Bab 4 - Gemerlap Malam (2)

4.2K 77 0
                                    

Dentuman musik yang memekakkan telinga menyapa Annchi yang baru saja menginjakkan kaki ke dalam bar. Pandangannya bergulir ke segala penjuru ruangan yang dipenuhi mayoritas oleh anak muda. Langkahnya diikuti oleh Ana dan Kiara, menuju table yang sudah di reservasi. Zaya sudah berpisah dari mereka sejak mereka baru saja sampai di midnight. Kini Zaya duduk di table paling ujung, dan Annchi, Ana, serta Kiara di table yang berjarak tak jauh dari Zaya. Di table yang sudah mereka pesan, tersaji beberapa botol minuman beralkohol dan beberapa kaleng bir. Mereka biasa meminum yang itu, tapi untuk sekarang Annchi ingin mencoba yang baru.

"Pengen margarita deh. Gue kesana dulu ya. Zaya kelihatan juga kok dari sana." bisik Annchi pada Ana.

"Santai santai. Gih sana."

Annchi lantas berdiri, dan berjalan melewati ramainya orang yang tengah menari di bawah sinar lampu yang temaram. Dihampirinya seorang bartender muda yang tengah meracik minuman. Annchi duduk di salah satu high chair yang masih kosong, dan menatap bartender itu sambil menyangga dagu.

"Hai. Mau minuman apa?" bartender itu tersenyum pada Annchi setelah selesai membuat minum salah satu pelanggan.

"Tolong buatin margarita, ya. Satu aja."

"Okay." Annchi menatap kagum ke arah bartender yang tengah meracik minumannya itu. Kalau dari penglihatan Annchi, bartender itu terlihat masih seumurannya. Mungkin lebih tua sedikit darinya. Wajahnya cukup oke, apalagi dengan kulit putih dan tubuh agak bulky itu.

"Here, special margarita for you," bartender tadi menjeda ucapan, menatap mata Annchi dengan sebelah alis terangkat.

"It's Annchi. Thanks ya."

"Cantik banget namanya? Namaku Kevin by the way. Nice to meet you, ya."

Sebelum Annchi berbalik, ia membalas senyuman Kevin. Matanya lantas bergulir mengabsen seluruh pengunjung yang datang. Hm, menurutnya Kevin tidak buruk juga. Jadi Annchi memasukkannya ke dalam list pertama. Kini ia tengah mencari pengisi list yang kosong, untuk ia seleksi lagi. Seraya menyesap margarita nya, Annchi berjalan untuk mencari mangsa. Beberapa kali ia menolak ajakan lelaki yang ingin membawanya ke lantai dansa. Itu karena suasana di lantai dansa saat ini sangatlah penuh. Annchi sedang tidak tertarik juga untuk menari, apalagi sambil berdesak-desakan. Maka kini Annchi kembali fokus pada tujuannya datang ke sini.

Tak terasa langkahnya sampai ke tempat yang biasa dipesan oleh tamu-tamu VIP. Di Sana banyak orang-orang berdompet tebal, tapi mayoritas yang sudah berumur 30 tahun ke atas. Bisa dihitung dengan jari jika ingin mencari lelaki maupun perempuan di tempat VIP itu dengan usia muda. Dan Annchi melihatnya. Tapi langkahnya terhenti saat matanya menangkap seseorang yang sangat ia kenali di sana.

"Langit, ngapain tuh anak kesini?! Fuck." Annchi lantas berbalik, tak ingin mengambil resiko. Dengan buru-buru Annchi kembali pada Ana dan Kiara. Tetapi di table itu hanya ada Ana. Kiara turun ke lantai dansa dengan seseorang, dan Zaya masi tetap bersama teman kencannya.

"Lama banget? Dapet kenalan juga lu?" tanya Ana.

Annchi mengangguk, sontak menarik rasa penasaran Ana. "Siapa?"

"Bartender. Namanya Kevin."

"Yang mana? Cakep?" Annchi menunjuk seorang bartender tadi dengan dagunya. "Ih, cakep itu. Dapet nomernya nggak?"

"Nggak minta tadi. Kayanya next aja kalau dateng kesini lagi." terang Annchi.

"Yah, elu. Kalau ogah gue sikat aja sini."

Annchi hanya terkekeh. Bibirnya kemerahannya kembali menyesap margarita yang tersisa setengah itu. Saat ia masih sibuk mencari orang selanjutnya yang akan ia masukkan list, Annchi mematung beberapa saat. Seorang lelaki tinggi berkulit tan berjalan melewati table nya. Postur tubuhnya hampir mirip dengan bartender tadi. Dengan senyum yang terlihat sangat seksi itu, Annchi berhasil terpikat pada sosok itu. Tapi sayang sekali, lelaki itu tidak sendiri. Ada seorang perempuan yang menemaninya, dan mereka terlihat sangat dekat. Langsung saja Annchi menepis pikirannya untuk menambahkan lelaki itu ke dalam list lelaki yang akan ia seleksi.

Unforgiven (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang