Bab 62 - Tak Perlu Lagi Bersembunyi

97 19 2
                                    

"This can be noticed by people."

"Aku mintain concealer punya Mami aja ya, Sayang? I don't have anything to cover it."

"Pasti curiga, lah." Annchi langsung saja menolehkan kepalanya pada Michael.

"Kalau pakai baju aku, apa nggak makin curiga?" Sebut Michael membalas.

Perempuan itu kemudian menghela nafas, dan duduk di samping Michael yang secara otomatis merengkuh pinggangnya. "Kamu sih." Tuding Annchi dengan wajah cemberut.

Michael hanya tersenyum kecil, seraya menghujani bahu Annchi dengan kecupan. "Aku tambahin lagi, ya? Biar makin kelihatan sama Papi."

"Mike.."

"Lagian yang pilihin baju kamu siapa sih? Bukan style kamu banget."

"Papi kamu."

"Pantesan jelek! Padahal yang pakai cantik gini." Michael langsung saja memasang wajah tak suka. Ia menarik zipper gaun Annchi yang belum tertutup dengan sempurna, kemudian menatap penampilan perempuan tersebut.

"Papi pasti suka kasih apa aja ke kamu, ya?" Selidiknya dengan ketus.

"Aku nggak pernah mau terima apapun dari Papi kamu."

"Iya, nggak usah." Ujar Michael mendukung. "Aku juga bisa kasih kamu plenty of luxurious things yang Papi aku bisa kasih ke kamu."

Kini satu lagi hal yang terdengar masuk akal, mengapa Michael tak keberatan menghamburkan uang secara cuma-cuma untuknya.

Lewat sepersekian detik, pandangan Annchi lantas bergulir pada jam digital di nakas yang menarik perhatiannya. Membuatnya refleks mendecak kecil, dan itu tertangkap dengan jelas oleh pendengaran Michael yang duduk di sampingnya.

Lelaki itu menyadari kekhawatiran Annchi, tentu saja. Namun lebih tak mungkin lagi, jika ia membiarkan Annchi keluar dengan mahakarya luar biasa yang terlukis di sekujur epidermis lehernya, hingga turun ke tulang selangka. Yang mana itu pasti akan memudahkan orang-orang yang melihatnya menebak, apa yang baru saja terjadi di antara mereka.

Michael sih tidak peduli. Tapi jika itu menyangkut Annchi, Michael lebih baik membuang egonya terlebih dahulu, dan menurut kemauan perempuannya.

"Aku harus pulang sebelum Papi kamu selesai."

"Aku anter aja, ya? Kan ada Sky ini. Mami pasti nggak berani komentar apa-apa."

"Mami kamu kan pasti juga masih di bawah. Nanti kalau ketemu sama aku dengan keadaan kayak gini? Aduh, nggak kebayang!"

"Jam segini harusnya lagi nemenin Nala tidur. Ayo. Kalau ketahuan, aku yang jelasin—"

Michael tak melanjutkan ucapannya. Dan
hampir saja jantungnya berhenti bekerja, ketika mendengar sebuah ketukan yang berasal dari pintu kamarnya. Hal tersebut sontak membuat mereka berdua sama-sama menahan nafas, dan memusatkan perhatian mereka di sana. Annchi melirik Michael, bertanya dengan gerakan bibirnya tanpa berani mengeluarkan suara.

Respon Michael sempat membuat Annchi semakin dilanda panik. Annchi tidak bisa membayangkan jika skenario terburuk yang ada dalam pikirannya terjadi saat itu juga. Dan ia langsung saja memikirkan, kira-kira konsekuensi apa yang akan ia dapatkan, jika seseorang mendapatinya di sana.

Annchi seketika menguatkan hatinya. Ia kini hanya bisa pasrah ketika Michael membawanya mendekati pintu dan menyembunyikannya di balik kokohnya kayu oak itu, sebelum kemudian Michael perlahan membukanya.

Annchi sudah berpikiran bahwa yang datang adalah Sarah. Atau lebih buruknya, Andra. Tetapi ternyata, suara yang bisa ia dengar dari luar adalah suara milik Langit yang tak berselang lama menerobos masuk ke dalam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 15 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unforgiven (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang