Setelah hujan reda, sore hari nya Ive pergi ke apartemen sang suami, ia sudah izin kepada keluarga nya untuk keluar dengan alasan ingin menenangkan diri nya sebentar.
Ia datang menaiki taxi, Eza tak mau diantar supir rumah nya, selang beberapa waktu ia sampai di depan apartemen yang cukup besar.
Eza menatap nanar apartemen itu, hati nya berkecamuk saat ingin memasukan PIN apartemen agar bisa masuk kedalam nya.
Untung saja Dava pernah memberitahu nya tentang beberapa hal yang mengenai apartemen yang awal nya milik bapak nya tapi sekarang sudah menjadi milik nya seutuhnya.
Tanggal dimana mereka menikah adalah PIN apartemen Dava, ia mulai memasuki nya dengan langkah pelan.
Alangkah terkejutnya ia saat melihat pemandangan yang membuat nya tak bisa berkata kata.
Dinding yang dipenuhi dengan foto nya dan Dava terpajang dengan rapi dan elegan, mulai dari foto masa kecil bahkan hingga foto pernikahan mereka pun terpajang di sana.
Ve menatap nanar semua foto itu, pandangan nya tertuju ada salah satu foto yang terletak diatas meja.
Dengan gerakan pelan dan hati hati ia mengambil nya lalu mengelusnya pelan, didalam nya terdapat gambar Dava dan Eza tengah saling bersuapan dengan raut bahagia yang tercetak jelas di wajah mereka.
Air mata nya jatuh melihat foto besar yang terpajang diruang tamu, gambar ketiga sahabat tengah berpelukan hangat bersama sama.
Foto nya dengan Alesya pun ada, bahkan diantara salah satu foto dengan riang nya mereka bertiga saling berciuman, ia yang berada ditengah pun kedua pipinya terkena sosoran dua sahabat nya.
Alenza berjalan menuju kamar Dava, dengan jantung yang berdebar kencang ia melihat lagi beberapa foto yang tengah bermesraan bersama Dava.
Ia duduk dipinggiran ranjang dengan tatapan sendu menatap semua dekorasi kamar. "Lo pasti capek baut ini semua Dav.." ujar Eza menghapus air matanya
"Kenapa juga lo buat semua ini?" monolog nya bertanya
Tiba tiba matanya menangkap sebuah objek yang terlihat menonjol diantara benda yang lain.
Eza mengambil sebuah amplop berwarna biru yang terletak diatas nakas, ia membuka surat itu yang ternyata dibuat untuk nya.
Sebuah tulisan tangan panjang tertera di atas kertas itu, dengan segara ia membacanya didalam hati.
•••
Dear : My Wife
Hai Al, lo pasti udah tau kalo surat ini buat lo dong. Gw cuma gabut aja nulis kayak ginian, gw buat surat ini setelah selesai ngadain pernikahan sama lo, karena ada waktu luang, gw sempetin buat.
Gw cuma mau ngomong ini, lo pasti tau kalo perasaan gw dari dulu sama sampe sekarang. Gw cinta mati sama lo dan sedangkan lo kayak nya sedikit nggak percaya sama omongan gw.
Tapi nggak apa apa, gw bakal buktiin kalo semua yang gw ucapin adalah kejujuran yang akan dibayar pembuktian.
Kenapa gw bisa bisa nya kepikiran buat surat kayak gini, gw juga nggak tau.. hati gw yang minta.
Gw cuma mau pesan sana lo Al, nggak banyak kok hehe, baca baik baik ya sayang.. jangan sampai ada yang kelewat.
Pertama : Misal kalo gw udah nggak ada duluan, jangan pernah cari pengganti gw!.
Kedua : Tapi kalo misal nya lo yang pergi duluan, gw nggak bakalan cari pengganti itu pasti! nggak ada yang boleh gantiin posisi lo di hati gw begitupun sebalik nya!.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENZA [END]
Teen Fiction"Aku kira hari-hariku akan terasa bahagia setelah aku menyelesaikannya. Namun, untuk tersenyum saja rasanya sangat berat untuk ku lakukan. Air mata terus menerus menghujani pipi ku. Tangan ku enggan menghapusnya. Biarkan lah setiap tetesannya menjad...