delapan belas

1.8K 70 4
                                    

Gavi sangat kesal. Ia melempar semua benda yang terlihat oleh matanya. Bagaimana bisa ia se-lengah ini. Kembaran bajingannya itu telah berhasil menemukan kakaknya dan kenyataan yang tidak bisa ia terima adalah, mereka sudah resmi menikah!! Kemana aja dia selama ini? Sialnya lagi ia baru mengetahui informasi sepenting ini selama tiga bulan sesudah mereka menikah.

Fuck! Fuck!! Fuck!!!

Saat ini dirinya masih dikantor. Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Ia bergegas menyambar kunci mobilnya lalu melaju menuju rumah sang kakek.

Gevi membanting pintu besar itu dan langsung menuju ruang kerja pak tua itu. Beberapa pukulan ia lontarkan pada wajah yang sudah keriput itu.

Evan pun dengan sigap menodongkan pistol yang selalu berada disaku celananya supaya membuat cucunya itu diam. Apa-apaan? Dia baru pulang kerja dan sedang melanjutkan pekerjaannya dari rumah tapi cucunya ini datang malah memukulinya?

"Gila kamu?" Tanya Evan.

"Opa kan yang selama ini menyembunyikan kakak lalu memberitahukan lokasi kakak pada Gevi? Iya kan opa?!"

Dahi Evan mengkerut, perasaannya lokasi cucu perempuannya aman-aman aja tuh.

"Apa maksud ucapanmu?" Tanya Evan.

"Gak usah berlagak bodoh opa! Beritahu lokasi mereka sekarang!!" Gavi mencengkeram kerah baju yang dipakai Evan dengan sangat erat sampai-sampai badan Evan terhuyung kedepan.

Evan melepaskan cengkraman cucunya dengan menangkisnya sangat kuat. Lalu mengusir bocah itu keluar ruang kerjanya, dan mengunci pintu.

Dia buru-buru melacak kembali lokasi cucu perempuannya. Gps yang ia taruh ke semua baju-baju Gesa menunjukkan lokasi tempat desa itu. Ponsel milik gadis itu pun masih berada disana.

Evan mengambil ponselnya lalu mencoba menghubungi Gesa. Namun yang menjawab panggilannya itu adalah Fano, anak dari Liliana.

Ia menarik nafas panjang saat mendengar ucapan Fano bahwa Gesa sudah hilang dari tiga bulan lalu.

Lalu? Kemana semua informasi penting itu? Kenapa semuanya tidak sampai ke pendengarannya? Kenapa semuanya berjalan seperti biasanya? Semua normal-normal saja, tapi ini mendadak Gesa sudah hilang dari desa itu selama tiga bulan?.

Evan lengah!! Ia memarahi Fano yang tidak langsung mengabarinya saat Gesa hilang. Memutuskan panggilan itu secara sepihak lalu memangil semua bodyguard yang ia tugaskan untuk mengawasi Gesa selama di desa itu.

Menanyai mereka satu persatu. Namun jawaban dari mereka semua sangat mengecewakan. Ia sudah membiayai mereka dengan sangat mahal tapi, tidak ada satu pun yang terakhir kali melihat Gesa menghilang, tanda-tanda maupun jejaknya pun tak ada.

Akh... Ia harus bilang apa sama Bella. Istrinya itu sudah pasti akan membencinya. Tidak, ia harus kembali menemukan Gesa supaya istrinya tidak ikut pergi meninggalkannya seorang diri. Ia sangat takut pada ancaman dari Bella. Matanya ini tidak sanggup melihat istrinya itu bunuh diri tepat dihadapannya.

>>>

Gavi yang kesal diusir pun mengambil kembali kunci mobil. Ia akan pulang kerumah. Rumah yang dibeli dengan kembarannya itu untuk menghabiskan waktu bersama kakaknya. Namun, rumah itu sepi dari jejak kembarannya. Hanya ada maid dan para bodyguard yang membersihkan rumah itu, mereka ditanya pun tidak melihat Gevi kembali kerumah ini.

Damn!! Dia harus melakukan pencarian lagi. Menyewa beberapa orang lagi yang pandai melacak lalu membeli alat-alat pelacak yang lebih canggih lagi. Anjing banget!! Kalau dia tahu akan serumit ini, seharusnya ia bertindak cepat sebelum kembaran sialannya itu.

Bodoh!! Bodoh!!!

Gavi memaki-maki dirinya sendiri. Berteriak tidak jelas sampai membuat beberapa maid dan bodyguard terlihat ketakutan.

Kalau sampai mereka ketemu. Gavi akan membunuh kembarannya itu. Tak perduli mereka bersaudara! Kalau sudah dosa, sekalian saja. Lagipula cinta kakak beradik ini sudah menjadi dosa besar kan? Biarlah masuk neraka sekalian yang penting, Gevi harus dibunuh dengan tangannya sendiri!.

>>>

Selama tinggal disini Gesa mulai terbiasa dengan kegiatan dirumah mewah ini. Sama sekali!! Sama sekali ia tidak diperbolehkan menyentuh dapur bahkan termasuk mengambil air minum dari kulkas pun!.

"Ahh..." Desah Gesa saat suaminya itu tiba-tiba menyentuh area vitalnya.

Meskipun sudah terbiasa dengan kegiatan dirumah mewah ini namun Gesa sama sekali belum terbiasa dengan aktivitas Gevi secara mendadak. Dimulai dari hal kecil seperti menampar bokongnya, meremas dadanya atau mencium bibirnya.

Yang kebih syok lagi saat laki-laki itu tiba-tiba merasa terangsang, dirinya harus siap melakukan adegan dewasa ditempat manapun, sekalipun itu diruang tamu atau dimeja makan!

"Aku sangat merindukanmu sweetie.." ucap Gevi sambil menciumi seluruh wajah cantik istrinya itu.

"Hentikan Gevi, itu membuatku geli"

"Tidak bisa sayang~... Aku akan melakukan hal ini semalaman... Muah muah emmmuahhhh....."

Gesa memutar bola matanya malas. Biarlah, kalau dilarang juga ga bakal digubris ma ni laki.

Gevi terus menciumi wajah istrinya. Tangannya dengan nakal masuk kedalam dress piyama yang dipakai istrinya. Ia tersenyum saat gadisnya itu mematuhi aturannya. Tidak boleh memakai dalaman apapun!

Tangannya bermain kecil disana. Hanya memasukan jari tengah saja, namun hal itu malah membuat Gesa melayang. Gevi tersenyum, istrinya ini gampang sekali digoda.

"Ahh....Ge-gevi- tol-tolong berhentilah.. eumhh.." ucap Gesa terputus-putus karena ulah Gevi.

"Pangil aku sayang dulu" pintanya, dengan tangan yang terus bergerak didalam diri Gesa.

"Emhhh... Ahhhh.... Sa-sayanghhh...." Ucap Gesa.

"Tapi kau belum pelepasan kan? Aku akan membuatmu pelepasan dulu, kalau belum nanti kamu gak lega sayang" ucapnya.

"Ahhhh.... Udahhhh...." Gesa menggelengkan kepalanya. Tangannya berusaha mendorong tangan Gevi keluar dari dalam tubuhnya. Tapi akibat terlalu lemas, tenaganya sangat kecil, tangan Gevi pun sama sekali tidak tergeser dari sana.

"Ahhhhhhh....." Desah Gesa panjang, ia merasa seperti sedang pipis dibawah sana. Gevi tersenyum lalu menjilat jari tengahnya, bermaksud untuk membersihkan ejakulasi istrinya itu di tangannya.

"Hah... Hah... Hah..." Nafas Gesa tidak stabil, tubuhnya sangat lemas, dirinya hanya bisa berbaring diatas kasur ini saja.

Cup~..

"Istirahatlah sayang, aku ada beberapa pekerjaan yang harus ku selesaikan" ucap Gevi pergi setelah mencium dahi istrinya itu.

.
.
.
Next..

The Twins 2 (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang