Bab 40 - Michael, Adalah Rumah

897 42 0
                                    

Bagaimana rasanya jatuh cinta? Jatuh cinta yang benar-benar membuat jantung berdebar, tak sanggup menatap kedua matanya lebih dari 2 detik, dan juga rasanya sungguh amat berbeda saat kedua tangan saling bergenggaman. Dalam kurun waktu yang sangat lama, Annchi tidak pernah merasakannya. Tiap kali ia berbicara dengan lawan jenisnya, Annchi sanggup menatap matanya. Jantungnya berdetak dengan normal, dan dia lebih enggan untuk bersentuhan. Hatinya yang lebih keras dari batu, tak mudah luluh oleh kata-kata manis lelaki-lelaki yang mendekatinya. Beranggapan mereka hanya melontarkan sebuah tipu daya.

Namun setelah Annchi bertemu dengan Michael, persepsinya tentang laki-laki perlahan mulai berubah. Spesialnya untuk Michael. Menurut teman-teman Annchi, Annchi seperti orang yang sedang kasmaran semenjak bersama Michael. Dari mereka yang tampak selalu bersama di setiap keadaan apapun, dan kapanpun. Di sela kesibukan keduanya, mereka akan tetap mengosongkan waktu sejenak untuk bertemu. Jika kata Zaya, melepas rindu. Padahal, mereka selalu bertemu setiap waktu. Aneh. Annchi pun juga tak pernah menyangkal jika dirinya suka pada Michael. Hanya saja, ciri-ciri orang yang sedang jatuh cinta, tak pernah ia rasakan hingga saat ini. Ia pun tak tau, Michael juga merasa demikian atau tidak. Karena selama mereka bersama, mereka tetap sanggup saling menatap tepat di kedua mata. Seolah-olah itu adalah objek paling indah yang membuat mereka selalu ingin bertemu. Selalu ada skinship tiap mereka menghabiskan waktu bersama, dan Annchi merasa itu biasa saja. Terkecuali saat mereka bercinta. Ada kalanya Annchi akan merasa berdebar dan menjadi sosok perempuan paling dicintai ketika ia tengah bercinta dengan Michael. Selain itu, bersentuhan dengan Michael merupakan hal yang terasa biasa saja untuk Annchi.

Akhir-akhir ini, Annchi amat mengagumi perlakuan Michael yang cukup berbeda. Lelaki itu menjadi lebih lembut padanya. Tutur katanya, perlakuannya. Serta jangan lupakan cara Michael memanggil Annchi sekarang. Tak ada lagi 'Kak Annchi', melainkan 'Sayang'. Lelaki itu seolah tak bosan memanggilnya seperti itu, lantas memujanya layaknya Annchi adalah manusia paling sempurna yang pernah Michael temui. Terdengar hiperbola. Namun jika ada seseorang menginginkan bagaimana Michael menggambarkan sosok Annchi, maka Michael tak akan segan menafsirkan, bahwa Annchi adalah penggambaran dewi Yunani yang menduduki tahta tertinggi sebagai dewi paling cantik yang pernah ada. Michael bukan seorang yang religius. Tapi jika diperbolehkan, Michael akan mengatakan bahwa Annchi adalah makhluk Tuhan yang diciptakan hanya untuknya.

***

"Bibirnya masih sakit? Buat makan masih susah nggak?"

Annchi menggelengkan kepala saat Michael langsung mengamati keadaan luka di bibirnya begitu ia masuk ke mobil. Ibu jari lelaki itu mengusap perlahan area sudut bibirnya, mendecak sebelum memberikan air mineral pada Annchi.

"Stay hydrated, biar cepet sembuh lukanya. Kita cari makan dulu, ya?"

"Iya, boleh." Annchi mengangguk setuju. "Tapi nanti nggak kesorean kan, ke tempat piercingnya?"

"Nggak. Kan sama kenalan aku, santai aja."

Mobil Michael perlahan meninggalkan area kampus, menyisir jalan raya yang tak begitu padat untuk saat ini. Lelaki itu hendak membawa Annchi pergi ke tempat biasa mereka makan bersama, sebelum pergi ke tujuan utama mereka. Pada akhirnya, Annchi memilih Michael untuk menemaninya pergi. Meski awalnya ragu-ragu, namun Annchi tidak punya pilihan lain.

"Kira-kira bagus nggak ya? Takutnya nggak cocok deh."

Annchi menghela nafas. Tangannya dengan sibuk menggeser ke atas layar ponselnya yang menunjukkan referensi-referensi tindik di bagian pusar. Ia memperlihatkannya pada Michael, refleks membuat lelaki itu meletakkan ponselnya dan memberikan atensi penuh pada ponsel Annchi.

"Bagus kok, Sayang. Kamu kemarin habis ngapain emang sama yang lain? Sampai tiba-tiba kepikiran mau piercing."

Lelaki itu mengernyit heran. Tak biasanya Annchi tergiur untuk menindik bagian-bagian tertentu pada tubuhnya. Teringat saat perempuan itu bercerita, ia sampai dibuat merinding ketika melihat Ana menindik di bagian daun telinganya.

Unforgiven (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang