Kabur

117K 3.4K 51
                                    

Cerita ini tuh bakalan jauh dari bayangan kalian. Jadi maaf kalau bakalan aneh, hehe.



***

Febri memekik keras kala tubuhnya di banting keatas kasur hingga memantul dua kali. Dengan ribut dia memperbaiki roknya yang tersingkap dan buru-buru mundur sampai mentok di kepala ranjang.

Menatap nyalang pada Jayendra yang kini terkekeh sembari membuka jaket hitamnya.

"Kenapa? Lo lebih suka sama si Kevin dibanding gue?"

"Enggak! Gue gak suka semuanya!" serunya kencang.

Namun Jayendra malah kembali terkekeh gemas, ia lempar jaket hitamnya kesembarang arah. Perlahan mendekati Febri dengan cara membungkuk yang sudah menggeleng ribut. Tangannya terulur untuk mencengkram tengkuk gadis itu. Tapi pekikan Febri menghentikan gerakannya dan membuat tangannya hanya mengais udara.

"Apa?" tanya Jayendra.

"G-gue datang bulan!" Febri mundur lagi kearah kanan menjauhi Jayendra yang kini vvmemasang ekspresi datar. Jujur, walau Jayendra tampan tapi wajahnya yang menampilkan ekspresi begitu membuatnya ketakutan.

"Shit!" maki Jayendra, dia memukul kasur lalu menegakkan tubuhnya untuk berkacak pinggang, "lo udah ngancurin bayangan gue!" katanya dengan kesal.

Febri mendelik kasar, namun sedetik kemudian dia menunduk dengan terburu-buru tidak berani memandang Jayendra. Aura lelaki itu seramnya bukan main. Lehernya sampai bergidig saking ketakutan.

"Bangsat!" Jayendra menendang badan kasur lalu berbalik untuk keluar kamar.

Moodnya hancur seketika, pintu ia banting keras membuat yang berada diluar kamar maupun Febri tersentak kaget. Gio yang sedang minum sampai tersedak heboh.

"Kenapa lo?" tanya Liam heran.

Kevin yang melihat ekspresi sang sepupu tertawa geli, dia sudah tahu alasannya namun tidak mengatakan apapun, acuh saja menonton tivi sembari menyuap keripik kentang.

"Bajingan! Kalau gue mati kesedak lo yang pertama kali gue gentayangin!" Gio menunjuk Jayendra kesal, lalu berdecak kasar melihat temannya itu malah menatapnya tajam. "Apa? lo kenapa?" tanyanya.

"Kita gak bisa nikmatin dia." Jawab Jayendra dengan dengusan, dia mengambil duduk disebelah kiri Liam, menghentakkan keras punggungnya pada sandaran sofa. Matanya teralihkan pada sitkom tivi yang sedang ditayangkan.

"Kenapa emang?" tanya Liam dan Gio hampir bersamaan.

Jayendra menghela napas, "datang bulan." Jawabnya malas.

Seketika itu juga tawa Kevin pecah, memeluk toples keripik kentang dengan satu tangan dan tangan yang lainnya memukul-mukul sofa saking gelinya.

"Lo udah tau?" tanya Liam.

Jayendra yang kesal membanting bantal sofa kearah wajah Kevin agar diam, dan Kevin mengangguk sembari walau wajahnya sedikit berdenyut.

"Lo pikir kenapa gue cuma nindih dia di sofa? Padahal kesempatan gue buat bebas ngelakuinnya di kamar."

"Kenapa lo gak bilang setan?!" desis Jayendra.

Kevin terkekeh lalu menggedikkan bahunya, "kan lo langsung bawa dia tadi."

"Tunggu, tunggu. Jadi maksudnya percuma aja bawa dia kesini?" tanya Gio menatap kawan-kawannya.

Jayendra dengan ekspresi malas mengangguk, Kevin dengan senyum gelinya juga mengangguk sedangkan Liam menggedikkan bahu tidak tahu.

Pemuas MerekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang