Halo semuanya ... ketemu lagi sama aku, ya. Hehehe, jangan bosen, ya. Sebelum kita baca ceritanya, alangkah baiknya jangan lupa sambil di share, ya.
Biar semangat banyak yang baca, hehehe.
Jangan lupa pantengin, ig aku, ya. @goresanairin_22 aku spill dikit-dikit tentang cerita ini.
Yuk, kawal sampai terbit, semoga bismillah hehehe.
~ Selamat Membaca ~
“Ih, Aksa. Apaan sih kamu, kok aku jadi geli begini, ya, denger gombalan kamu?”
Livia melarikan diri dari Aksa—-si cowok yang sifatnya akan berubah saat bersama gadis yang dicintai—-bersama Livia, Aksa akan menjadi cowok paling alay dan bucin sedunia. Namun, lain halnya dengan orang lain entah itu cewek sekalipun. Aksa akan berubah seperti sosok srigala yang terbangun dari tidurnya.
Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas membentuk senyuman kecil. Aksa gegas berlari setelah dia menyimpan helm-nya di atas motor.
Seperti kata pepatah, ‘awali harimu dengan kebahagiaan’ seperti itulah yang dilakukan Aksa. Saat mentari baru menampakkan sedikit sinarnya. Aksa berlarian mengejar sang kekasih yang perlahan mulai hilang dari pandangannya. Dia sampai melihat ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan Livia, tidak peduli tentang pandangan dan nyinyiran anak-anak satu sekolahnya.
“Bagus, ya. Pagi-pagi sekali udah lari-larian kayak begitu, berasa kek lagi India-Indiaan kayaknya,” celetuk Azalea dari belakang si gadis.
Aksa merasa sesuatu tengah terjadi pada kekasihnya sampai dia samar-samar mendengar suara seperti seseorang sedang mengancam.
Perlahan kakinya melangkah menyusuri setiap lorong ruang kelas lantai bawah. Dia mendapatkan kode sebuah tangan menunjuk ke arah ujung koridor lewat tangan adik kelasnya.
“Udah ngerasa paling hebat, ya, lo bisa dapetin hatinya Aksa, hah?!” Azalea melangkah kakinya mendekati si gadis, kemudian menarik rambut hitam panjang milik lawannya. “Dengar! Setelah pulang sekolah nanti gue dan dua teman gue bakal bawa lo ketemu sama nyokap lo. Hahaha. Biar tahu rasa lo!”
“Lo bikin dia kesakitan. Siap-siap mati di tangan gue, Azalea!” seru Aksa dari arah belakang membuat kedua teman Azalea menyingkir, “lepas tangan kotor lo atau gue serahin lo ke Pak Genta. Mau?”
Di sekolah—-Pak Genta terkenal dengan seorang guru killer, selain itu tanpa semua siswa atau siswi tahu sosok Pak Genta—-tidak lebih dari seorang om-om pedofil yang bisa saja membuat siapa saja jengah saat bersamanya.
Aksa menarik Livia ke dalam pelukannya, lalu dia memperingati Azalea sekali lagi untuk tidak bermacam-macam dengannya.
“Kelebihan dia apa, sih, sampai membuat kamu tergila-gila sama dia? Apa aku kurang cantik, hah?! Atau—-”
“Dia lebih segalanya dibanding elo, Lea! Entah dari segi kecantikan maupun otaknya yang 99, 9% jelas jauh di atas elo yang kapasitas otak lo cuma 0,01%.”
“Aksa! Aku sumpahin demi apapun sampai mati sekalian pun aku tidak akan pernah buat dia bahagia.”
Aksa tidak memedulikan lagi soal Lea yang mengancamnya. Sekarang kebahagiaan dan keselamatan Livia lah yang paling utama dari segi apapun. Aksa terlanjur sangat mencintai Livia terlepas dari segala tingkah dan otaknya atau wajah maupun sikapnya. Kalau dibanding dengan siapapun, jelas Livia tidak bisa dibandingkan walau Aksa tahu setiap manusia tidak ada yang sesempurna itu.
Saat mereka berdua hendak berbelok menaiki satu demi satu anak tangga. Tepatnya Aksa dan Livia sudah berada di tengah-tengah tangga untuk menuju ke kelasnya yang ada di lantai dua pojok kanan. Tanpa Aksa ketahui dan dia benar-benar kecolongan Lea datang menarik Livia dari dalam dekapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma, Aku Ingin Bebas! [Telah Terbit] ✅
Fiksi RemajaTernyata tanpa diduga keegoisan Naomi selama ini sebagai sosok mamanya mengantarkan putri kandungnya yang malang menuju ke jurang kematian. Setiap hari bahkan setiap detik hidup Livia tidak lepas dari bayang-bayang Naomi, Livia sendiri sudah muak da...