Chapter 8 - Mulai Akrab

84 52 4
                                    

Di chapter ini kalo readers mau tinggalin bumi juga bole kok wkwk

Jangan lupa tinggalin jejak + vote ceritanya‼️

Okeyyy selamat membaca👋🏻

__________________

Begitu selesai membahas persiapan olimpiade, Cleona dan kedua sahabatnya Kara dan Shanza memutuskan untuk pulang. Ketika keluar dari kafe, mata Cleona melirik dengan sinis ke arah Byantara yang masih duduk di mejanya dengan senyum puas. Byantara membalas tatapan itu seolah menantang.

Keesokan harinya, seperti biasa mereka berangkat ke sekolah dan menjalankan aktivitas. Namun sepulang sekolah, Cleona ingin mencari buku untuk referensi lombanya. Dan tidak sengaja waktu lampu merah melihat pemandangan yang tidak mengenakkan. Mantan kekasihnya sedang bercanda mesra dengan pacar barunya di atas motor. Cleona berusaha tidak mempedulikannya dan berjalan cepat meninggalkan area tersebut. Meski dalam hati ia merasa sakit hati melihat keduanya begitu bahagia setelah putus darinya.

Situasi yang Cleona alami sungguh menyakitkan. Padahal Cleona sudah tidak terlalu memikirkan tentangan mantannya. Tapi tidak tahu kenapa, setelah melihat mantan kekasih dan pacar barunya bermesraan dijalan, hatinya terasa pedih. Cleona memutuskan untuk menenangkan dirinya di taman.

Cleona membawa motornya dengan kencang, menerobos jalanan lengang. Angin menerpa wajahnya, seolah membantunya melupakan sejenak rasa sakit hati yang menghimpit. Tanpa disadari, ternyata dari kejauhan Byantara mengikutinya dengan motor sport miliknya. Byantara heran melihat gadis itu membawa motornya dengan kencang.

'Busett!! Kenapa tu bocah udah macam pembalap aja," batin Byantara heran.

Tak lama kemudian, Cleona sampai di taman tempat ia biasa menghabiskan waktu menyendiri. Ia memarkirkan motornya dan duduk di salah satu bangku taman. Butiran air mata mulai mengalir membasahi pipinya. Cleona terisak pelan, menumpahkan segala keperihan yang ditahannya sedari tadi.

Sementara itu, Byantara yang baru tiba melihat Cleona dari kejauhan. Pemuda itu pun membeli es krim untuk meredahkan situasi. Awalnya tampak ragu, namun akhirnya memutuskan untuk menghampiri Cleona.

Byantara melangkah pelan mendekati Cleona yang masih terisak di bangku taman. Di tangannya terdapat dua cup es krim yang baru dibelinya di kedai sekitar taman itu.

"Hei," sapa Byantara lembut seraya tangannya menampung air mata Cleona yang jatuh dan membawa dua cup es krim.

Cleona tampak terkejut dengan kehadiran Byantara. Byantara pun duduk disampinhnya dan mengusap air mata yang membasahi wajahnya.

"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Cleona dengan suara parau.

Byantara mengulurkan salah satu cup es krim ke arah Cleona. "Ambillah, kudengar es krim bisa membantu meredakan perasaan."

Cleona menerimanya dengan ragu. Untuk sesaat mereka terdiam. Hanya isak tangis lirih Cleona yang sesekali terdengar.

"Kamu tahu, nggak ada yang salah dengan menangis sesekali," ujar Byantara memecah keheningan.

"Menangis bisa membantu mengurangi beban pikiran dan perasaan yang kacau."

"Tapi terkadang kita juga harus mikir, kalau menangis demi orang yang hatinya bukan untuk kita lagi itu gadak gunanya. Mencintai seseorang yang tidak mencintai dirimu itu seni luka yang sangat indah bukan?" lanjutnya.

Cleona menoleh ke arah Byantara dengan pandangan nanar. Pemuda itu lalu melanjutkan, "Kalau kamu mau berbagi cerita, aku bersedia mendengarkan."

"Kenapa kamu tiba-tiba baik? Pasti ada maunya lagi ya?" tanya Cleona ketus.

Unrequited Love? [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang