadi untuk hari ini dia akan melakukan pembelajaran tatap muka.

Aku juga bergegas ke kantor, tapi sebelum itu aku mampir di rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.

Setelah aku tiba di rumah sakit, aku segera di arahkan ke ruangan dokter yang memeriksa ku waktu itu.

BetweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang