Ch. 22 | Asing

1.9K 173 19
                                    

" black.. ". White terdiam sejenak melihat wajah marah saudaranya.

Debakg~

Debug~~

Black menghajar white sejadi-jadinya, tangannya tidak bisa berhenti menghantam wajah white yang sudah babak belur.

Hatinya hancur mengetahui white lah yang menyiksa Alvian. Rasa sakit hatinya mengalir di setiap pukulan tangannya.

" Aku akan membunuhmu... Arghh.. kau iblis terburuk yang pernah ada ".

Darah segar menghiasi lantai dan kepalan tangan black. Sudut bibir white robek dan matanya memar lebam. White sama sekali tidak melakukan perlawanan, dia tau amarah black mewakili perasaan nya.

" Cukup... Cukuppp! Aku mohon hentikan black, jangan menyakiti nya ". Alvian menarik tangan black dan memisahkannya dari white.

" Aku mohon tolong hentikan! Semua ini kesalahan ku, aku yang membuat pilihan. White tidak salah, jangan menyakitinya lagi ".

Tatapan marah black berubah menjadi sendu. Entah kenapa dia merasa sangat lebih sakit saat Alvian menyalahkan dirinya sendiri.

" Sebesar itukah rasa cintamu padanya? ". Ujar black dengan nada yang datar.

" Bukan! Bukan seperti itu, kamu salah menafsirkan nya black.. ". Alvian memegang tangan black yang diselimuti darah.

" Hentikan Al! Jangan berpura-pura peduli padaku disaat hatimu masih memikirkan orang lain. Aku tidak bodoh Al, dari dulu juga aku tau kalau hatimu hanya untuk nya. Tapi bisakah kamu tidak bodoh hanya karna cintamu?. Aku baik-baik saja jika kamu bersamanya tapi hatiku tidak terima jika kamu diperlakukan seperti ini. apa aku salah? ". Black tidak lagi memanggilnya bara, yang berarti dia sangat kecewa.

" Tidak! Bukan seperti itu, kamu salah paham black. Please jangan memikirkan hal-hal buruk, aku menghentikan mu karna aku tidak mau kalian berdua bertengkar dan hancur hanya karna aku. Tidak ada alasan lain, tolong mengertilah.. ".

Black tersenyum tipis namun terlihat sedih, matanya berkaca-kaca, " Aku tidak mengerti kamu lagi Al, semua yang aku lakukan terlihat salah Dimata mu. Yang kamu inginkan cuma white bukan aku. Atau mungkin kamu menerima ku sekarang karna wajahku sama dengannya? ".

" Tidak! Black... ", Alvian menitikkan air matanya, hatinya terluka mendengar perkataan black. Semua yang black katakan tidak benar sama sekali. Alvian kesulitan membela dirinya sendiri karena black sudah salah paham.

Black menghela nafasnya sambil mengelus lembut pucuk kepala Alvian. " Baiklah.. Aku akan membiarkanmu, aku tidak akan memaksa mu mencintai ku. Lakukan apapun yang membuatmu senang ".

Black melangkah pergi dari rumah Alvian.

Alvian hanya bisa menatap sedih kepergian orang yang baru saja memporak-porandakan isi hatinya itu.

" Hiks..Hikss .. ", Tubuh Alvian jatuh, kakinya lemas seakan tidak bisa menopang tubuhnya. Ada bagian didadan nya yang terasa sangat sakit.

" Kamu mencintai nya? ". Ucap white yang masih terbaring dilantai bersimbah darah.

" Arghhh....hh.. Hikss.. ", Tangis Alvian semakin pecah. Perkataan black menusuknya, dia merasa sangat kehilangan.

" Maafkan aku Al, aku sudah menghancurkan jiwa dan ragamu.. aku benar-benar manusia terburuk ". Mata lebam itu masih bisa mengeluarkan air matanya.

" Bisakah kamu membawanya padaku? Aku menginginkan nya hiks.. ". Alvian menangis sesenggukan.

" Aku berjanji akan membawanya padamu, jangan menangis lagi ". Untuk pertama kalinya hati white terluka melihat Alvian menangis. Perlahan sifat buruknya berubah setelah merasakan cinta yang sebenarnya.

🐧

1 Minggu Kemudian...

Dibawah sinar matahari yang mulai meredup seorang pemuda duduk menikmati senja di pantai. Matanya memandangi garis cakrawala yang terlihat sangat indah.

Rambutnya dibelai lembut oleh angin pantai, ombak menjadi pengiring senjanya yang kesepian.

Alvian kehilangan orang yang baru saja singgah dihatinya. Dia sudah mencari black kemana-mana namun tak kunjung menemukan nya. Black hilang seperti ditelan bumi. Tak satupun yang tau dimana keberadaannya.

Semua terasa sangat hampa, keindahan yang dia lihat tak bisa menyembuhkan lukanya. Yang dia rasakan hanya rasa asing seperti ada yang hilang dari dirinya.

Beginikah yang kamu rasakan selama ini? Hampa,sepi dan asing. Aku sudah merasakannya black, sangat menyakitkan.

Apa kamu tidak puas menyiksaku seperti ini? Kamu dimana? Kamu sudah berjanji tidak akan pernah meninggalkan ku.

Sekujur tubuhku adalah kamu, separuh diriku ada padamu, kebahagiaan ku terletak pada cintamu dan air mata ku meluap jika kau meninggalkanku.

Dunia ini mulai asing tanpa mu, bisakah kamu memberikanku kesempatan bersinar bersamamu dibawah rembulan malam?

Sayangnya sepertinya kamu tidak mau lagi, wajar saja selama ini kamu sudah menahan sakit yang teramat dalam karna ulahku.

Alvian beranjak dari tempatnya dan berjalan dibibir pantai menikmati ombak menyentuh kakinya.

🐧

Rumah mewah Igbonefo yang biasanya dihiasi pertengkaran white dan black. Sekarang menjadi hening dan semakin sepi.

Rumah besar itu hanya dihuni Victor dan white. White mulai fokus dengan cabang perusahaan yang baru saja resmi menjadi miliknya.

Kadang white datang menemui Alvian dan menanyakan keberadaan black. Namun sampai sekarang tidak ada dari mereka yang tau keberadaan black.

White merasa hampa kehilangan saudaranya. Sama seperti saat mereka masih kecil dan black pindah sekolah dan meninggalkan white dan Victor.

Memori lamanya sering berputar. Rasa sepi kembali menemaninya. Dia tau, papanya pasti mengetahui keberadaan black. Namun, menutupinya.

Rasa penyesalan menggerogoti hatinya namun white tetap berusaha memperbaiki semuanya dan mencari keberadaan black.

Perlahan rasa cintanya pada Alvian mulai hilang, entah karna dia sadar Alvian tidak mencintainya atau karna rasa hampa kehilangan saudaranya.

White dan Alvian mengakhiri hubungan mereka secara baik-baik dan mulai menghindar satu sama lain. Seolah hubungan kemarin hanya sebuah kesalahan yang perlu diperbaiki.

Kamu dimana black? Walaupun baru satu Minggu tapi aku benar-benar ingin bertemu denganmu. Aku ikhlas jika kamu menghancurkan wajahku asalkan kamu kembali kerumah.

Hanya ada kita bertiga, jangan meninggalkan kami seperti mama.

White memijit pelipisnya di kursi ruangan kantor. dia bekerja terlalu keras tak memberikan waktu istirahat yang layak untuk tubuhnya.

Semua yang terjadi saat ini membuatnya kehilangan jati dirinya. Bukan hanya Alvian yang merasakan keasingan dalam hidupnya tapi white juga merasakannya.

Garis wajahnya terlihat sayu, lelah dan mengantuk. Semua itu karna pikirannya terus menyalahkan dirinya sendiri.

Huhuu... Kasihan

Baby by me [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang