Bab 9 - Annchi dan Zaya

2K 54 0
                                    

⚠️bahasanya Zaya kotor banget!

***

"Mau mandi gue. Kalau mau masuk, masuk aja nanti, pintunya nggak gue kunci."

Annchi meletakkan ponsel serta tote bag nya di atas kasur usai menutup telepon dari Zaya. Zaya berencana menginap di tempat Annchi, karena jenuh di apartemen sendiri. Zaya sudah langganan menginap di tempat teman-temannya, karena memang dasarnya Zaya itu selalu ingin bersama mereka. Mereka juga tidak keberatan, selagi Zaya tidak membawa kenalan-kenalan lelakinya itu.

Annchi membersihkan wajahnya yang masih tertutup make up sebelum mandi. Saat kapas basah itu menyapu permukaan wajah Annchi, kembali terlihat luka yang masih belum sembuh sempurna. Ada lebam yang masih nampak meski samar. Dan itu bisa diakali dengan make up agar orang lain tidak melihatnya. Jika tidak ditutupi, orang akan dengan mudah menebaknya, bahwa itu adalah luka lebam. Itu karena kulit Annchi yang amat kontras dengan warna lebam kebiruan yang cukup gelap.

Setelah menempatkan baju-baju kotornya ke keranjang, Annchi bergegas masuk ke kamar mandi. Tubuhnya terasa lengket setelah beraktivitas di luar seharian. Guyuran air hangat dari shower membuat otot-otot Annchi spontan mengendur. Annchi menjatuhkan bahunya yang tegang daritadi, lalu berjongkok untuk menikmati guyuran air yang semakin deras membasahi tubuhnya. Annchi mengubur wajahnya pada kedua lipatan lengannya yang bertumpu pada lutut. Terdengar beberapa kali ia menghela nafas.

Annchi tidak pernah bisa menepis pikiran, bagaimana nasib dirinya setelah pernikahan itu terjadi. Annchi benar-benar berharap pernikahan itu gagal, setelah orang tuanya dan Andra tau bahwa dirinya sudah pernah tidur dengan laki-laki. Annchi tidak ingin mengecewakan dirinya sendiri yang sudah melangkah sejauh ini. Annchi punya impian, dan impian itu lebih besar dari apa yang orang tuanya janjikan padanya. Dengan iming-iming harta, mereka pikir Annchi akan tergoda?

Annchi bukan perempuan yang bergantung pada laki-laki. Melihat bagaimana Ayahnya memperlakukannya, Annchi tidak akan mungkin bisa bergantung pada laki-laki. Dia bisa melangkah sendiri. Dia bahkan bisa melanjutkan pendidikannya tanpa harus ada campur tangan orang tuanya. Beruntung Annchi dikelilingi teman-teman yang selalu memberikan support padanya. Semenjak mengenal ketiga temannya itu, Annchi merasa lebih hidup. Tak lagi merasa sendiri, karena mereka selalu ada setiap Annchi butuh mereka.

"Chi, buruan. Gue bawa donat nih." Annchi menoleh ke arah pintu kamar mandinya yang diketuk beberapa kali dari luar. Terdengar suara Zaya di sana. Seraya membilas rambutnya yang masih dipenuhi busa shampo, Annchi menjawab Zaya. Mengatakan dirinya akan keluar sebentar lagi, dan buru-buru melanjutkan mandinya.

Beberapa menit kemudian, Annchi keluar dengan rambut yang digelung dengan handuk. Tubuhnya yang hanya ditutupi sehelai handuk, kini menghampiri Zaya yang tengah makan donat dengan posisi tengkurap di kasurnya.

"Cepet amat. Lagi di luar ya lo, tadi?" interogasi Annchi sebelum mengambil salah satu donat dari kotak.

Sedangkan Zaya mengangguk, lalu mengubah posisinya menjadi duduk. Di raih remot televisi di atas meja, dan menyalakan tv led yang jarang sekali Annchi nyalakan. "Habis sama Revan. Eh btw Chi, gue tadi beliin lu crop tee. Liat deh, tuh di paperbag warna biru."

Di sela kegiatan Annchi yang tengah memakai baju seraya mengunyah donat, pandangannya lantas beralih. Ada beberapa paperbag yang diletakkan oleh Zaya di meja Annchi, dan Annchi membuka paperbag yang Zaya tunjukkan padanya.

"Ah elu, beliin mulu gue baju. Lemari gue penuh." Annchi protes sesaat setelah melihat ke dalam paperbag itu, dan kembali ke depan cermin untuk mengeringkan rambutnya.

Saat suara hair dryer mulai memenuhi kamar Annchi, Zaya bergerak turun. Perempuan itu duduk di samping Annchi, yang berkutat dengan rambut panjangnya. Sebenarnya, ada alasan lain mengapa Zaya memutuskan menginap di tempat Annchi. Ya, betul. Tentu saja ingin tau tentang perkembangan Annchi dengan orang yang bernama Michael itu. Annchi sebelumnya sudah memberitahu Zaya dan yang lain mengenai Michael. Dari awal Annchi menyebutkan bahwa Michael lebih muda dari Annchi, tentu saja mereka langsung antusias untuk tau lebih banyak. Tapi sayangnya, Annchi belum bisa mengatakannya. Itu karena menang dia belum tau banyak tentang Michael. Tapi setelah hari ini ia bertemu dengan lelaki itu lagi, sepertinya Annchi siap berbagi cerita lagi. Tapi itu hanya dengan Zaya, karena Zaya sampai menginap di tempatnya, agar tau terlebih dahulu. Mau tidak bercerita juga, pasti Zaya akan mendesak Annchi.

Unforgiven (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang