Kisah cinta masa kecil Alvian berakhir dengan hubungan asmara yang rumit disaat usianya menginjak dewasa.
Cinta segitiga Alvian, white dan black dibungkus dengan fakta yang mencengangkan.
START : 8 Maret 2024
FINISHED : 1 Mei 2024
Pukul 19.30, Alvian menarik selimut tebalnya. Tubuhnya menggigil hebat tapi wajahnya panas. Setelah bermain-main dibawah hujan dia mulai flu dan sekarang demam tinggi.
Dengan mata terpejam Alvian meraba-raba meja disebelah ranjangnya mencari benda pipih miliknya.
Tak butuh waktu lama, Alvian langsung menghubungi orang terakhir yang dia hubungi. Tidak ada siapa-siapa dirumah karena neneknya pergi ke yayasan.
" Hallo.. Bara? " Suara seseorang diseberang sana.
" White.. white tolong belikan aku obat "
" Bara kamu sakit? Bara... Bara... "
Panggilan itu terputus karena daya ponselnya habis. Alvian kembali bersembunyi didalam selimut. Wajahnya mulai pucat pasi dan kepalanya seperti dihantam dengan benda yang keras.
Tubuhnya belum menyesuaikan diri dengan cuaca dilingkungan ini karena imunitas tubuhnya dapat dikatakan sensitif dan mudah terserang penyakit.
Beberapa menit kemudian...
Brakkk ....!!!
" BARA... BARAA ... " Wajah black menggambarkan kecemasan yang teramat sangat berlebihan. Dia terlihat lebih sakit dari pada orang yang sakit.
Black membuka selimut dan memegang kedua pipi Alvian. " Ayo kita kerumah sakit! ". Tanpa meminta persetujuan, black langsung menggendongnya dan membawanya keluar.
Alvian menyenderkan kepalanya dibahu black. Dia merasa sangat lemas, Nafasnya terasa panas dan wajah pucat nya semakin pucat.
" Tahan...tahan kita akan sampai ". Black menyetir dengan kecepatan tinggi tanpa peduli kemarahan para pengendara lain karena dia mulai ugal-ugalan.
" Baraa.. sayang buka matamu.. hei baraa..." Black seperti orang putus asa. Baru kali ini dia menitikkan air mata karena Alvian tidak membuka matanya.
" Bodoh.. " Alvian berbicara membuat black semakin menangis. Dia menghentikan mobil telat di sebuah klinik.
" Kenapa kamu diam saja saat aku memintamu membuka mata hah? Kenapa bara? Kau membuatku cemas " Black menggerutu sembari menggendong Alvian kedalam klinik.
Melihat mereka beberapa perawat langsung membantu dan membawa Alvian kedalam ruangan.
" Tolong dia dok, tubuhnya panas tapi dia menggigil "
" Black kamu sangat berisik " ujar Alvian tapi matanya masih terpejam. Kepalanya sangat pusing sehingga kesulitan membuka matanya.
" Silahkan tunggu diluar "
" Aku disini saja, aku janji tidak akan menggangu. Nanti biayanya aku lipat gandakan " pinta black membuat Alvian membuka matanya.
" Keluar.. " ujar Alvian parau.
" Tidak! Aku tidak akan menggangu "
Sang dokter menghela nafasnya dan memberikan isyarat pada perawat untuk membiarkannya berada di ruangan.
Dokter Cha pun mulai memeriksa kondisi Alvian. " Bagaimana dengan satu suntikan? Apa kamu keberatan? ".
" Tidak dok " Ujar Alvian.
" Jangan! Jangan! Jangan tusuk kulitnya dokter, itu menyakitkan salah satu urat syaraf nya bisa putus. Pemerintah juga sudah melarang menggunakan jarum suntik "
Dokter Cha menghela nafas dan berkacak pinggang melihat tingkah black yang katanya tidak akan menggangu.
" Lebih baik anda tunggu diluar jika ingin pasien ini sembuh "
" Dokter saya janji tidak akan menggangu tapi tolong jangan tusuk kulitnya "
" Black tolong keluar aku benar-benar butuh obat "
Black menggenggam tangan kanan Alvian. " Sabar mereka akan mengobatimu, aku disini ".
" BLACK! "
Sontak dokter dan perawat terkejut mendengar bentakan keras Alvian.
" Jangan marah-marah nanti demam mu semakin tinggi, ayo dokter cepat berikan obatnya "
Dokter Cha menggeleng sambil menahan tawanya. Tubuh tinggi dan besar itu seperti anak kecil yang takut ditinggalkan orang tuanya.
" Dok berikan saya obat "
" Baiklah " dokter pun meresep obat dan tidak jadi menyuntik tubuh Alvian.
" Bayiku kamu haus? "
" Hah? Bayi? " Alvian menelan ludahnya dan menggeleng sambil melihat sang perawat yang ada dibelakang Black. Perawat itu memutar-mutar bola matanya sambil menahan tawanya.
" Black kamu kenapa? Apa kepalamu terbentur? "
" Aku sudah memberikan mu payung kenapa kamu malah berjalan-jalan ditengah hujan, mulai sekarang aku tidak akan membiarkan mu hilang dari pandanganku "
Lagi-lagi si perawat menahan tawanya. Pipinya mulai memerah. Alvian yang diperhatikan perawat itu yang salah tingkah.
Alvian hanya bisa menghela nafas dan menatap langit-langit kamar memikirkan apa yang terjadi pada Black. Tingkah nya membuat Alvian ingin tertawa tapi disisi lain dia juga takut itu hanya kebohongan semata.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kok pendek sekali chapter nya thor? 🧚 Iya, author cuma 600 kata dalam satu chapter.
Author Kapan lagi nih dilanjut? 🧚 Author update kapan bisanya aja, tidak ada jadwal. Tapi dalam seminggu author usahakan buat update 3 kali.
Author mau apa? 🧚 Vote sama komen doang, biar author tau mau dilanjut apa ngak. Soalnya author sudah mau ganti genre lepas cerita ini.
Buat kalian yang bisa menghargai karya author, author ucapan terimakasih ☺️