19 ; Hal-hal Tak Disangka

76 32 123
                                    

"Teruslah melangkah melupakan dirinya, tinggalkan dia untukku sekarang." -Karena Kamu, Geisha


Kamis, 19 November 2020

Pagi ini, Yuki baru saja sampai di depan gerbang sekolah. Ia segera turun dari mobilnya dan berjalan menuju ke arah pintu masuk.

"Ini buat kamu. Jangan dibuka di sini ya," kata seorang relawan yang berdiri di pintu masuk sekolah. Relawan tersebut adalah seorang wanita muda yang berusia sekitar 20 tahunan yang mengenakan kaos berwarna hitam bertuliskan "Komunitas Anti Seks Bebas".

Yuki melihat amplop yang tengah ia pegang dengan tatapan bingung. Ia sedang menerka-nerka apa isi amplop itu dan siapa wanita tersebut.

"Heh Yuki!" panggil seseorang. Setelah Yuki menengok, ternyata yang memanggilnya adalah Tiara yang tengah berjalan bersama Raza, pacarnya.

"Lo dapet amplop juga?" Tiara angkat bicara karena bingung dengan amplop yang didapatkannya. Sebab, Tiara juga tak mengerti apa tujuan relawan-relawan tersebut membagikan amplop tersebut pada para peserta didik.

"Dor!" Devon mengagetkan Yuki, Tiara, dan Raza, "hitungan ketiga, kalian harus buka amplopnya ya. Satu... dua... tiga!"

Sesuai perintah Devon, Yuki, Tiara, dan Raza pun langsung membuka perekat amplop tersebut. Begitu dibuka, ekspresi kaget terpampang jelas di muka Yuki, Tiara, dan juga Raza. Bagaimana tidak, isi amplop yang dibagikan tadi adalah kondom!

"Kondom? Seriusan isinya ini?" tanya Tiara setelah mengetahui isi dari amplop misterius itu.

"Ya bisa aja sih, soalnya lo berdua pacaran mulu. Tadi aja berangkatnya bareng, pantes lah kalo dicurigain. Soalnya kalo di luar mesra, begitu ketemu ruangan tertutup biasanya langsung zina," Yuki melempar sebuah candaan. Bukan berniat berburuk sangka, namun yang Yuki katakan ada benarnya. Beberapa kali, pasangan yang belum menikah namun sudah mengumbar kemesraan di depan umum, ternyata diketahui melakukan perbuatan yang tidak semestinya dilakukan oleh pasangan yang belum menikah.

"Heh! Lo jangan suudzon ya! Gue bahkan gandengan ama Tiara aja masih canggung, dan bundanya Tiara walau ngerestuin hubungan dia ama gue, beliau nerapin batasan-batasan yang ga boleh gue langgar! Sanksi sosialnya berat, apalagi sanksi secara agama, soalnya agama gue melarang keras hubungan badan yang dilakuin di luar nikah," omel Raza. Yuki pun hanya tersenyum karena malu atas kata-katanya.

Saat Yuki meletakkan tas di bangkunya, tiba-tiba saja Bu Virly, wali kelas 11 IPA B datang ke kelas. Bu Virly meminta anak-anak kelas untuk segera turun ke aula serbaguna, karena murid kelas 11 mengikuti sebuah sosialisasi untuk mengisi jam ke 1 & 2. Sosialisasi tersebut membahas mengenai edukasi seks untuk remaja, dengan mendatangkan sejumlah relawan dari Komunitas Anti Seks Bebas. Hal pertama yang dibahas oleh sang pembicara adalah tentang kondom yang tadi dibagikan. Mereka meminta anak-anak untuk mengamati kondom tersebut, sembari mereka menerangkan tentang fungsi kondom dan apa pentingnya menggunakan kondom untuk menghindari risiko tertular penyakit menular seksual. Selain itu, mereka juga menjelaskan tentang isu hamil di luar nikah yang sempat merebak beberapa bulan silam, termasuk menjelaskan penyebab, risiko, dan tindakan preventif yang dapat dilakukan.

Walaupun sosialisasi tersebut berlangsung selama satu setengah jam, namun hal tersebut sama sekali tak membuat Yuki jenuh. Mengapa demikian? Ya, karena pembicaranya menggunakan bahasa yang singkat, padat, mudah dipahami, dan juga mengasyikkan bagi para remaja. Karena laki-laki dan perempuan digabung dalam satu ruangan, Yuki sempat mendengar kekehan dari para murid laki-laki saat sang pembicara sedang menjelaskan tentang alat reproduksi perempuan. Oleh sebab itu, sang pembicara pun beberapa kali menyebutkan bahwa hal-hal yang disampaikan bukanlah pornografi, melainkan edukasi agar para remaja lebih berhati-hati dalam membuat keputusan, apalagi yang berhubungan dengan organ-organ reproduksi.

Skip ke waktu siang

Siang itu, setelah istirahat kedua terbitlah pelajaran Kimia. Saat pelajaran itu, entah mengapa Yuki terasa sangat mengantuk. Apakah itu efek dari makan siang Yuki? Tak tahu, intinya Yuki seringkali merasa mengantuk di sekitar jam satu siang, apalagi setelah makan siang. Karena tak mampu menahan kantuk, Yuki pun tertidur saat pelajaran. Sang guru sepertinya tidak terlalu tertarik untuk membangunkan Yuki yang tertidur, sehingga Yuki bisa menikmati waktu tidur siangnya sembari mendengarkan pelajaran.

Setelah pelajaran selesai, Yuki pun pergi ke perpustakaan untuk mengambil ponselnya yang tengah diisi dayanya. Biasanya, baterai ponselnya sudah hampir penuh setelah ditinggal untuk mengikuti pelajaran. Sesuai prediksi, ternyata benar, baterai Yuki menunjukkan 85%. Maka dari itu, sembari menunggu, Yuki pun mengecek ponselnya. Begitu Yuki memerhatikan notifikasinya, ia kaget bukan kepalang. Sebab, Reisha menelepon Yuki. Tak biasanya Reisha menelepon Yuki, pasti ada hal yang sangat penting.

Reisha menelepon Yuki, karena Reisha memiliki berita panas untuk disampaikan. Ya, berita tersebut adalah berita mengenai putusnya Valen dan Raya. Hal tersebut sangat tak disangka oleh Yuki. Bagaimana tidak, hari Minggu kemarin, mereka baru saja mengulang bulan jadian ke 16, dengan pergi ke kafe es krim. Yuki mengetahuinya karena melihat pembaruan status Whatsapp Valen. Namun, Reisha mengirimkan tangkapan layar dari salah satu status Whatsapp Valen yang menyatakan jika Valen dan Raya betulan sudah putus. Reisha juga terlihat semangat untuk menjodohkan Yuki dengan Valen yang kini jomblo, bahkan menunggu kabar jadian antara Yuki dan Valen. Yuki pun merespon hal tersebut dengan sebuah tawa kecil, sebab ia yakin 100% jika hal tersebut tak semudah membalik telapak tangan.

Di sisi lain, Yuki juga melihat sebuah pesan dari Valen. Tanpa diminta, Valen berkata bahwa ia sudah putus dengan pacarnya. Ia juga menasihati Yuki untuk menjadi orang yang ramah dan menyenangkan agar ia memiliki banyak teman, dan dengan sifat baik seperti itu, ia pasti akan didekati oleh seseorang yang bakal menjadi pacarnya, jika ia ingin berpacaran. Namun, Yuki berkata bahwa ia belum ingin berpacaran. Setelah itu, Valen tiba-tiba bertanya ke Yuki, apakah dia punya teman laki-laki yang jomblo untuk diperkenalkan pada teman perempuannya. Namun, Yuki berkata bahwa ia tidak memilikinya, karena Yuki cukup sungkan untuk mengirimkan nomor atau akun sosmed teman prianya yang tak berjumlah banyak itu, sebab Yuki tak dekat dengan mereka.

Setelah itu semua, ponsel Yuki yang telah terisi penuh pun ia cabut dan segera membawanya kembali ke kelas. Menyadari bahwa jam pelajaran berikutnya sudah berlangsung beberapa menit, ia pun berjalan agak cepat menuju kelas. Benar saja, gurunya sudah ada di kelas. Guru tersebut sedang mengabsen para murid, namun belum menyebut nama Yuki. Sehingga, Yuki pun tercatat hadir dalam kelas terakhir, yakni PKWU.

Saat di kelas, sembari memperhatikan pelajaran, Yuki pun teringat sesuatu. Ya, tanpa basa-basi lagi, ia langsung menghubungi Mischa, adik sepupunya. Pada Mischa, ia menceritakan hal mengagetkan yang ia ketahui hari ini. Ternyata, Mischa sudah pulang dari sekolah sehingga bisa membalas pesan Yuki. Mischa kembali melanjutkan agendanya menjelek-jelekkan Raya. Kali ini, ia menyebut Raya sebagai orang yang sangat drama. Yuki pun mengirim foto Raya pada Mischa, untuk menunjukkan bagaimana tampang Raya. Mischa bertanya, apakah benar itu foto dari Raya? Sebab walaupun Raya adalah seorang tokoh publik, Mischa tidak mengenal Raya. Yuki pun menjawab bahwa itu benar fotonya, dan komentar Mischa sungguh tiada disangka. Ya, Mischa menyebut bahwa Raya tak lebih cantik dari Yuki, dan hanya menarik karena wajah bulenya. Yuki pun membalas pesan tersebut dengan stiker tertawa, karena tak mengerti bahwa adik sepupunya akan sejauh itu menjelek-jelekkan Raya.

Error : Who Is She? (02 line)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang