:: Bagian 15 ::

155 25 4
                                    

Setelah selesai berbelanja keperluan anak-anak yang memang sudah menipis, mereka beralih ke tempat mainan. Gista berpencar dengan Katrine dan juga Shasha, dia juga kepikiran untuk membelikan mainan anak Tristan dan juga anak Dewa. Mungkin Sabtu nanti dia akan mengajak Hasta ke Surabaya mengunjungi mereka. Saat Gista sedang asik memilih mainan tiba-tiba seseorang menarik tangannya dan langsung menamparnya. Gista jelas kaget bukan main, terlebih saat mengetahui bahwa orang yang menamparnya adalah Hana.

"Dasar pembohong! Katanya cuma temenan sama Hasta, tapi nyatanya apa? Kamu Deket kan sama dia? Kamu punya hubungan spesial kan sama dia?" Todong Hana.

"Ya terus masalahnya apa? Aku Deket sama dia pas dia udah putus bukan pas masih punya pacar! Lagian kalian udah selesai dan nggak ada yang bisa diperbaiki lagi!" Gista tentu tak mau kalah.

"Aku bakal ngerebut Hasta lagi dari kamu! Aku nggak akan tinggal diam liat dia Deket sama cewek lain! Inget itu!" Ancam Hana sebelum meninggalkan Gista, dia takut Katrine dan Shasha datang menghampiri keduanya.

Sementara Gista hanya tersenyum sinis, coba saja kalau bisa. Gista akan dengan suka rela melepaskan Hasta kalau laki-laki itu mau kembali lagi pada Hana tapi Gista yakin kalau Hasta sudah tidak akan mungkin kembali bersama perempuan itu. Sepeninggal Hana, Gista memegangi pipinya yang memerah. Tamparan Hana lumayan keras, panas masih menjalari pipi kirinya.

"Gi, aku liat Hana barusan, dia nggak nyamperin kamu dan nggak berbuat macem-macem kan?" Shasha datang dengan membawa troli berisi beberapa mainan.

"Hana? Dia di sini juga? Enggak tuh, aku nggak ketemu sama dia!" Dusta Gista.

"Syukur deh! Aku sama Katrine udah selesai, kamu udah belum?"

"Udah! Yuk!" Gista memutuskan tidak jadi membeli mainan untuk anak-anak Tristan dan juga Dewa.

"Lho, nggak jadi beli?" Tanya Shasha heran karena Gista tidak membawa barang yang beberapa saat lalu dia masukkan ke troli belanjaannya.

"Enggak deh! Ribet nanti bawanya kan mau langsung ke Batu habis ini."

Keduanya lalu berjalan menuju kasir dimana Katrine sudah menunggu di sana. Gista mengembalikan troli belanjaannya yang kosong, dia tidak jadi membeli satu pun mainan. Gista juga bersikap biasa saja seolah tidak terjadi apa-apa, dia tidak mau Katrine dan juga Shasha curiga kalau tadi Hana menemuinya. Jangan sampai mereka berdua ngadu pada Hasta, bisa marah lagi nanti laki-laki itu.

°GrowingPain°

Hasta sudah hampir dua puluh menit menunggu Gista dan kedua teman barunya di kafe Jojo, tapi tiga perempuan itu tak kunjung datang. Hasta sudah mengira kalau mereka bertiga tidak mendengarkannya tadi. Jojo juga sudah mencoba menelpon Katrine tapi tidak ada jawaban, sepertinya sengaja tidak menjawab panggilan telepon darinya.

"Udah tunggu aja, Ta! Paling juga bentar lagi Dateng, kayaknya mereka baik-baik aja sih. Katrine itu heboh orangnya jadi kalau terjadi sesuatu sama Gista pasti dia ngabarin aku!" Jojo berusaha menenangkan Hasta.

"Tadi aku udah bilang ke mereka buat langsung ke sini, pada bandel banget sih dibilangin!" Hasta sibuk mengirim pesan pada Gista yang tidak satupun gadis itu balas.

"Ta, masalah semalem udah clear? Masalah kamu berantem sama Gista?" Tanya Jojo penasaran.

"Udah, dia bahkan kayaknya lupa kalau habis aku bentak. Kenapa? Dia cerita apa aja sama Katrine?" Hasta tahu kalau Katrine pasti akan menceritakan apa saja pada Jojo.

"Dia marah sama kamu! Dia udah muter otaknya buat bohongin Hana di kamar mandi karena dia takut Hana bakal macem-macem sama dia, eh nggak taunya kamu malah dengan suka rela ngasih tau Hana kalau kalian ada hubungan. Ta, Gista tiap hari itu overthinking terus mikirin Hana. Coba deh kamu ngomong sama dia, kasih dia pengertian tentang hubunganmu dulu sama Hana kayak apa! Pelan-pelan aja! Gista pasti ngerti kok!"

Growing Pain (HaeSelle)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang