⚠⚠

83K 3.2K 390
                                    

Ada yang bilang pengen liat Febri nyosor duluan..

Oke, kita wujudkan. Silahkan..

****

Brak!

"KEVIN!"

Jayendra masuk dengan rusuh, matanya melirik Febri yang memeluk diri sendiri seolah ketakutan lalu melangkah menghampiri Kevin yang sedang membuat gerakan menyuruh Jayendra berhenti.

"Ya, ya, ya bentar ben–akhh!"

Tapi Jayendra tidak peduli, dia langsung melayangkan satu tinjuan pada pipi kiri Kevin.

"Bangsat lu! Kan gue yang menang suit!"

Febri mendelik dan isakannya berhenti kala mendengar seruan Jayendra.

Si anjir, jadi gue dibikin bahan suit?!

"Iya, tapi gue belum-akhh!"

Kevin ingin membela diri tapi Jayendra tidak mau mendengarkan apapun apalagi melihat celana dalam yang tergeletak tak jauh dari pintu.

Oh, tentu saja dia murka.

Keempatnya sudah sepakat melakukan suit untuk memberikan Febri hukuman, dan Jayendra lah yang menang. Tentu saja Jayendra seperti merasa kecolongan, Kevin bahkan diurutan paling akhir.

Kevin meringis ngilu, rahang dan pipinya berdenyut sakit. Kini Jayendra tengah mencengkram kerah seragamnya dengan gerakan mencekik.

"Gue belum ngapa-ngapain dia!" Seru Kevin saat Jayendra akan melayangkan tinjuan kesal untuk ketiga kalinya.

Febri menggeleng, "boong! Nih merah-merah bekas kak Kevin, masa ia gue di cupangin nyamuk!" Tunjuknya pada leher, dada serta perut.

Jayendra menggeram lagi, dia melihat dengan jelas ruam kemerahan yang masih segar.

"Si babi!" Makinya keras. Dua tinjuan ia layangkan membuat Kevin ambruk dengan ringisan.

Tak lama ada langkah kaki yang terdengar, lalu muncul wajah Gio dan Liam masuk kedalam gudang.

"Apaan nih? Kenapa?" Tanya Gio panik, apalagi Febri malah menangis terisak.

Terlihat menyedihkan dengan wajah kusut dan rambut berantakan. Aslinya Febri tengah tertawa girang melihat sorot datar Liam yang memperlihatkan amarah. Air matanya saja kering.

Mampus lo! Kekehnya dalam hati.

"By, lu kenapa?" Tanya Gio menghampiri, dia lantas melepaskan jaket untuk dipakaikan pada Febri.

"Kak Kevin.. Dia—"

"Si Kevin mau nyuri start gue. Kan gue yang menang!" Jayendra memotong perkataan Febri dengan berapi-api.

Liam mendelik segera langkahnya mendekat pada Kevin yang sudah angkat tangan.

"Oke, oke, gue nyerah. Maaf, tapi serius. Gue cuma cumbu pake mulut. Belum celup sama sekali."

Liam mendesis walau begitu dia tetap melayangkan satu tinjuan membuat hidung Kevin langsung berdarah. Orangnya bahkan berteriak hebat.

Febri meringis ngilu, belum lagi sudut bibir Kevin juga berdarah dan rahangnya lebam.

"Kak Gi.. Anterin pulang.." Febri merengek sembari menarik-narik ujung seragam Gio.

"Gak pulang, lo gue tahan."

Bukan Gio yang menjawab, melainkan Jayendra. Lelaki itu bahkan langsung menggendong Febri ala bridal.

"Ini mau dianterin ke ruang guru kan?" Tanya Jayendra pada Febri, melihat anggukan kecil dari gadis yang digendongnya Jayendra lalu menoleh pada Kevin, "lo anterin buku-bukunya ke ruang guru, bawa sekalian sama tasnya."

Pemuas MerekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang