2. Kasihan

47 8 3
                                    


Happy reading


"Anak-anak kita buat kelompok tiga orang ya," Ujar guru itu.

"Baik bu," jawab murid serentak. Semua sudah berpasangan kecuali dirinya, Alana melihat sekeliling lalu menunduk.

Tiba-tiba seseorang duduk disebelahnya. "Kita sama, jadi ayo bareng," Ajak Kevin, sedangkan Alana hanya diam, baru kali ini ada yang mau bersamanya.

"Bukannya lo sama Nathan?"

"Kan bertiga, gapapa lo perempuan sendiri, daripada nggak dapet kelompok."

"Fans lo gimana?"

"Biarin ajalah, hanya you, me dan batu," Katanya dengan senyuman diwajahnya.

"Batu?"

"Nathan lah, lo ga liat sedingin apa dia?"

"Haha, yaudah ayo ngerjain."

Saat mereka bekerja kelompok seringkali terdengar bisik bisik buruk mengenai Alana. Kevin memberikan earphone nya, "Pakai ini, ga usah dengerin mereka."

"Caper banget sih"

"Pick me ya gitu"

"Kok Kevin mau mau aja ya sekelompok sama si cupu?"

"Suaranya udah full tapi kenapa suara mereka masih kedengeran?"

"Yang penting jangan-" ucapan Kevin terpotong oleh seseorang.

"Percuma pake hijab kalau caper sama cowok, murahan banget anjing!"

Kevin menggebrak meja hingga semua orang menatapnya lalu dia pergi ke orang yang tadi menjelekkan Alana. "Coba ulangi perkataan lo tadi," katanya dengan tegas.

"Gue bilang ulangi! Tuli lo?!"

Semua yang disana diam, tak berani berbicara karena laki-laki yang dihadapan mereka seperti monster mengamuk. Matanya yang indah itu menajam, tangannya mengepal hingga urat uratnya terlihat, suaranya sangat tegas hingga membuat siapapun yang ada disana ketakutan.

"Asal lo semua tau, Alana selalu nolak sekelompok sama kita, karena apa? Karena gue cowok dan karena kalian yang ga suka. Dia masih mikirin perasaan kalian, sedangkan kalian justru sama sekali ga mikirin perasaan dia!"

"Tadi apa yang lo bilang? Murahan? Sekarang gue tanya, lo Islam?" perempuan yang mengatakan hal yang membuat Kevin marah itu mengangguk.

"Kenapa nggak pakai kerudung? Bukannya islam menganjurkan wanita untuk menutup auratnya?"

Perempuan itu terdiam. "Gue dengar lo pacaran, iya? Islam sudah melarang lo buat mendekati zina, so, kenapa lo melanggar larangan Tuhan padahal lo sayang 'kan?"

Kevin menatap name tag perempuan itu. "Fanya, gue dengar you like me, right?"

Dengan gugup Fanya mengangguk. "Sorry, 1000 tahun pun gue nggak akan mau sama perempuan kayak lo. Gue nggak mau sama perempuan yang udah disentuh,"

"Sebelumnya maaf, perempuan yang pacaran itu lebih hina dari pelacur karena pelacur dibayar tapi dia enggak, tobat sebelum terlambat ya Fan." Dia membuat perempuan itu tertampar sekaligus kesal dan malu.

Kevin melihat perempuan yang ikut menghina Alana, perempuan dengan bibir merah, parfume yang menyengat, dan tubuh yang sengaja diperlihatkan bentuknya. "Sebelum ngatain minimal ngaca dulu lah, maaf ya, lo mau tabarruj? Mau pamer ke laki-laki gitu? Dengan lo begini, lo bikin diri lo lebih, maaf ya, murahan."

I'm Not PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang