:: Bagian 21 ::

166 28 12
                                    

Hasta mengantar Gista pulang, sepanjang perjalanan pulang Gista hanya diam saja. Sepertinya tekat Gista untuk pulang ke Jakarta sudah bulat. Begitu mobil Hasta berhenti di depan rumah Dery, Gista segera turun tak sampai menunggu Hasta membukakan pintu untuknya. Biasanya Gista selalu turun setelah Hasta membukakan pintu untuknya. Hasta menghembuskan napasnya kasar sebelum memutuskan untuk turun juga mengejar Gista yang sudah masuk rumah.

Hasta hanya menatap Gista yang memasuki kamarnya di lantai dua, Hasta memutuskan untuk menunggu di ruang tengah saja sembari menghubungi Dery. Tadi dia sudah mengatakan pada Dery kalau Gista ada di kafe Jojo dan baru bertemu dengan Hana, kini Hasta harus menceritakan keadaan Gista pada kakak keduanya itu. Tidak ada yang bisa Dery lakukan selain membiarkan Gista pulang ke Jakarta, mungkin dengan begitu adiknya itu bisa sedikit menenangkan hatinya.

"Gista dimana, Ta?" Rere datang dengan buru-buru karena Dery memberitahunya kalau Gista minta pulang ke Jakarta.

"Lagi diatas, Mbak! Dari tadi, aku nggak berani nyamperin takut dia nangis lagi!"

"Ya udah, kamu tunggu dulu ya, mbak samperin Gista dulu!" Rere meninggalkan Hasta.

Hasta mengangguk, tak lama setelah Rere masuk ke kamar Gista, Hasta mendengar sebuah mobil berhenti di depan rumah Dery. Itu pasti mobil Dery, calon kakak iparnya itu--kalau memang Gista masih mau menikah dengannya--mengatakan akan pulang untuk membujuk Gista.

"Mbakmu udah pulang, Ta?" Dery terlihat lebih santai daripada Rere tadi.

"Diatas, Mas, lagi sama Gista! Mas, aku minta maaf! Maaf karena nggak bisa jagain Gista, belum apa-apa aja aku udah buat dia kecewa kayak gini!" Sesal Hasta, sepanjang perjalanan tadi Hasta tidak berhenti menyalahkan dirinya sendiri.

"Bukan salah kamu, Ta! Nanti mas coba ngomong sama dia ya, kalaupun dia tetep kekeuh untuk pulang ya kita nggak bisa larang, biarin dia nenangin diri dulu di Jakarta! Mau minum apa? Kok mbakmu nggak ambilin kamu minum dulu sih tadi?" Dery baru menyadari kalau di meja tidak ada apa-apa.

"Nggak usah, Mas! Nanti aku ambil sendiri aja kalau haus!"

"Ya udah, mas keatas dulu mau liat Gista!"

Sepeninggal Dery, Hasta memutuskan untuk menelpon Jojo, meminta Jojo untuk menjelaskan apa yang terjadi pada Gista. Kalau bisa, Hasta ingin meminta rekaman CCTV saat keduanya bertemu tadi. Hasta tidak akan tinggal diam kali ini.

°GrowingPain°

Iya, keputusan Gista sudah bulat. Hari ini juga Hasta akan mengantar Gista pulang ke Jakarta. Awalnya Gista menolak diantar oleh Hasta namun baik Dery dan Rere tidak akan mengizinkan Gista pulang kalau tidak diantar oleh Hasta. Jadi disinilah mereka saat ini, di depan rumah Hasta karena Hasta mau mengambil beberapa baju ganti dan juga mandi sebentar.

"Masuk dulu ya, Ta? Mas mau mandi bentar soalnya," ucap Hasta seraya melepaskan sabuk pengamannya.

"Aku nunggu disini aja!" Tolak Gista.

"Ya udah, mas nggak lama kok!" Hasta tak bisa memaksa Gista untuk keluar bersamanya.

Sepeninggal Hasta, Gista kembali menangis. Tadi saat masih di rumah, Dery memberitahunya kalau Hasta benar-benar mencintainya. Bahkan kakaknya itu mengatakan kalau dia akan melaporkan Hana kalau sampai Hana berani menyentuhnya lagi. Gista bukannya tidak mengetahui kalau Hasta mencintainya setulus itu, hanya saja dia terlanjur sakit hati dengan ucapan Hana jadi dia memutuskan untuk pulang ke Jakarta beberapa waktu, menenangkan hatinya dulu.

Gista menolak turun karena bingung akan mengatakan apa nanti kalau Tina bertanya kepadanya kenapa tiba-tiba ingin pulang ke Jakarta. Gista takut malah menangis nanti saat bertemu dengan wanita paruh baya itu. Namun sepertinya Tuhan sedang tidak berpihak padanya kali ini. Tina berjalan keluar dari dalam rumah, menghampirinya, membuat Gista segera menghapus air matanya. Dia tidak ingin Tina melihatnya menangis.

Growing Pain (HaeSelle)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang