24. it's my fault

2 1 0
                                    

"Di luar keraguan, kebenaran mengandung hubungan yang sama dengan kepalsuan sebagai cahaya menuju kegelapan"
Leonardo da Vinci

🦋🦋🦋

Happy Reading

🦋🦋🦋

9 Agustus 2023

Hari sudah sore tapi matanya terus melihat laki-laki bertubuh tinggi dengan iris gelap yang memainkan bola basket. Ia mendekat saat laki-laki itu duduk sembari meminum minumannya.

"Permainan lo bagus, mau jadi teman gue?"

Laki-laki itu tersenyum. "Mimpi apa gue tadi malam sampai bisa ngobrol sama Kevin Alvaro." Laki-laki itu berdiri lalu menyodorkan tangannya. "Keenan Sagara."

Kevin menerima uluran tangan itu. "I know, Pia." Keenan terkejut mendengarnya.

"Mau lo apa? Katanya CPC tidak boleh berteman dengan murid biasa, tapi lo."

Peraturan CPC hanya anak-anak CPC dan guru yang tahu, murid lain tidak, lalu kenapa dia tahu? batin Kevin.

Kevin tersenyum. "Teman rahasia. Ada yang mau gue tanyakan, tentang ... "

"Ken!! Alana dibully suruhan bintang laut!" teriak Nakael dari pinggir lapangan.

🌧🌧🌧

Pintu mobil ditutup dengan rapat, perempuan itu menghembuskan napas gusar sembari menatap kembarannya yang beda 15 menit. "Nasib gue nanti gimana ya Xa?"

"Tobat sih kata gue," kata Alexa dengan santai sembari bermain handphone.

"Kok tobat sih!" protes perempuan itu. "Dosa lo kebanyakan Fan, lagipula lo udah terlalu lama jadi villain," sahut Marcell yang menyupir mobil.

"Boleh juga tuh!"

"Alhamdulillah!! Akhirnya villain tobat! Yeay!!" seru Marcell hingga membuat mobil oleng sebentar.

"Goblok! Lo kristen!"

Fanya memukul kepala Marcell dengan buku yang ia dapatkan di sebelah Alexa. "Lo masih jahat sama siapa?" tanya Alexa yang membuka halaman di buku itu.

Mendengar pertanyaan itu, Fanya menjawab santai. "Nggak ada sih Xa, musuhan sama Tania dan Vani doang."

"Bukannya kalian dekat banget ya?"

"Ya gitu deh, mereka milih bekerja sama dengan penjahat lain." jawab Fanya lagi dengan santai.

Alexa menurunkan bukunya, menatap Fanya yang pura-pura ceria padahal dia sangat kesepian karena dua sahabatnya pergi, hal itu dapat dilihat dari sorot matanya yang bahagia sekaligus sedih di waktu yang sama.

"Bekerja sama dengan penjahat lain?"

Perempuan itu menyilangkan kakinya menghadap ke Fanya yang sibuk bercerita namun tidak menjelaskan secara rinci. Ia dapat melihat sedikit rasa takut dalam hati Fanya, kaki perempuan itu bergetar, tangannya bermain-main dengan kuku, pandangannya seperti orang cemas, bicaranya juga belibet padahal Fanya sangat jarang belibet saat berbicara.

Alexa menyentuh tangan Fanya, perempuan itu perlahan merasa tenang. Ia tersenyum lega nada bicara Fanya yang sudah nyaman dengannya seperti dulu, ia yakin Fanya jujur, adiknya itu sangat sulit berbohong ketika gugup atau cemas. Salah satu alasan senyumnya terbit adalah karena trik manipulasinya berhasil, Fanya membongkar semuanya.

"Jangan ikut mereka, sudah cukup image lo buruk di semua orang," pesan Alexa dengan senyum simpulnya.

"Pulang ke rumah ayah aja, Anya, ayah selalu terima lo kok." Perempuan itu merangkul tubuh adeknya. "Ibu masih di London kan?"

I'm Not PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang