Ch. 8 | Buah Apricot

2.8K 224 9
                                    

" bagaimana? Apa kamu menyukai film nya? ". White memasangkan sabuk pengaman Alvian.

Alvian mengangguk. " Filmnya bagus ". Ujarnya dengan mata yang sayu menahan kantuk.

Pukul 23.14 mereka baru keluar dari bioskop. Alvian merasa sangat mengantuk tapi dia mencoba menahannya dan terus mengobrol dengan white.

" Al.. "

" Mm? "

" Ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan dan katakan padamu ".

" Apa? "

Jari telunjuk white mengetuk-ngetuk setir mobil. Seperti ingin mengatakan sesuatu yang sangat penting.

Alvian yang semula memejamkan matanya langsung menoleh karena tidak mendengar jawaban white. " Apa yang ingin kamu katakan white? Katakan saja ".

" Besok aku akan mengatakannya, sekarang aku akan mengantarmu pulang ".

" Baiklah.. apapun yang ingin kamu katakan jangan sungkan white. Aku akan mendengarkan nya ".

White tersenyum. " Thank you, I love you ".

Alvian membalas senyuman itu tak kalah manis. " Aku juga mencintaimu ".

Mereka berdua dilanda asmara. Alvian merasa senang karena ini pertama kalinya dia berpacaran.

Beberapa saat kemudian white menghentikan mobilnya dan membuka pintu untuk Alvian.

" Tidur yang nyenyak, selamat malam ".

" Iya, hati-hati dijalan white ".

Hanya ucapan perpisahan yang singkat. Alvian sedikit kecewa karena ia mengharapkan perpisahan mereka akan di akhiri dengan ciuman seperti film yang dia tonton. Namun, nyatanya white tidak peka dan hanya mengucapkan selamat malam.

Setelah white pergi Alvian pun masuk kedalam rumah.

Hmm... Kenapa kamu tidak se romantis yang aku harapkan.

Alvian meletakkan tasnya dan melepaskan pakaiannya. Dia berniat membersihkan tubuhnya sebelum tidur.

" Apa kamu bahagia? ".

" Hoihh..". Alvian terkejut melihat black berdiri didepan pintu kamarnya.

" Black! Apa yang kamu lakukan dirumah ku? Bagaimana kamu masuk? ".

Black menghampiri Alvian dan mengecup bibirnya tanpa berkata apa-apa.

" Muachh.. ". Kedua tangan black memegang pipi Alvian dan menciumi bibirnya dengan brutal.

Alvian memukul-mukul dada black. Dan mencoba melepaskan tautan bibir mereka. Namun semakin Alvian bergerak semakin black menahan kepalanya.

" Muach..mmphh... ".

Alvian menahan bibirnya dengan kuat. Mau tidak mau black melakukan langkah keduanya.

" Akh.. ". Alvian membuka mulutnya setelah Black menggigit bibir bawahnya. Dengan sigap black memasukkan lidahnya dan mengabsen satu persatu gigi Alvian.

Dia juga menyapa lembut lidah Alvian. Ciuman yang sangat brutal membuat Alvian kehabisan oksigen.

" Hah..hah..Hent- hentikan.. ".

Black menelan ludahnya melihat wajah panas Alvian yang ngos-ngosan meraup oksigen. Penampilan yang membuat black ingin menerkamnya.

" Black cukup! Kamu sangat keterlaluan "

" Tunggu- ". Black menyentuh lembut bibir bengkak Alvian.

" Ini benar-benar sempurna bara, seperti buah apricot ". Ibu jari black menekan bibir bengkak Alvian tanpa merasa bersalah.

" Iishh.. apa yang kamu katakan! Sakit black.. ". Alvian menepis tangan black.

Black mendekati Telinga Alvian. " Rasanya aku ingin memakanmu ". Bisiknya dengan suara yang berat seperti orang yang menahan hasratnya.

Sontak Alvian mematung Buku kuduknya berdiri, bisikan black masih bersiul-siul di telinganya.

Kenapa aku merasa sangat kepanasan?

" Kamu memerah sayang, apa kamu juga menginginkannya? ". Ujar black santai.

Sayang? Dia memanggil ku sayang? Oh tidak! Kenapa aku tersipu.

Alvian mengusap-usap pipinya dan mencoba menyadarkan dirinya.

" Hei.. ". Black menahan kedua tangan Alvian yang masih mengusap-usap pipinya kasar. " Aku cuma bercanda. Jangan merusak wajah tampan mu bara ". Dengan lembut black mengusap pipi merah Alvian.

" Tidak usah dipikirkan, aku cuma bercanda. Ohiya.. sepertinya kamu ingin mandi ". Black menatap dada putih Alvian yang terekspos sedari tadi.

Sontak Alvian langsung mengambil bajunya dan memakainya.

" Tidak usah dipakai. Bukannya kamu ingin mandi? Ayo.. aku bisa memandikan mu ".

" Cukup black! Kamu sudah keterlaluan. Jangan memperlakukan ku seperti ini. Kita tidak sedekat yang kamu pikirkan ".

" Kenapa ucapanmu selalu menyakitkan Al? Apa kamu sangat membenciku? Apa aku seburuk itu? Tidak bisakah kamu memberikanku sedikit hatimu? Kamu benar-benar egois Al ".

" Black? ". Alvian terkejut mendengar setiap kalimat yang dikatakan black. Setiap ucapannya terdengar menyedihkan.

" Baiklah jika kamu memang tidak menginginkan ku. Aku tidak akan menggangu mu lagi. Tapi izinkan aku mencintaimu selama yang aku bisa "

" Black! Cukup... Jangan membuatku seperti orang jahat. Aku tidak bisa memaksakan hati "

" Baiklah, terimakasih sudah mengizinkan ku mencium mu ". Black berlalu pergi sedangkan Alvian menghela nafasnya bingung.

Apa yang baru saja terjadi? Kenapa semuanya menjadi rumit. Lagi-lagi dia mencium bibirku sesukanya.

Jam sudah menunjukkan pukul 00.00. Namun Alvian masih terbangun. Rasa kantuknya hilang setelah black mendatanginya. Sekarang dia berbaring dan menatap langit-langit kamar sambil memikirkan kejadian beberapa jam yang lalu.

Baby by me [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang