Happy Reading!
Pria dengan mata indah itu berjalan dengan langkahnya yang tegas tapi pelan, terlihat semua orang menatapnya dengan tatapan yang tak biasa, semua orang melihatnya dengan kagum.
"Kevin, ayo masuk," panggil guru itu. Laki-laki bernama Kevin Alvaro itu masuk ke dalam kelas dan langsung disambuti teriakan melengking dan sorakan para wanita.
"Ganteng banget anjir!"
"Cool banget cok!"
"Ganteng banget!"
"Mas will you merry me?"
"Mama tolong! didepanku ada cogan!"
"08 berapa?"
"Mau pingsan ajalah gue!"
Objek pertama yang Kevin lihat adalah gadis yang duduk di pojok belakang tepatnya baris ketiga dari empat meja, entah mengapa matanya mengarah ke sana. Terdengar bisik murid-murid di kelas ini yang mengatakan jika dia itu tampan, memang setampan itu ya? pikirnya.
"Anak-anak kita punya murid baru disini, karena dia datang saat mau ujian kenaikan semester, kalian bantu dia ya," Guru itu menatap Kevin lalu Kevin mengangguk.
"Halo, gue Kevin pindahan dari Jakarta," hanya enam kata itu yang dia ucapkan lalu guru yang diketahui namanya bu Lili itu menyuruhnya untuk duduk.
Hanya ada satu kursi yang kosong yaitu kursi sebelah gadis tadi, jika dia duduk dikursi itu artinya dia dan gadis itu sebangku, tentu dia tak mau dikarenakan bukan mahram, katanya.
"Oy cupu, lo mending sama gue nanti si Fanya disitu." Mendengar kalimat itu muncul rasa kasihan, tanpa pikir panjang dia langsung duduk di sebelah gadis itu.
"Gue duduk disini ya." Gadis itu mengangguk.
Selama pelajaran berlangsung tak ada percakapan apapun diantara keduanya, mereka belajar seperti biasa. Bel istirahat berbunyi pun gadis itu sama sekali tak berbicara begitupun dengannya. Tapi bisa dilihat gelagat tak nyaman dari kedua belah pihak.
Gadis yang diketahui bernama Alana Kayra Anindita itu berjalan pergi dari kelas. Kevin yang melihat itu tak menghiraukannya, toh untuk apa kepo dengan urusan gadis itu? Buang buang waktu saja.
"Nat temenin gue keliling yuk," ujarnya pada Nathan Arsenio, teman sekamarnya saat di pondok pesantren dulu.
"Mager."
"Lo mah gitu! Bersyukur kek bisa gerak," celoteh Kevin.
"Bacot."
"Astaghfirullah! Dosa woy dosa!"
"Baru beberapa bulan disini aja udah rubah banyak apalagi setahun, gini amat anak muda jaman sekarang," celoteh Kevin.
"Lo anak jaman majapahit."
"Ya berarti gue tua dong, oke! Mulai sekarang lo panggil gue baginda raja!"
"Hm."
"Baginda raja! Ish! Lo mah gitu!" protes Kevin.
"Ya."
"Ya apa?"
"Iya baginda raja."
Tanpa mereka sadari banyak orang yang mengintip mereka dari jendela bukan hanya perempuan tapi laki-laki juga. Kebanyakan dari mereka memuji ketampanan dua laki-laki yang tersisa di kelas X MIPA 2.
"Eh, Na, dikelas lo kok banyak perempuan? Cogan kan cuma Nathan, atau jangan jangan nambah lagi?!"
"Gokil sih kalo nambah lagi! Mayan 'kan bisa dijadiin crush hehe," lanjut gadis berambut pendek yang bernama Nara Arabella atau kerap dipanggil Nara.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Perfect
Teen FictionOrang bilang, sekolah adalah rumah kedua. Inilah yang dirasakan sekumpulan remaja yang mempunyai sama-sama mempunyai trauma dan luka, mereka tiba-tiba di pertemukan di sebuah kelas unggulan yang mempunyai banyak peraturan dan tuntutan. Apa yang mer...