Para Mertua - Saras Dan Sella

34.2K 3.1K 1K
                                    

Aku bakalan sertain foto biar gak bingung

Aku bakalan sertain foto biar gak bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


****

Febri menelan ludahnya secara susah payah. Kedua tangannya saling meremas dibawah meja. Sesekali ujung matanya melirik kearah dimana Saras duduk, lalu melirik Bimo yang kini pindah duduk disebelah kanannya.

Suasana di meja mereka seperti orang yang sedang mengheningkan cipta. Febri yang sedikit menunduk, Bimo yang menatap jalanan, dan Saras yang menatap tajam Febri. Terus bertahan selama beberapa menit lamanya.

Sampai akhirnya Saras berdehem untuk memulai percakapan. Matanya kembali memicing ketika melihat Febri yang terus menerus membenarkan duduk seakan memang tidak nyaman akan kehadirannya.

"Jadi? Yang mana yang bener?"

Febri menegakkan punggungnya merasa kaget, dia melirik Saras sebentar sebelum mengalihkan pandangannya ke bawah.

"A-aku.. aku pacarnya Kak Liam, Tante." Cicit Febri lalu menggigit bibir bawahnya. Sungguhan ia gugup ditatap begitu. Rasanya sama seperti pertama kali bertemu Jessica, hanya saja aura Saras entah kenapa terasa lebih mencekik.

Febri tidak tahu jika ibunya Liam akan begini. Dalam pikirnya akan sama seperti ibunya Gio. Tapi ternyata lebih dari yang ia bayangkan. Apalagi dandanannya heboh sekali. Cantik memang, sangat cantik, tapi menurutnya terkesan berlebihan.

Yang cantik itu tatanan rambutnya, benar-benar mencerminkan gaya wanita kaya raya keturunan kalangan atas. Dibuat bergelombang layaknya ombak dengan bagian belakangnya yang disanggul. Berwarna hitam sedikit kecokelatan. Atau mungkin cokelat yang sedikit kehitaman.

Lalu anting panjang rantai kecil dihiasi permata, baju berkilauan dengan motif macan tutul, sebuah syal berbulu cokelat madu yang terlihat halus dengan sepatu boots hitam. Make up dengan shadow hitam juga kuning berkilau diujung mata dipadukan dengan lipstik merah yang agak gelap seolah menegaskan wajahnya yang memang tegas dan terkesan tidak mau menampilkan raut ramah.

Spektakuler sekali. Kesan pertama yang Febri dapat dia seperti tengah melihat wanita dalam majalah retro zaman dulu hanya saja yang ini diberikan sentuhan modern. Febri pernah melihat gaya rambut yang seperti itu di majalah jadul milik ibunya.

Tapi begitu melihat baju motif macan tutul itu dia malah teringat penyanyi dangdut biduan kampung, oh, mungkin yang ini biduan antar negara.

Kepala Febri semakin menunduk sembari melipat dalam kedua bibirnya menahan tawa atas pemikiran kurang ajarnya barusan. Dia berdehem beberapa kali untuk mengusir pemikiran aneh miliknya.

"Uhm.. Tante mau pesen sesuatu?" Febri mencoba tersenyum ramah walau dengan gerakan kaku. Dia ingin mengenyahkan suasana aneh ini.

"Tidak usah." Jawab Saras, "aku sedang libur untuk kopi dan makanan manis."

"A-ahh.." Febri mengangguk canggung, dia meringis lalu melirik Bimo yang memunggungi ia dan mantan istrinya.

"Kalo Om Bimo mau pesen apa?" Tanyanya.

Pemuas MerekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang