"Aku sungguh cinta, tapi mungkin kamu yang bodoh" -Dia Masa Lalumu, Aku Masa Depanmu, Vionita
Istirahat pertama ini, Yuki iseng pergi ke kelas Valen setelah menghabiskan makanan kecil yang disiapkan oleh ibunya di rumah. Tujuannya pergi ke kelas itu adalah untuk menanyai Valen beberapa pertanyaan terkait putusnya dia dengan Raya Mackenzie Wilson, bintang pop remaja itu.
"Dor! Kalo lo denger ini, berarti tandanya lo kangen sama gue. Gimana hari lo, Valen?" ucap Yuki dengan nada yang ceria. Walau begitu, Valen tetap bersikap dingin dan menjawab, bahkan dia tidak melihat ke arah Yuki.
"Valen, lo kenapa sih? Sumpah, gue serem deh kalo lo kaya gini. Hari lo buruk ya?" Yuki kembali bertanya."Kalo lo udah tau, kenapa lo masih nanya?" respon Valen ketus.
"Gini, Len. Gue tuh cuma mau lo bahagia, dan gue nyoba dengan seluruh usaha gue buat bikin lo seneng, jadi kalo hari lo emang buruk, gue cuma bisa berdoa biar hari lo makin baik," Yuki mencoba menjelaskan perasaannya pada Valen, "kalo hari lo buruk, gue tuh jadi kepikiran terus. Kalo Valen sedih, Yuki juga sedih. Yuki harap Valen bisa ngerti."
"Yuki, stop ngomongin hal-hal yang susah buat gue mengerti. Lo tau ga sih, gue semaleman ga tidur?" komentar Valen.
"With this being said, lo tinggal tidur yang cukup. Mikirin sebuah masalah itu penting, tapi jangan jadiin masalah itu sebagai beban dan berkutat sama masalah itu terus. Semoga hari lo lebih baik. Kalo lo butuh waktu sendiri gapapa, yang penting kabarin gue," Yuki berusaha menghibur Valen agar tak terlalu memikirkan masalahmya.
"Buat apa gue harus ngabarin lo?" ucap Valen. Entah Valen yang sengaja meremehkan usaha Yuki, atau dia yang memang salah paham dengan perlakuan Yuki padanya.
"Ya soalnya gue panik kalo lo ga ngabarin gue. As simple as that," jawab Yuki.
"Waduh waduh, untung saya di tengah, karena dua orang di sebelah saya penuh dengan amarah," ejek Devon yang sedari tadi menguping argumen antara Valen dan Yuki.
"Ga jelas," komentar Yuki singkat. Tanpa sadar, bel pertanda istirahat pertama usai telah berdering. Maka dari itu, Yuki dengan cepat segera meninggalkan kelas Valen dan kembali ke kelasnya.
Jadwal pelajaran di kelas 11 B IPA setelah istirahat pertama adalah Matematika Wajib. Yuki dengan sangat keras berusaha untuk memahami materi limit fungsi aljabar yang dijelaskan oleh sang guru, tetapi hatinya yang gundah menghalanginya untuk fokus pada materi. Ia terus menerus memikirkan tentang apa yang membuat hari Valen tak baik hingga ia menjawab Yuki dengan ketus. Yuki memang anak yang mudah merasakan perasaan orang-orang di sekitarnya, sehingga tak jarang ia juga ikut sedih setiap kali ada temannya yang merasa sedih. Saking kalutnya Yuki dalam pikirannya, ia sampai tertidur di tengah-tengah kelas berlangsung. Untung saja, Yuki hari ini tak duduk di baris depan sehingga gurunya tidak sadar dengan keberadaan Yuki yang tertidur.
Skip ke istirahat kedua
Yuki sangat tertarik untuk membuka kotak bekal makan siangnya. Bagaimana tidak, sang ibu telah berjanji untuk membawakan makaroni keju kesukaan Yuki. Begitu dibuka, Yuki pun langsung melahap bekalnya itu dengan cepat sampai habis tak bersisa. Selesai ia makan, ia langsung beranjak ke kelas Valen untuk melanjutkan kembali dialognya yang sempat terhenti.
"Hai, Valen. Udah baikan belum?Kalo harimu buruk, selalu inget ada banyak banget orang yang keadaannya jauh lebih buruk daripada kamu. Jadi, selalu inget buat bersyukur dan baik pada diri sendiri ya! Gue itu tuh selalu dipaksa biar nilainya bagus terus sama ortu, esp Fisika sama MTK, tapi gue berusaha buat jadi baik sama diri sendiri terus," cerita Yuki.
"Jangan samain diri gue sama lo, kita beda," ucap Valen singkat.
"Valen! Lo sadar ga sih kalo idup itu tuh ujiannya banyak banget? Gue sering dapet ujian juga, ujian dari Tuhan. Semua pasti dapet, tapi lo harus tetep tegar. Lo harus kuat. Jangan kecepetan nyerah, lo pasti bisa ngelewatin. Sengeyel-ngeyelnya gue, juga kayaknya masih ngeyel lo," komentar Yuki.
"Gue emang ngeyel kalo urusan cinta," ucap Valen singkat.
"Gue juga sih, tapi yang gue rasain adalah, sakit banget ngeliat lo belum selesai ama masa lalu lo," Yuki akhirnya berhasil mengutarakan perasaannya yang selama ini mengganjal hatinya. Memang benar, Yuki selama ini kesal sekaligus kecewa dengan sifat Valen yang mendekati banyak orang dan memberi perhatian pada Yuki, padahal ia masih menyimpan rasa pada Raya.
"Nayuki, use your brain and heart. Gue dua tahun full sama dia terus, dan gue baru putus beneran sekarang. Gimana ceritanya gue bisa move on secepet dan segampang itu?" ucap Valen dengan nada tinggi.
"Wuuuu, dasar Valen gamon. Move on dong, kasian tuh ada yang nungguin," ejek Reisha yang sama sekali tak dihiraukan oleh Valen dan Yuki.
"Tau nih, galau melulu ga baik loh," celetuk Gwen yang sedari tadi menguping pembicaraan Valen dan Yuki.
"Gue ngerti, Valen. Walau begitu, gue yakin lo bakalan nemu yang lebih baik di masa depan," Yuki mencoba menenangkan Valen.
"Lo kalo mau nenangin gue, cukup diem," tolak Valen.
"Gimana gue mau tenang, Valen. Gue udah beberapa bulan ke belakang ini nyimpen rasa sama seseorang, tapi gue ga berani ungkapin. Terlebih lagi, ada halangan yang bikin gue ga bisa buat langsung ungkapin gitu aja," cerita Yuki.
"Lo jangan cemen gitu dong! Gue tau lo pemberani, tinggal bilang "gue suka lo, mau ga jadi pacar gue?" apa susahnya?" omel Valen.
"Ga bisa, dia terlalu berpegang teguh sama masa lalunya. Maaf kalo jawaban lo bikin gue kecewa, tapi emang kaya gitu adanya," komentar Yuki. Orang yang dimaksud Yuki ada tepat di depan matanya, tapi Yuki tak ingin langsung mengatakan bahwa itu adalah Valen.
"Lo emang tolol ya. Lo ngajak gue ngomong di saat kepala gue lagi panas," omel Valen.
"Ya udah istirahat dulu sana. Lihat yang seru-seru. Kalo butuh temen cerita ya udah cerita aja. Lo dulu ngejadiin gue temen cerita kan? Tapi banyak yang ga gue ceritain ke lo karena takut lo keganggu," Yuki kembali mencoba membuat Valen nyaman.
"Gue lagi ga butuh sandaran," lagi-lagi kata-kata Yuki mendapatkan penolakan dari Valen.
"Trus apa yang lo butuhin?" pinta Yuki.
"Bisa ga lo bawa masa lalu gue kembali? Ga kan? Ya udah sana diem," ucap Valen ketus.
"Ya makanya lo harus liat ke depan, Valen. Jangan terlalu terpaku sama masa lalu lo."
"Gue orangnya keras kepala kalo urusan cinta. Banyak yang nasihatin tapi gue terlalu ngekeh," jawab Valen.
"Valen, Valen. Lo akuin sendiri kan kalo lo emang susah dikasih tau? Ya udah, sana Yuki balik ke kelas dulu. Biar gue sama Reisha aja yang ngomong," ujar Gwen. Sesuai perintah Gwen, Yuki pun langsung pergi dari kelas Valen. Yuki mengintip dari jendela, ia melihat teman-teman Valen sedang mencoba untuk membicarakan sesuatu dengan Valen. Kendati demikian, Yuki tak mendengar apa yang dibicarakan Valen dan teman-temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Error : Who Is She? (02 line)
Ficção Adolescente[UNBELIEVABLE SEASON 2] "Selalu ada kala dimana kau merasa sebagai sistem yang gagal" Kabar meninggalnya seorang gadis yang populer tiba-tiba menghebohkan sekolah. Namun, bagaimana jika sebenarnya gadis itu tak pernah meninggal? Kedatangan anak baru...