:: Bagian 5 ::

211 25 13
                                    

Disaat kakak ipar dan kakaknya memilih untuk jalan-jalan mengelilingi GBK, Gista justru lebih memilih duduk santai dipinggir trotoar membuat Hasta ikut duduk di sebelahnya. Entah kenapa gadis itu lebih pendiam dari sebelumnya padahal dia selalu saja punya topik untuk dibahas dengan Hasta.

"Lagi sakit?" Tanya Hasta setelah keduanya cukup lama diam dan hanya mendapat gelengan kepala dari Gista.

Hasta memilih diam, mungkin saja gadis itu sedang bad mood. Semalam sepertinya baik-baik saja saat keduanya berkirim pesan. Hasta masih setia menemani Gista meskipun gadis itu hanya diam sambil bermain ponselnya.

"Aku laper, cari makan yuk, Mas!" Ajak Gista. Gadis itu sudah berdiri, membuat Hasta ikut berdiri.

"Makan bubur mau?" Tawar Hasta.

"Boleh deh!" Gista berjalan mendahului Hasta, Hasta tersenyum sebelum berlalu mengejar Gista.

Tak jauh dari tempat mereka duduk tadi ada pedagang bubur ayam, mereka berdua makan di sana. Ini kedua kalinya Hasta memesankan Gista makanan dan entah kebetulan atau tidak Hasta memesankan sesuai apa yang Gista suka. Selama makan pun pandangan Hasta tak pernah lepas dari Gista membuat gadis itu sedikit salah tingkah.

"Kenapa sih dari tadi mas Tata ngeliatin aku? Ada yang aneh sama aku?" Gista berhenti menyendokkan bubur ke mulutnya.

"Cantik!" Puji Hasta apa adanya. Sejak pertama kali bertemu Hasta sudah merasa kalau Gista berbeda dengan perempuan-perempuan diluar sana yang sudah dia temui. Bahkan dulu Hasta tidak pernah memuji Hana cantik.

"Siapa?" Gista menoleh kebelakang namun tidak ada perempuan di belakangnya.

"Yang cantik itu kamu kenapa noleh ke belakang coba? Nyari siapa?" Hasta terkekeh melihat tingkah Gista, dia tahu bahwa gadis itu sedang salah tingkah.

"Siapa tau dibelakang ada cewek cantik!" Gista menunduk, Hasta masih memandanginya membuatnya semakin salah tingkah.

"Nggak ada yang lebih cantik dari kamu di sini!" Puji Hasta lagi. Hasta bukan tipe cowok yang suka gombal, Gista harus tahu itu.

"Bohong! Udah buruan makan nanti dingin nggak enak buburnya! Dan jangan ngeliatin aku terus, mas Tata!"

"Kenapa nggak boleh? Salting ya?" Hasta semakin menggoda Gista.

"S-siapa yang salting? Enggak!"

"Makin cantik kalo lagi salting!"

"Ih, mas Tata! Aku tinggal nih kalo gombal terus!"

"Maaf, maaf! Ya udah kita makan dulu!"

Keduanya melanjutkan makan kembali, namun Hasta masih tidak bisa mengalihkan pandangannya pada Gista. Jangankan Hasta, cowok lain yang sedang melintas pun menatap ke arah Gista sekalipun cewek itu sedang makan bersama cowok lain. Hasta sampai harus menatap tajam kearah mereka agar tidak menatap Gista lagi.

Selesai makan, Hasta langsung bangkit untuk membayar bubur yang mereka makan dan juga teh hangat. Gista memperhatikan Hasta dari belakang. Cowok semapan dan seganteng Hasta tidak mungkin tidak punya pacar. Gista yakin kalau cewek yang Hasta upload di akun Instagramnya pasti memiliki hubungan spesial dengan cowok itu.

"Ta!" Panggil Hasta untuk kesekian kalinya, cowok itu sudah berdiri didepan Gista beberapa saat yang lalu namun sepertinya Gista tidak sadar.

"Eh!" Gista terjingkat, "udah selesai, Mas?"

"Kamu lagi mikirin apa sih? Dari tadi diem aja, aku udah berdiri di depan kamu dari tadi lho. Kalo ada masalah bilang, cerita sama mas Tata ada apa!"

"Nggak pa-pa, Mas!"

Growing Pain (HaeSelle)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang