18. Demam

8.5K 420 6
                                        

Selamat datang dan selamat membaca cerita 'Sepenuh Hati'

Sebelum baca jangan lupa pencet bintangnya dulu ya, Terimakasih

***

Salsa pergi ke Rumah milik Rony untuk memastikan apakah cowok itu ada disini, atau tidak. Pasalnya, sejak pagi Rony tak kunjung membalas pesannya. Ketika Salsa tanya pada kedua sahabat Rony tentang keberadaan cowok itu pun, dua manusia itu mengatakan tidak tahu.

Mustahil memang Jika kedua orang itu tidak tahu, tapi sekeras apapun Salsa bertanya tetap dijawab tidak tahu. Karena kesal pun ia memutuskan nekat kesini.

Ini sudah hampir sore, tapi Rumah Rony sungguh sangat gelap, tidak ada pencahayaan sedikit pun. Salsa berpikir apa mungkin memang benar cowok itu tidak di Rumahnya dan pasti Orang tuanya sedang berada di Luar Kota untuk mengisi acara. Suka sekali memang membuat Salsa khawatir.

Salsa tidak mempermasalahkan Jika Rony ingin pergi kemana pun, tapi dengan syarat tetap mengabarinya. Bukan posesif sih, tapi lebih ke karena Rony itu manusia dengan Mood yang tidak bisa di tebak sama sekali. Salsa takut jika cowok itu Tiba-tiba kambuh, dan tidak ditemani oleh Siapapun.

Meskipun tidak meyakinkan bahwa Rony ada di Rumah nya, Salsa tetap menuju ke Rumah Rony untuk memastikan.

Salsa mengetuk Pintu Rumah Rony namun Rumah itu tidak Dikunci, akhirnya Salsa masuk dan segera menuju ke Kamar Rony.

Gelap. Bahkan jendela kamar, dan gorden nya tidak di buka. Salsa memilih menghidupkan lampu, begitu kamar terang, Salsa melihat sebuah gundukan di dalam selimut yang tertutup Rapat. Bukan! Bukan guling. Guling tidak sebesar itu.

Salsa mendekati itu, dan membukanya perlahan.

"Kamu kenapa, Ronn?" Salsa kaget, dan langsung meletakan telapak tangannya ke kening Rony. Panas sekali. Dilihatnya juga baju Rony sudah basah karena keringat.

"Ronn, bangun!" Salsa mengguncangkan tubuh Rony dengan panik.

Pantas saja tidak membalas satu pun pesan dari Salsa, ternyata cowok itu sedang sakit.

"Eunghhh..." Tampak Rony berusaha membuka matanya seraya menggeliat pelan. Kepalanya terasa pusing, dan berkunang-kunang. la tak sanggup membuka matanya.

"Yang, kamu?!" Tanyanya memastikan dengan suara serak, dan lirih.

"Kamu kenapa gak bilang sama aku kalau lagi sakit gini." Tanya Salsa seraya mengusap dahi Rony yang terus berkeringat.

"Gak parah kok." Jawab cowok itu pelan.

"Apanya yang gak parah? Panas banget gini kok." Jawab Salsa dengan kesal.

"Sekarang bangun! Ganti baju nya, udah basah banget itu. Kamu benar-benar ya, iss..." Salsa tak bisa melanjutkan kata-katanya.

la ingin menangis seja. Pasti Rony begini karena rela kedinginan tanpa jaket, dan Hujan- hujanan untuk melindunginya kemarin malam.

Ah, Semua tentang kesehatan Rony selalu membuatnya takut, gelisah, dan khawatir berlebihan.

"Susah banget mata aku buat melek, yang." Ucap Rony seraya mengangkat kedua tangannya, dan diarahkan ke matanya untuk membuka mata itu lebar-lebar.

"Aku buat makanan, ya. Pasti kamu belum makan dari pagi."

Rony sudah bisa membuka matanya walau tidak sepenuhnya lebar karena memang pusing di kepala nya sangat hebat. la menyandarkan tubuhnya di kapala kasur, lalu menatap kekasihnya yang tengah membuka lemari pakaian nya.

Sepenuh Hati [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang