Bab 56 - Semuanya Penuh Tanda Tanya

350 24 1
                                    

Annchi sebenarnya tak mau terlalu memikirkannya. Namun ucapan Brian, sungguh membuat pikirannya berkecamuk dengan berbagai bayangan peristiwa tak normal. Annchi cukup tak tenang. Di sepanjang ia berjalan mengikuti Lula, ia banyak melamun sampai-sampai suara Lula pun tak berhasil ditangkap oleh gendang telinganya. Beberapa kali Lula menegurnya. Namun Annchi tetap berkilah dan tak mau jujur pada sang Kakak. Bukan Annchi tak mau Lula tau. Hanya saja, Annchi lebih memilih untuk memendamnya sendiri, agar ia bisa cepat-cepat melupakan dan tak terpengaruh oleh ucapan Brian beberapa waktu lalu.

Annchi ingat Michael pernah mengatakan, Brian adalah seorang pembuat masalah yang membuat Michael jengkel setiap waktu. Melihat Brian bersikap dan berucap demikian padanya, membuat Annchi yakin bahwa Brian tadi hanya asal bicara. Tak terima Michael bersamanya, sebab harus meninggalkan Clara yang notabene adalah perempuan yang sudah cukup lama dekat dengan Michael serta teman-temannya.

Tapi dalam hati Annchi berpikir. Bukannya Michael saat itu pernah mengatakan padanya, bahwa Brian menyukai Clara? Jika Clara adalah alasan Brian mengatakan hal seperti itu, bukankah seharusnya tidak mungkin? Bukankah seharusnya setelah Michael dan Clara merenggang, Brian bisa memanfaatkan waktunya untuk mendekati perempuan itu? Tapi...

Ah, astaga. Annchi benar-benar kebingungan. Ia tak tau mana yang benar dan mana yang salah di sini. Karena sejatinya, dia baru mengenal Michael beserta teman-temannya— terkecuali Langit. Ia belum paham benar, watak, dan kepribadian mereka itu seperti apa. Jangankan dirinya. Langit yang sudah jelas berteman lama dengan mereka pun, pasti ada satu, atau banyak hal yang belum ia ketahui tentang mereka. Maka dari itu, Annchi tak ingin langsung menyalahkan salah satu pihak. Tapi, ia juga tak bisa langsung percaya. Rasanya ia ingin sekali mencari tau. Tapi rasanya ia tidak mampu melakukannya.

Annchi mendecak di sela lamunannya, manarik atensi Lula yang tengah berkutat di meja kasir untuk menyelesaikan pembayaran. Ia yakin ada yang tidak beres dengan Adiknya. Entah apapun itu, pasti ada sesuatu yang membuat Annchi bersikap agak berbeda. Padahal awal mereka pergi bersama, semuanya tampak baik-baik saja.

Selesai dengan urusannya, Lula dengan segera menghampiri Annchi. Ia tak langsung mengajak perempuan itu pergi, dan duduk di samping Adiknya yang saat ini tengah sibuk dengan ponselnya.

Dia sedang berkirim pesan.

Dan Lula tau itu Michael. "Robi sama Michael gimana?"

Annchi spontan gulirkan pandangannya ke arah sang Kakak, lantas memperlihatkan pesan dari Michael kepada Lula.

Annchi spontan gulirkan pandangannya ke arah sang Kakak, lantas memperlihatkan pesan dari Michael kepada Lula

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh wow. Does he always pamper you like that?" Lula memasang wajah takjub. Melihat interaksi virtual antara keduanya, membuat Lula tanpa ragu berspekulasi, Michael adalah tipikal lelaki yang selalu menyenangkan perempuan dengan cara apapun.

Dan respon Annchi yang mengangguk membenarkan, menjawab semua rasa penasaran Lula. "Everytime." Katanya. "Padahal gue udah bilang, jangan terlalu royal ke gue. Dianya ngeyel mulu. Takut keenakan guenya." Lula terkekeh, dan Annchi kembali menarik tangannya untuk menyimpan ponselnya.

Unforgiven (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang