Sesuai perkataan Ve, sore nya mereka sedang berada di pantai, hanya berdua menghabiskan waktu nya bersama melepas rindu berbulan bulan.
"Dav lo nggak mau liat di dalam rumah pohon ada apa?" tanya Ve melirik Dava yang tengah mengembangkan senyum nya sedari tadi
"Boleh aja, gw juga penasaran" ujar nya manggut-manggut
"Gw nggak bisa ikut keatas, nanti malah jatuh lagi" ucap nya tersenyum tipis
"Yaudah nanti biar gw aja yang kedalam" sahut Dava membuat Ve mengangguk setuju
"Dav jangan main air nanti basah" larang nya melihat Dava mendekat kepada bibir pantai
"Nama nya juga air Al!" sahut nya berteriak
"Dav jangan deket deket ombak!" ucap nya ikut berteriak kencang
"Iya sayang!" patuh nya menghampiri Ve yang tengah menatap tajam dirinya
"Mau main pasir?" tawar Dava menaik turunkan alis nya
"Apa sih kayak bocil! yaudah ayok!" semangat nya langsung meraup banyak pasir itu, ia melemparkan nya kepada Dava
Dava yang tak terima terkena pasir itu pun langsung membalas kelakuan istri nya, akhirnya mereka berdua lempar lemparan pasir bersama, ombak kecil menghampiri mereka, Dava langsung menyambar air itu mengenai Ive begitu pula sebalik nya.
Mereka tertawa lepas dengan riang gembira bermain bersama, tak terasa matahari mulai terbenam.
Dava dan Ive duduk tanpa alas diatas pasir menatap matahari itu yang dibarengi gelungan ombak kecil yang menghampiri mereka lalu mengenai kaki.
Mega merah terbentuk dengan indah nya diatas air laut yang berwarna biru dengan air yang jernih tanpa adanya sampah.
"Indah banget liat ginian sana lo" ucap Dava merangkul pundak Ve lembut
"Seru banget liat ginian sama lo" tambah Ve menyenderkan kepalanya di dada bidang milik Dava
Dava mencium lembut puncak rambut Ve beberapa kali, hingga matahari terbenam mereka masih setia berada di pantai.
"Ayo kita ke dalem, nanti masuk angin lagi" ujar Dava langsung menggendong Ve bridal style
"Kok lo kuat si Dav" cicit nya mengalungkan tangan nya dileher hangat suaminya
"Ringan gini kenapa nggak kuat" jawab nya santai
"Lah masa iya nggak berat?" heran nya menatap wajah Dava bingung
"Nggak percaya yaudah" sahut nya menatap wajah Ve sayu
Sampai dikamar mereka memutuskan untuk mandi bersama, tidak ada modus kali ini. "Dingin nya.." ucap pelan Ve menggigil sebentar
"Dav gw males makan malam" ujar nya berkata jujur
"Kenapa? nggak nafsu?" tanya nya duduk di samping Ve yang hanya mengangguk kan kepalanya lemah
"Kalo gitu tidur aja" ucap Dava disetujui Ve
Akhirnya mereka memposisikan tubuh nya nyaman diatas ranjang tak lupa saling berpelukan menyalurkan kehangatan masing masing.
Selimut tebal mereka gunakan untuk menutupi setengah tubuh nya. "Dav beneran kalo anak nya cewek mau dikasih nama Aleva?" tanya Ve memastikan
"Aleva Sanjaya" ucap nya menganggukkan kepalanya sekali
"Lo setuju kan?" tanya Dava butuh persetujuan dari istri nya
"Bagus kok namanya" senyum nya manis mengangguk setuju
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENZA [END]
أدب المراهقين"Aku kira hari-hariku akan terasa bahagia setelah aku menyelesaikannya. Namun, untuk tersenyum saja rasanya sangat berat untuk ku lakukan. Air mata terus menerus menghujani pipi ku. Tangan ku enggan menghapusnya. Biarkan lah setiap tetesannya menjad...