:: Bagian 13 ::

138 18 11
                                    

Setelah pulang dari yayasan, Raka mengajak mereka untuk makan disebuah restoran langganan mereka. Shasha inisiatif untuk mentraktir mereka semua, mereka memesan tempat VIP karena ingin mengenal Gista lebih jauh. Biasanya juga jika mereka berkencan secara ramai-ramai juga akan makan di restoran ini.

Untung saja tadi di yayasan Gista sempat mandi, kebetulan ada baju dan perlengkapan mandinya. Jadi dia tidak perlu malu karena tidak mandi, salahnya juga kenapa tidak mandi di rumah Hasta tadi. Hasta menarik Gista agar duduk disampingnya padahal Katrine dan Shasha tadi sudah hampir mengajaknya duduk bertiga. Jadilah Katrine dan Shasha bersebelahan, sedangkan Hasta, Gista Windy dan Nathan berhadapan dengan Jojo dan Raka.

"Tapi ya, Gi! Untungnya kamu ketemunya Hasta bukan orang lain, mungkin kalau ketemu orang lain belum tentu ditolongin sih," ucap Shasha mengingat cerita Gista yang hampir dilecehkan.

"Aku udah mau pergi waktu itu, terus tiba-tiba mas Tata Dateng. Iya bener juga, mungkin akunya juga nggak jadi makan dan langsung ke bandara."

"Udah jodoh aja, Sha! Pertemuan mereka luar biasa sih. Bayangin aja, mas Dery sering banget nyeritain Gista di kantor dan dia pengen banget ngejodohin Hasta sama Gista, tapi mereka malah ketemu sendiri secara nggak sengaja," sahut Nathan.

"Plot twistnya lagi orang tua mereka temenan dan mereka dijodohin!" Imbuh Jojo.

"Banyak banget plot twistnya mereka berdua sebenernya. Jadiin buku deh, pasti laku keras!" Sahut Katrine.

"Shasha noh, penulis! Sha, bikinin buku tentang kita!"

"Enak aja! Aku yang pacarnya aja nggak pernah dibuatin cerita!" Protes Raka.

"Siapa bilang? Dua bukuku nyeritain kamu ya, cuma kan aku nggak mungkin gambarin tokoh cowoknya plek ketiplek sama kamu. Ada yang aku tambahin sifat sama karakternya, keliatan banget nggak pernah baca bukuku kamu!"

"Baca, Sayang! Tapi yang mana buku kamu yang nyeritain aku, aku nggak tau karena aku nggak ngerasa cerita kamu nyeritain aku!"

"Bentar! Tadi kan yang request dibuatin buku kan aku ya, kenapa jadi kalian berdua debat?"

"Raka tuh yang ngajakin ribut!"

"Win, bener kamu! Mas Raka nyeremin!" Bisik Gista pada Windy yang duduk disebelahnya.

Perdebatan mereka terhenti saat pesanan mereka datang. Tak lama mereka segera menikmati makan malam mereka, sesekali diselingi dengan obrolan ringan. Gista pamit ke kamar mandi, makanannya bahkan belum tersentuh setengahnya tapi gadis itu sudah tidak tahan. Saat berjalan menuju kamar mandi Gista tidak memperhatikan sekitar, begitu selesai dan Gista keluar dari bilik kamar mandi, Gista melihat seseorang yang tidak asing. Gista berhenti sejenak lalu menuju wastafel untuk mencuci tangannya.

"Hai!" Sapa perempuan itu, Gista menoleh memberikan sebuah senyuman pada perempuan yang menyapanya itu.

Benar tebakan Gista kalau perempuan itu adalah Hana, Gista tidak tahu bagaimana ceritanya Hana bisa ada di restoran ini. Atau apa mungkin dulu dia dan Hasta sering datang ke sini? Entahlah. Gista tidak mau ambil pusing.

"Kalau boleh tau, kamu siapanya Hasta?"

"Temen. Kamu temennya juga? Kita tadi siang ketemu kan ya?"

Growing Pain (HaeSelle)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang