Chapter 10 - Olimpiade Matematika

73 47 2
                                    

Hallow selamat datang ges👋🏻

Aish gak terasa udah chapter 10 xixie

Jangan lupa tinggalkan jejak + vote gambar bintang‼️

Selamat membaca ges semoga suka hehe
_________________

Hari yang dinanti-nantikan pun tiba. Pagi itu, Cleona bersiap-siap dengan sedikit gugup untuk pergi ke lokasi olimpiade matematika. Setelah memastikan semua perlengkapannya lengkap, sebelum berangkat menuju gedung tempat olimpiade diselenggarakan, Cleona meminta doa kepada ibunya terlebih dahulu.

"Ibu, doain Cleona juara ya."

"Pasti sayang, kamu pasti juara. Ibu yakin itu, ibu selalu doakan kamu dalam hal apapun," ucap Ibu mencium kening Cleona.

Setelah itu Cleona langsung mencium tangan ibunya untuk berpamitan berangkat menuju lokasi lomba.

Sesampainya di sana, Cleona langsung mencari nomor pesertanya dan mencari tempat duduk yang telah disediakan. Matanya menelusuri sekeliling ruangan untuk mencari keberadaan Kara, Shanza, maupun Byantara. Namun sepertinya teman-temannya itu belum tiba.

Tak lama kemudian, panitia mulai memberikan arahan mengenai aturan dan tata tertib olimpiade. Cleona mencoba untuk berkonsentrasi dan mengikuti instruksi dengan baik.

Tiba-tiba pandangannya menangkap sosok Byantara yang baru saja memasuki ruangan. Lelaki itu melambai ke arahnya sambil tersenyum simpul. Tanpa sadar, Cleona membalas dengan senyuman dan mengangguk mengisyaratkan rasa terima kasihnya karena pemuda itu datang untuk memberi dukungan.

Setelah pengumuman selesai dan olimpiade dimulai, Cleona langsung fokus mengerjakan soal-soal di depannya dengan penuh konsentrasi. Namun di sela-sela itu, matanya sesekali melirik ke arah Byantara yang memang duduk tidak jauh darinya. Seolah mendapat suntikan semangat dari keberadaan pemuda itu.

Waktu terus berlalu. Pulpen Cleona menari-nari di atas kertas dengan lancar mengikuti alur pikirannya dalam menyelesaikan soal demi soal. Keyakinan akan kemampuannya membuatnya tidak gentar sedikitpun menghadapi tingkat kesulitan olimpiade ini.

Di sisi lain, Byantara terus mengawasi Cleona dengan tatapan takjub bercampur bangga. Ia benar-benar terpana melihat kecerdasan dan kemampuan gadis itu dalam menguasai matematika. Senyum tipisnya mengembang melihat Cleona yang tampak begitu menikmati setiap detik olimpiade ini.

Begitulah, Cleona menjalani waktu olimpiade dengan semangat menggebu didukung kehadiran orang-orang terdekatnya. Kali ini, ia bertekad untuk meraih hasil terbaiknya demi mengukir sebuah prestasi membanggakan.

Waktu terus berlalu, dan akhirnya bel tanda berakhirnya olimpiade pun berbunyi. Cleona menarik napas panjang, merasakan peluh membanjiri pelipisnya setelah berjibaku dengan soal-soal selama beberapa jam.

Dengan percaya diri, Cleona mengumpulkan lembar jawabannya kepada panitia. Setelah itu, ia bergegas mencari keberadaan Byantara di antara kerumunan peserta dan supporter yang mulai memenuhi aula.

Tak butuh waktu lama baginya untuk menangkap sosok Byantara yang melambai ke arahnya. Senyum khas lelaki itu merekah, tampak begitu berbinar menatap Cleona.

"Hai, bagaimana tadi? Lancar kan?" sapa Byantara begitu Cleona menghampirinya.

Cleona mengangguk antusias. "Sangat lancar! Soal-soalnya sulit tapi seru, aku benar-benar merasa tertantang dan menikmatinya," jawabnya dengan nada penuh percaya diri.

"Aku bisa lihat itu dari caramu ngerjain soal tadi. Seperti mendapat kenikmatan duniawi tersendiri ya?" ujar Byantara terkekeh.

Pipi Cleona sedikit merona mendengar penuturan Byantara. "Hei, jangan meledekku!" Ia memukul lengan Byantara.

Unrequited Love? [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang