:: Bagian 11 ::

182 26 4
                                    

Pagi ini rumah Dery sepi dikarenakan kakaknya itu sudah berangkat kerja sedangkan Rere sudah berangkat ke toko miliknya. Sejak menikah Dery melarang Rere untuk bekerja namun istrinya itu kesepian di rumah sendirian jadilah Rere meminta izin pada Dery untuk membuka toko kecil-kecilan. Rere menjual produk kecantikan dan memiliki dua pegawai, lumayan untuk mengisi waktu luangnya jika Dery berangkat kerja.

Gista yang bingung mau melakukan apa akhirnya memainkan ponselnya, semalam Hasta sudah mengiriminya denah rumah yang akan mereka tempati nanti setelah menikah tapi Gista belum mendapat ide untuk membuat design interiornya. Jadilah gadis itu membuka akun Instagram milik Hasta dan foto-foto Hana sudah terhapus dari laman Instagram milik laki-laki itu. Gista tersenyum saat mengetahui hal itu.

Gista memang sudah mengetahui akun Instagram milik Hasta tapi Gista belum ada niat untuk mengikuti akun itu meskipun dia sudah mengikuti Windy, Nathan dan Katrine. Dan tanpa sengaja jari mungilnya menekan tombol ikuti yang berakhir membuatnya panik sendiri.

"Eh, kepencet! Aduh, gimana ini?" Gista sampai melepaskan ponselnya dan terjatuh diatas kasur karena dia sedang tengkurap di tempat tidur. Tak berapa lama ada notifikasi pesan masuk, Gista yakin itu dari Hasta.

Gista melirik ke arah ponselnya dan benar saja sebuah pesan masuk dia terima dari Hasta. Gista memukul kepalanya pelan karena kebodohannya barusan. Dengan gerakan perlahan Gista meraih ponselnya, dia sempat berdehem sebelum membuka pesan dari Hasta. Laki-laki itu selalu saja punya cara membuat Gista salah tingkah bahkan sekarang saat keduanya tidak bertemu dan hanya berkirim pesan. Kini ponsel Gista menerima panggilan video masuk dari Hasta, Gista mencebik sebelum memutuskan menerima panggilan itu.

"Ngapain sih, Mas? Emangnya mas Tata nggak kerja?" Omel Gista begitu panggilan sudah tersambung, Hasta terlihat sedang bersandar pada sebuah kursi dan sepertinya ponselnya ada dimeja kerjanya.

"Ya ini lagi kerja, tapi belum ada kerjaan jadi gabut. Mending video callan sama kamu. Udah mandi?"

"Udahlah!" Jawab Gista sewot.

"Biasa aja jawabnya kan tanyanya baik-baik!" Hasta terlihat terkekeh melihat tingkah Gista, "rencana mau kemana hari ini?"

"Mau ke yayasan tapi masih mager, nanti aja agak siangan! Ini beneran nggak pa-pa mas Tata video callan di jam kerja?"

"Nggak pa-pa kan emang lagi nggak ada kerjaan!"

Hal tak terduga terjadi, Nathan dan Dery muncul dari kanan dan kiri Hasta membuat Gista menjauhkan ponselnya.

"Dek, mandi dulu malah video callan!"

"Aku udah mandi ya, enak aja!"

"Lha, belum mandi dia, Mas? Tadi katanya udah mandi. Ta, yang bener yang mana?" Ketiganya memandangi layar ponsel Hasta secara bersamaan menunggu jawaban dari Gista.

"Aku udah mandi ya, jangan dengerin kak Dery!" Gista langsung memutus panggilan itu. Harusnya Gista ingat kalau di kantor Hasta ada kakaknya yang super super jahil, jadi sudah bisa dipastikan kakaknya itu akan ikut dalam panggilan tadi.

Hasta mengiriminya pesan lagi, kali ini lebih panjang dari sebelumnya dan karena Gista masih kesal dia hanya membalasnya dengan 'iyaaa'. Baru setelah itu Gista bangkit menuju meja riasnya untuk mengambil laptop dan buku sketsanya. Dia ingin membuat design interior rumah sekarang, kejahilan Hasta dan Dery membuatnya menemukan ide.

°GrowingPain°

"Kalian ganggu aja sih!" Gerutu Hasta begitu Gista memutus sambungan teleponnya.

"Nat, nih bocah utang cerita sama kita!" Dery memiting kepala Hasta membuat laki-laki itu merintih.

"Ada rahasia apa lagi, Mas?" Nathan memilih menarik kursinya dan duduk didekat Hasta.

Growing Pain (HaeSelle)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang