Ch. 17 | Merah padam

3.3K 219 60
                                    

Black lebih dulu terbangun dari tidurnya karena dia hanya mengalami syok yang memicu terjadinya hilang kesadaran.

Saat membuka mata, black melirik ruangan putih itu dengan bingung. Namun hanya beberapa menit dia pun kembali mengingat kejadian sebelum pingsan.

Black langsung turun dari kasur dan berlari keluar dari kamar membuat para pengunjung dan perawat terkejut.

" Baraa ... Baraa.... ". Black sama sekali tidak menghiraukan banyak pasang mata melihat dan memperhatikannya. Dia hanya membutuhkan Alvian selebihnya dia tidak peduli.

" Maaf anda belum sembuh total, tolong kembali ke kamar anda ". Titah seorang perawat.

" Bara.. dimana bara? Dimana? ". Black memegang kedua bahu perawat itu dan memaksanya berbicara.

" Teman anda ada di kamarnya, dia belum sadar karena pengaruh obat bius ". Ujar dokter Arkan.

Black pun melepaskan bahu perawat itu," dimana kamarnya? Apa yang terjadi? ".

" Kami membutuhkan walinya, apakah anda saudara atau kerabatnya? ".

" Dia- dia.. orang terpenting dalam hidupku ". Mendengar itu dokter Arkan pun tersenyum, raut wajah black sudah menjelaskan semuanya. Arkan bertanya hanya untuk mendengar pengakuan konyol pasien nya.

" Baiklah, ayo ke ruangku ".

Black pun mengekori dokter Arkan. Dalam pikirannya hanya ada Alvian, sampai dia lupa mengenakan alas kakinya.

Sebagian orang mengira black sakit jiwa. Karena matanya tidak fokus dan mulutnya tidak bisa diam.

" Duduk ".

Black pun duduk dan menatap tegas dokter Arkan. Dia sepertinya sudah mulai sadar dan fokus.

" Luka di bagian belakangnya lumayan parah karena kulitnya melepuh. Luka di wajahnya masih tergolong ringan, hanya saja- ". Arkan menggantung ucapannya.

" Hanya saja apa? Katakan! ",Black sedikit meninggikan suaranya.

" Pasien mengalami trauma, apakah dia pernah mengalami trauma sebelumnya? ".

Black terdiam cukup lama, kepalanya menunduk dan pikirannya melayang. Dia menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa menjaga Alvian.

Dia kembali memutar memori lama saat pertama kali bertemu dengan Alvian yang hendak bunuh diri di jembatan TPU melati.

" Sebisanya anda harus menemaninya, jangan biarkan dia sendirian untuk beberapa hari kedelapan ".

" Luka bagian belakangnya, apakah dia melakukan hal yang vulgar? Kenapa dia bisa sampai terluka dibagian belakang? ". Black mengira Alvian melakukan hubungan seksual yang mengakibatkan bagian belakangnya terluka.

" Dia tidak sampai sejauh itu, yang saya maksud luka luarnya seperti bekas cambukan berulangkali. Sehingga kulitnya melepuh dan banyak memar.

" Cambukan? ". Wajahnya merah padam, black tidak tau semua itu perbuatan siapa. Namun ia berjanji akan membalaskan dendam alvian.tangan kekarnya mengepal dan rahangnya mengeras.

" Saya paham, anda mungkin ingin melakukan perhitungan dengan pelaku. Tapi, ada baiknya setelah pasien kembali normal. Kalau terjadi pertengkaran didekatnya, dia bisa mengalami trauma serius yang dampaknya sangat buruk.

Terimakasih dokter, apakah dia akan dirawat disini? ".

" Kamu boleh membawanya pulang tapi lukanya harus dibersihkan satu kali sehari dan perbannya juga diganti. Jika siap, kamu boleh membawanya ".

Black terdiam sejenak. Sejujurnya dia tidak keberatan hanya saja black takut Alvian tidak mau dirawat olehnya.

🐧

Pukul 10 malam, White baru saja selesai gym. Dia melepaskan atasannya dan mengalungkan handuk kecil dilehernya.

Perut sixpack itu terpampang jelas dihiasi butiran keringat.

White membuka pintu red room sambil membawa beberapa buah-buahan dan minuman. Walaupun kesal dengan perkataan Alvian, Namun white masih peduli padanya.

" Al- ". White terdiam didepan pintu karena Alvian sudah tidak ada di ruangan itu. White berlari mencari-cari Alvian didalam rumahnya sambil berteriak-teriak.

" Alvian... "

" Alviann..."

White melempar handuk kecilnya sembari duduk di sofa memijit pelipisnya. Dia sangat marah karena Alvian berani kabur dari red room.

Tangan kekarnya merogoh saku mengambil ponsel dan mengerahkan seluruh anak buahnya mencari keberadaan Alvian.

Aku tidak akan melepaskan mu! Sampai keujung dunia pun aku akan mencari mu.

🐧

Black keluar dari rumah sakit dan kembali ke rumah berwarna hitam pekat yang ia pantau dari sore tadi.

Beberapa jam yang lalu sebelum kejadian..

Setelah keluar dari rumah Alvian, black mengambil mobilnya di bengkel. Awalnya dia berniat pulang namun entah kenapa black mengurungkan niatnya.

Black memantau rumah Alvian dari seberang jalan. Dia berada dalam mobil menikmati beberapa permen dan bermain puzzle.

Tiga jam berlalu, Black mengerutkan keningnya melihat Alvian keluar dari rumah dengan penampilan yang rapi dan tampan.

Black memang suka mengutit Alvian dari dulu, itulah kenapa dia selalu ada disaat Alvian kesulitan.

Seperti sekarang, mobilnya mengikuti taxi kuning yang di naikin Alvian. Jari telunjuk black mengetuk-ngetuk setir mobil pertanda ia cemas. Cemas jika melihat langsung kemesraan Alvian dengan white.

Namun betapa terkejutnya black melihat Alvian yang terun didepan sebuah rumah mewah berwarna gelap.

Black tidak melihat orang yang membuka pintu untuk Alvian, yang ia lihat hanya raut wajah berbeda yang ditampilkan Alvian saat memasuki rumah itu.

Merasa tidak tenang, black memutuskan menunggu Alvian didepan rumah itu sampai malam.

Pukul 20.00, black seperti melihat seseorang keluar dari rumah itu tapi kakinya pincang. Karena hujan yang terlalu lebat dan banyak orang berlalu lalang black tidak tau orang yang berlari dengan kaki pincang itu siapa.

Alhasil black memutuskan mengejar orang itu dan tibalah dia di gang Eden dan melihat pemandangan yang mampu mengiris-ngiris hati mungilnya.

Alhasil black memutuskan mengejar orang itu dan tibalah dia di gang Eden dan melihat pemandangan yang mampu mengiris-ngiris hati mungilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Miris sih melihat orang yang kita sayang terluka

Baby by me [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang