Chapter 9 - Merasa Kagum

71 52 2
                                    

Hallow selamat datang kembali👋🏻

Jangan lupa tinggalin jejak + vote yang gambar bintang‼️

Happy reading✨

________________

Setelah momen bercanda dan tukar nomor kontak itu, Cleona tiba-tiba teringat akan tujuan awalnya hari ini sebelum bertemu dengan Byantara.

"Ah iya, aku sampai lupa kalau tadinya mau ke perpustakaan kota," ujar Cleona.

"Oh kalau gitu ayo kita ke sana sekalian. Biar aku temani, siapa tahu kamu butuh bantuan mencari bukunya nanti," sahut Byantara cepat.

Cleona mengernyitkan dahi. "Nggak usah aku bisa sendiri, lagian aku bawa motor."

"Naik motorku aja, motor kamu di parkir disana. Tenang aja nggak bakal hilang kok. Kalau pun hilang nanti aku yang ganti motornya."

'Ha? Ini cowok apa bos uang kaget ya?' batin Cleona.

"Lagi pula mood kamu belum stabil juga. Jadi ntar kalau ada apa-apa dijalan gimana? Jadi yaudah aku temeni aja sekalian."

Mendengar alasan Byantara, Cleona tak dapat memungkiri ada sedikit rasa hangat yang menjalar di hatinya. Meski ia masih merasa canggung, namun kebaikan hati lelaki itu tidak bisa dipungkiri.

"Okey deh kalau gitu. Tapi naik motor masing-masing aja," ucap Cleona pada akhirnya.

"Yauda kalau kamu maunya gitu,"

Keduanya lalu bergegas menuju tempat parkir motor masing-masing dan memacu kendaraan mereka menuju perpustakaan kota. Sepanjang perjalanan, Byantara dengan sengaja menjaga jarak di belakang Cleona guna mengawal gadis itu sampai tujuan dengan selamat.

Sesekali Cleona melirik keberadaan Byantara dari kaca spion motornya. Hatinya sedikit berdebar mengingat kebaikan dan perhatian lelaki itu padanya hari ini.

Sesampainya di perpustakaan kota, Cleona langsung menuju ke bagian rak buku matematika. Dengan lihai, jemari lentiknya menelusuri deretan buku, memilah-milah referensi yang mungkin berguna untuk persiapan lombanya nanti.

Byantara yang mengawalnya dari belakang hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan Cleona yang begitu antusias. "Kamu benar-benar suka banget ya sama matematika?"

Cleona menoleh, lalu nyengir lebar. "Banget! Ini kan pelajaran raja yang paling mengasah logika," sahutnya dengan semangat.

Byantara terkekeh pelan melihat reaksi Cleona. "Masya Allah, sepertinya teori yang mengatakan anak cewek itu kurang sreg sama pelajaran matematika terbantahkan oleh dirimu."

"Ya nggak juga sih. Rata-rata murid emang banyak yang nggak suka matematika, baik cowok maupun cewek," balas Cleona santai sembari tetap memilih-milih buku.

"Makanya aku senang bisa jadi salah satu dari sedikit orang yang menyukainya," lanjutnya.

"Emang bukunya buat apa?"

"Buat olimpiade."

Byantara terdiam sejenak, lalu mengangguk-angguk kagum. Baru kali ini ia bertemu gadis yang benar-benar mencintai pelajaran matematika yang notabene musuh besar bagi kebanyakan siswa.

"Kalau gitu, jaga terus semangatmu itu ya. Aku jadi ikutan terkagum melihat antusiasme di matamu saat memilih buku tadi," puji Byantara tulus.

Pipi Cleona sedikit merona mendengar pujian itu. Namun gadis itu hanya mendengus geli untuk menyembunyikan rasa malunya.

Unrequited Love? [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang