"Jika kau saja tidak percaya pada dirimu sendiri, lantas bagaimana orang lain mempercayaimu?"
Happy reading
Naya benar-benar menepati janjinya, perempuan itu datang ke rumah untuk belajar dengan Nara, ralat, untuk menjadi guru Nara. Sekarang Nara yang ketar ketir, mondar-mandir seperti setrika, bagaimana cara dia kabur?Dia membukakan pintu untuk Naya. "Eh adek, masuk dek," katanya seraya cengengesan.
"Anyeong!!" seru Alana dari belakang Naya yang membuat Nara kaget hingga mundur beberapa langkah.
"Astagfirullah!!"
"Tumben tobat," celetuk Alana.
Nara menghela napas berat. Dia toxic salah, dia tobat salah, jadi apa dia harus kayang depan presiden saja?
"Bentar ya bu guru, muridnya haus."
Pamitnya memang ke dapur tapi nyatanya dia pergi balapan bersama Rayyan. Hari pertama membuat Nara belajar gagal.
Hari kedua.
Nara mengacak-acak rambutnya dengan frustasi, sudah 10 menit dia mengerjakan soal tapi tak satupun jawaban terisi.
"Naraa!! Ayo ikut gue! Suami Pak RT lahiran!!" teriak Rayyan dari depan.
"Anjirr! Ikut Ray!!" Nara segera keluar dari rumah tapi sebelum itu dia tersenyum jahil, "Belajarnya besok aja ya!! Gue mau jenguk Suami Pak RT!!"
Alana dan Naya saling tatap, Alana bertanya dengan polosnya. "Emang laki-laki bisa lahiran ya?"
"Ayo kejar." Mereka berdua gagal mengejar dua sahabat itu.
Hari kedua gagal.
Hari ketiga.
Nara yang tengah menatap fokus layar handphonenya tiba-tiba menabrak seseorang, "Be-la-jar!!" Naya menekan setiap suka katanya.
Sontak gadis itu berlari ke depan, pintunya terkunci. Dia berlari ke kamar lalu kabur dari jendela.
"NARAA!"
"Nara balik kesini lo!!"
Dua kembar itu berlarian di sekitar rumah, sementara Alana belajar dengan fokusnya. Sebuah mangga jatuh ke kepala Nara, Nara mendongak ternyata itu Rayyan.
Bukannya marah dia malah memanjat pohon itu. Dia pikir Naya takkan berani kemari tapi saat dia menengok ke belakang...
"AW NAYAA! JANGAN JAMBAK GUE ANJIR, RAMBUT GUE INI MASIH TERLALU INDAH UNTUK DISAKITI OPET SEPERTIMU!"
"Gue manusia."
"RAYYANJING BANTU GUE!"
Rayyan turun ke bawah, lelaki yang sedang tertawa itu mengisyaratkan sesuatu pada Nara. Dalam hitungan ketiga Nara terjun dan mendarat di punggung Rayyan, mereka berlari seraya mengejek Naya.
Naya terlihat kesal, Alana tertawa. Hari ketiga gagal.
Hari keempat.
"NARAA BALIK SINI!" teriak Alana terlihat lelah berlari kesana kemari mengejar Nara.
Jika kemarin Naya yang mengejar, sekarang giliran Alana. "GAMAU!" Teriak Nara sembari menjulurkan lidahnya.
Tiba-tiba tubuhnya menabrak seseorang, gawat itu Naya. Dia ingin berlari tapi nenek terlebih dahulu menjewernya.
"Ampun Nek ampun, nanti Nara belajar ya ya ya?" rengek Nara yang tidak mempan.
Kini Alana dan Naya dengan tenang belajar sementara Nara dimarahi habis-habisan. Meskipun begitu hari keempat gagal karena Nara tertidur, gadis itu sulit dibangunkan jika sudah tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Perfect
Teen FictionOrang bilang, sekolah adalah rumah kedua. Inilah yang dirasakan sekumpulan remaja yang mempunyai sama-sama mempunyai trauma dan luka, mereka tiba-tiba di pertemukan di sebuah kelas unggulan yang mempunyai banyak peraturan dan tuntutan. Apa yang mer...