sepuluh

2.6K 85 5
                                    

Musik berdentum dengan sangat keras. Tak ada lampu normal yang menerangi tempat ini, hanya lampu kelap-kelip yang bergerak dengan cepat hingga membuat mata sakit. Namun beda lagi bagi mereka yang sudah terbiasa ditempat ini.

Di sofa panjang, seorang pria tengah menikmati tubuhnya dijamah oleh beberapa jalang. Tak ada bantahan sedikitpun untuk jalang-jalang itu.

Ia malah tersenyum gembira dengan secangkir Vodka ditangan kirinya, lalu tangan kananya pun memegang sepuntung rokok. Kemeja dan juga celananya pun sudah acak-acakan. Tidak serapi pagi tadi saat akan berangkat bekerja.

"Eumhhh.... Ahhhh...." Desahnya saat salah satu jalang disana mengulum benda panjang kebanggaannya.

"Ahhh... Shhh... Sakit baby..." Ucapnya lagi.

"Gavi apa yang membawamu kemari lagi setelah sekian lama? " Tanya salah satu jalang disampingnya, bernama Sheila.

"Shhhhh... Aku kesini setiap hari... Kalian aja yang kemana"

Plup....

"Tentu saja cari uang, kau harus menghubungi kami dulu sebelum mau kesini, kami akan dengan senang hati melayanimu " ucap jalang yang berada diantara pahanya. Bunyi tadi itu dihasilkan dari mulutnya, saat mengeluarkan kejantanan Gavi yang ia kulum tadi.

Yaa ini sisi yang terburuk dari seorang Gavi. Membiarkan saudara kembarnya yang mencari sang kakak seorang diri sedangkan dirinya mencari kepuasan dari wanita lain.

Licik? Curang? Ya emang. Itulah Gavi. Kalau kakaknya sudah ditemukan tentu saja ia ikut menikmati tubuh indah gadis itu lagi.

Firasat mengenai kakaknya yang kabur ternyata benar. Gavi murka? Tentu saja. Makanya dua bodyguard yang ditugaskan untuk menjaga kamar kakaknya sudah tiada akibat kemarahannya.

Bersepakat dengan kembarannya untuk mencari sang kakak namun nyatanya ia malah datang ke tempat haram ini untuk melakukan perbuatan maksiat.

Mencari kepuasan seorang diri tanpa perduli dengan kembarannya yang mencari kakak tercinta dengan brutal.

Ia tak mau menyewa orang yang ujung-ujungnya membawa hasil tidak memuaskan. Lebih baik jika menunggu kembarannya itu berhasil menemukan kakaknya saja sambil menyewa beberapa jalang.

>>>

Malam yang indah dengan bulan yang bersinar terang dilengkapi sahabatnya yaitu bintang yang menghiasi angkasa.

Fano dan Gesa saat ini tengah berada di sebuah pasar malam yang berlokasi di lapangan desa. Sebenarnya dari kemaren Fano ingin mengajak gadis ini mendatangi pasar malam namun ia selalu lupa dan lelah sehabis pulang bekerja.

Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam namun keadaan disini sangatlah ramai. Ada banyak manusia-manusia yang ingin mencari kuliner atau sekedar cuci mata dan lari dari pekerjaan ataupun tugas-tugas yang menumpuk.

Fano mengajak Gesa untuk melihat pedagang pernak pernik dan mungkin saja ada salah satu dari benda buatan tangan ini yang dapat menarik perhatian Gesa, maka Fano dengan senang hati membelikannya.

"Kamu suka bando gak? Ini lucu nih, atau jepit rambut? Ini bentuknya kelinci kek kamu" uceh Fano sambil mengangkat benda itu satu persatu yang menurutnya menarik.

Dari semua benda yang direkomendasikan oleh Fano, tidak ada satupun yang menarik perhatian Gesa. Matanya menelusuri satu persatu benda-benda itu dan sesekali mengambilnya untuk melihatnya lebih jelas.

Sampai akhirnya mata Gesa terfokus pada satu titik. Ia mengambil benda itu. Sebuah jedai rambut berwarna putih dengan hiasan buah ceri yang menyembul membentuk karya 3d.

The Twins 2 (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang