Ch. 20 | Tiang lampu merah

2.2K 179 14
                                    

Wajah Alvian mulai memerah karena tertawa berlebihan.

Senyuman terukir manis di wajah black. hatinya bahagia melihat Alvian tertawa lepas walaupun tubuhnya belum pulih.

" Bara, Sepertinya kamu harus dirawat sampai beberapa hari kedepan. Tapi tenang saja aku akan menemanimu ".

" Aku pulang saja black, disini sangat tidak nyaman. Apalagi aroma ruangan ini benar-benar membuat hidungku sakit ".

" Baiklah, tapi izinkan aku merawatmu. Aku janji setelah kamu sembuh aku akan menjauh ".

Alvian menatap lekat manik mata coklat black. Dia menyelami ketulusan yang selalu muncul dikedua mata dingin itu.

Kenapa mata ini selalu dingin tapi damai. Sorotnya menyimpan banyak rahasia yang sulit ditebak. Black..

" Bara.. "

" Bara... ". Black mencubit pipi Alvian, dia termenung sangat lama membuat black gemas dengan mimik wajahnya.

" Aoww .. ". Alvian terkejut, Lamunannya pun buyar.

" Bagaimana? ".

" Bagaimana apa? ". Kedua alis Alvian bertemu.

" Izinkan aku merawatmu sementara waktu ".

" Eumm... ". Alvian memutar bola matanya.

" Please... Aku janji tidak akan macam-macam ". Pinta black dengan kedua tangannya yang saling bertumpu seperti anak kecil memohon pada orang tuanya.

" Pfff... Kenapa kamu sangat lucu black? ".

" Aku sedang serius bara, jangan bercanda gak lucu ". Bibirnya sedikit maju, wajahnya terlihat kesal.

" Iya iyaa... "

" Iya? Serius? ". Black kegirangan mendengar perkataan Alvian. Hatinya sangat bahagia membayangkan hari-harinya dipenuhi sosok Alvian.

" Iya, kita pulang sekarang aja. Aku bosan disini ".

" Okayyy... Tunggu! Aku ngurus administrasi dulu. Jangan kemana-mana ". Black bergegas membayar biaya pengobatan Alvian.

Alvian menarik tulang pipinya melihat punggung black yang semakin hilang dari pandangannya. Perasaan aneh ini belum pernah ia rasakan. Rasa bahagia tiba-tiba muncul hanya dengan melihat raut wajah senang black.

Tiba-tiba pipinya memerah mengingat wajah black. Alvian tersipu sendirian didalam ruangan. Hatinya seperti digelitik yang membuatnya malu dan bersembunyi didalam selimut.

Ya tuhan... Apa yang terjadi? Kenapa rasanya aku sangat bahagia dan salah tingkah. Pikiranku melayang kesana-kemari tak tentu arah. Rasanya hatiku penuh entah apa yang mengisinya. Cinta kutukan paling rumit yang pernah ada. Apakah aku benar-benar jatuh cinta? Beginikah rasanya jatuh cinta yang sesungguhnya?.

" Bara... Kamu kenapa? Apa tubuh mu kedinginan? ". Black cemas melihat Alvian yang membungkus tubuhnya dalam selimut.

Alvian pun membuka selimut dan mengalihkan pandangannya. Rasanya dia tidak sanggup melihat black.

" Wajahmu merah, kenapa? Apa kamu kesakitan? Mana- dimana yang sakit bara? ". Jemari black memegang kedua pipi Alvian.

Tolong jangan memperlakukan ku seperti ini, rasanya aku ingin menghilang dari bumi. Hatiku benar-benar tak karuan dengan perlakuan manismu..

" Kenapa diam saja hmm? Katakan saja dimana yang sakit ".

" Ayo pulang, aku mau tidur di rumah ". Alvian mencoba menyembunyikan rasa gugupnya. matanya tetap tidak melirik black.

Baby by me [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang