Ch.1 | Ciuman menyejukkan hati

13.2K 434 21
                                    

7/3/2k24

Langit yang semula cerah menghitam dengan udara yang terasa begitu dingin mencekam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit yang semula cerah menghitam dengan udara yang terasa begitu dingin mencekam. Bulan tampak terbelah tertutup awan. Hujan turun sangat deras, menimbulkan bau tanah basah yang tercium amat pekat ditempat pemakaman umum melati.

Seorang Anak laki-laki berumur sepuluh tahun terlihat tengah berdiri di atas pagar pembatas jalan tepat disebelah kuburan yang di bawahnya terdapat aliran sungai yang deras.

Bara Alvian, Menatap aliran sungai di bawahnya dengan tatapan hancur penuh luka. Dia merasa jika hidupnya tidak berarti apa-apa lagi.

"Aarghhh..," suara teriakan yang terdengar pilu. Alvian berteriak sekencang-kencangnya ditengah gemuruh. Hujan yang mengguyur tubuhnya tidak mengurungkan niatnya untuk melompat dari atas pagar pembatas. Anak laki-laki itu sudah terlalu lelah. Dia menyerah. Satu-satunya manusia yang peduli padanya sudah tiada.

Alvian memejamkan mata bersamaan dengan air mata yang mengalir disudut matanya.

Ketika Alvian hendak melompat, suara teriakan anak laki-laki yang terlihat seumuran dengannya menghentikan niat Alvian. " Kamu siapa? ". Alvian menoleh dan berbicara dengan suara yang parau.

" Jangan melompat disini! Ini sungai yang sering aku kunjungi beberapa hari ini. Jika kamu melompat disini arwahmu akan gentayangan dan menggangguku " ucap anak laki-laki itu dengan lantang.

Alvian menjauh dari pinggir jalan dan menghampiri anak laki-laki yang tinggi dan putih itu dengan kebingungan. " Sungai ini milik tuhan bukan milikmu! " Ketus Alvian sembari menabrak bahu anak laki-laki itu dengan raut wajah yang kesal karena anak laki-laki itu menggagalkan aksi bunuh dirinya.

" Semoga kita bertemu lagi... " Ucapnya sambil tersenyum melihat kepergian Alvian. Dia sengaja mengatakan lelucon itu agar Alvian tidak melakukan hal yang tidak seharusnya dia lakukan.

Keesokan harinya..

Hari yang membosankan untuk Alvian sama seperti hari-hari yang lalu. Dunia mulai mencekiknya tanpa alasan membuat hidupnya tidak berarti lagi.

" Hei Alvian! Apa kau melihat burung pagi ini? Atau kau sudah memotongnya? " Ujar teman sekelasnya. Sontak semua murid tertawa terbahak-bahak. Alvian sering di bully karena wajahnya yang tampan cantik dan cara berpakaian bak anak perempuan.

Alvian hanya menunduk dikursi nya sambil menahan air mata. Hal itu sudah sering terjadi dan dia sudah bertahan sejauh ini. Tak ada satupun orang yang membelanya. Semua menghakimi dan menyakitinya.

Baby by me [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang