:: Bagian 2 ::

291 29 15
                                    

Haaaii! Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan. Selama bulan Ramadhan, Growing Pain akan update sebelum buka puasa untuk menemani ngabuburit kalian. Semoga suka ya! Abaikan typo karena lagi males ngedit 🤭 Selamat membaca!


Alarm handphone Hasta berbunyi pukul enam, selepas menunaikan sholat istikharah dan sholat subuh tadi Hasta memang sengaja untuk tidur lagi. Biasanya Hasta akan mengerjakan tugas kantornya yang belum selesai atau sekedar joging keliling perumahan tempatnya tinggal. Laki-laki itu masih berbaring diatas tempat tidur, tangan kanannya terulur menyalakan lampu tidur karena Hasta tidak bisa tidur dengan lampu menyala. Hasta menatap langit-langit kamarnya, mengingat kembali mimpi yang baru saja dialaminya dalam tidur singkatnya itu.

Dimimpinya, Hasta bertemu lagi dengan perempuan Jakarta yang dia tolong beberapa hari lalu. Anehnya perempuan itu memperkenalkan dirinya dengan nama lengkapnya. Veisa Ayu Agista. Hasta mengingat jelas nama itu, nama yang dikenalkan perempuan itu lewat mimpinya barusan. Hasta memang mengagumi perempuan yang sempat ditolongnya itu namun semalam Hasta tidak memikirkannya sama sekali, bagaimana mungkin perempuan itu tiba-tiba muncul dan memperkenalkan namanya secara lengkap?

Hasta meraih ponselnya, membuka aplikasi Instagram dan mencari nama yang baru dia dapatkan dalam mimpinya, namun tidak ada nama pengguna dengan nama Veisa Ayu Agista. Hasta mencoba mencari dengan nama lain namun lagi-lagi dia tidak menemukan akun cewek Jakarta itu. Karena tidak menemukan jawaban, Hasta memilih untuk pergi mandi saja cutinya sudah habis jadi dia harus masuk kerja sekarang.

°GrowingPain°


Hasta turun ketika sudah rapi dan siap berangkat ke kantor, di meja makan semua keluarganya sudah berkumpul bahkan Windy yang libur kuliah saja sudah duduk manis di meja makan padahal biasanya jika libur kuliah anak itu akan bangun siang. Hasta meletakkan tas kerjanya di sofa ruang keluarga sebelum mendudukkan diri bersama papa dan adiknya.

"Tumben bangun pagi, biasanya juga mbangkong?" Ejek Hasta.

"Emang nggak boleh bangun pagi?" Sungut si bungsu.

"Ya bukan gitu, aneh aja liat kamu bangun pagi!"

"Papa juga aneh liat kamu pagi ini, udah nggak patah hati lagi?" Beni tak mau kalah mengompori Hasta.

"Lah, siapa yang patah hati? Sorry, Pa! Nggak ada namanya patah hati di dalam kamus Hasta."

"Udah iyain aja biar seneng anaknya!" Tina datang membawa sepiring ayam goreng kesukaan suami dan anak bungsunya.

"Kan emang nggak patah hati, Ma! Kemarin itu cuma kaget aja ternyata bisa juga putus setelah berjuang sendiri selama bertahun-tahun," Hasta masih tidak terima jika dua hari kemarin dia dibilang patah hati.

"Iya, iya! Nggak ada yang patah hati. Udah ayo sarapan!" Tina mengambil piring Beni untuk mengambilkan suaminya itu nasi.

"Nanti pulangnya jangan malem-malem, Mas! Mas Dewa ngajak ke Jakartanya nanti soalnya mbak Rindu pengen ngajak Arka jalan-jalan di Jakarta."

"Terus nanti mas Dewa sama mbak Rindu kesini dulu?"

"Ya enggak! Masmu langsung berangkat ke Jakarta nanti ketemu disana, mungkin masmu berangkatnya sore."

"Lho kemarin katanya kita yang disuruh ke Surabaya, berangkat dari Surabaya?" Tanya Tina.

"Yang bener yang mana?" Windy jadi ikut bingung.

Growing Pain (HaeSelle)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang