dua puluh

1.3K 57 4
                                    

Waktu terus berjalan. Terhitung sudah delapan bulan Gesa tingal di rumah ini bersama adik- ah. Tepatnya adik kandung yang menikahi dirinya dengan paksa.

Mau lari seperti dulu pun tidak bisa. Berharap ada seseorang yang menyelamatkannya pun percuma saja. Tapi seiring berjalannya waktu. Sifat yang gila dari adiknya itu perlahan menghilang.

Menghilang dalam artian sudah tidak terlalu obsesi seperti dulu, namun sifat posesif nya masih melekat kental dengan darahnya itu.

Entah Gesa harus bersyukur atau semakin takut? Bersyukur karena suaminya itu tidak mengaturnya terlalu ketat, atau takut karena mereka akan tinggal seumur hidup?

Nyatanya, Gesa masih tidak suka pernikahan ini. Dalam pikirannya dulu saat masih bersekolah, ia akan hidup akur dengan kedua adiknya hingga bisa satu kampus walaupun berjarak satu tahun dengannya.

Tetapi, masa depan sama sekali tidak ada yang tau. Yang saat ini bisa dilakukannya hanya menyesali keadaan.

Kenapa saat kecil ia meminta seorang adik dari orang tuanya itu? Yaa pemikiran waktu kecil memang menarik dan seru, tapi ia tidak menyangka kalau saat mereka dewasa malah menikah. Anying emang.

Gesa menghembuskan nafasnya. Untunglah sampai saat ini mereka belum dikaruniai anak dari tuhan. Tapi cape juga karena harus melayani Gevi setiap hari.

Meskipun semua larangan ketat itu sudah dihilangkan. Saat Gesa ingin keluar rumah harus bersama Gevi. Tidak boleh ada orang lain selain dirinya yang menemani Gesa pergi dari rumah.

Untungnya hari ini suaminya libur bekerja. Gesa akan meminta untuk ditemani menuju pusat perbelanjaan karena bosan, tetapi dengan alasan membeli beberapa baju dinas. Kalau diberi alasan seperti itu Gevi sidah pasti akan bersemangat karena dia sendiri yang akan memilih baju dinas itu. Kenapa? Karena baju dinas yang Gesa punya sudah habis, disobek-sobek oleh Gevi sebab sudah tidak tahan dengan hasratnya.

Gesa bersikap manja. Bergelantung pada lengan kekar itu sambil merayu Gevi supaya bisa pergi jalan-jalan, karena dirinya bosan.

"Keluar yuk beli baju, semua baju dinasku robek gara-gara kamu juga" ucapnya. Dalam hati Gesa agak jijik dengan nada manja tersebut. Perlu digaris bawahi kalau dia benar-benar tidak suka dengan pernikahan ini.

Bersikap sangat manja atau sering sekali memuji pria itu tentu saja semuanya adalah gimik. Membuat seorang Gevi ilfil padanya termasuk hal yang sia-sia karena pria itu menyukai sikap apapun Gesa kepadanya.

Sama seperti rencana dulu yang belum sempat terlaksana. Ia akan mengelabui Gevi terlebih dahulu lalu saat pria itu lengah ia akan mendapatkan kesempatan untuk kabur. Pergi sejauh-jauhnya dari pria gila itu.

Apa rencana itu akan berhasil? Tentu saja. Gesa selalu yakin dengan semua rencananya. Sepertinya makin kesini Gevi sudah perlahan-lahan masuk ke dalam perangkapnya, dan mungkin ia akan terbebas di waktu yang tidak lama lagi.

Gevi nampak berfikir sebentar ajakan istrinya itu. Tak lama dirinya pun mengangguk sambil tersenyum. Memang benar kalau baju dinas istrinya itu sudah habis tak tersisa akibat ulahnya. Jadi ia akan membeli baju yang lebih hot lagi untuk dipakai malam ini.

Lagian semua pekerjaan nya sudah selesai, ini juga weekend. Dirinya akan memanfaatkan waktu ini untuk menghibur istrinya yang dilanda kebosanan.

Terkurung dirumah mewah ini sudah pasti membuat Gesa bosan. Gevi juga tidak mau kalau istrinya itu mengalami gangguan mental karena berlama-lama disini.

Selagi istrinya itu tidak meminta untuk pergi darinya ia akan menuruti semua kemauannya. Uangnya tidak akan habis meskipun dikuras oleh Gesa sepenuhnya.

Mobil BMW itu melaju menuju pusat perbelanjaan yang diinginkan Gesa. Tentu saja Gevi menugaskan beberapa orang untuk mengawasi mereka. Karena musuh selalu berada di manapun kan? Terlebih lagi, tanda-tanda dari kembarannya itu semakin dekat. Gevi harus ekstra hati-hati jika berada diluar seperti sekarang.

Saat sampai dipusat perbelanjaan, Gevi langsung membawa Gesa menuju area pakaian dalam. Ia membeli banyak lingerie untuk Gesa dan sedari tadi tangannya itu tidak pernah lepas dari pinggang ramping gadis cantik itu. Memeluknya posesif.

Setelah selesai dari sana Gevi meminta Gesa untuk menunggunya di mobil. Mereka akan langsung pulang setelah Gevi membeli sebuah barang.

Gesa menurut tapi bisa saja ia lari kan? Nah! Itu pasti tidak mungkin karena ada empat bodyguard yang mengikutinya dari belakang, kalau dia lari sudah pasti ketangkap duluan.

Mungkin juga Gevi akan lama membeli barang itu, ia memilih untuk melihat-lihat barang apa saja yang ia beli tadi, kalau keluapaan ia bisa menyuruh salah satu bodyguard nya untuk membelinya.

Namun, pandangan Gesa langsung tertuju arah depan, yaitu pengemudi. Mobil ini sudah berjalan tapi suaminya kan masih berada didalam mall itu.

"Dani, kenapa kau melajukan mobilnya? Tuanmu masih berada didalam sana" ucap Gesa pada sang pengemudi bernama Daniel itu.

Namun Dani sama sekali tidak menjawab pertanyaannya, tidak seperti Dani yang biasanya.

"Dani berhenti!" Ucapnya sekali lagi.

Gesa mengalihkan pandangannya ke arah belakang, mall itu sudah berada jauh dan hampir tak terlihat, namun nampaknya dua mobil hitam mengejarnya.

Karena merasa ada sesuatu yang tidak beres terhadap sang pengemudi, Gesa hanya diam. Ia tau kalau ini sebuah penculikan.

Mobil yang ditumpangi Gesa melaju dengan sangat cepat, dan karena ini dijalan raya beberapa polisi juga ikut mengejar mereka.

"Shit..."  Umpat sang pengemudi.

Dengan mata yang berkaca-kaca, Gesa bertanya, suaranya bahkan ikut bergetar karena menahan tangisnya tadi.

"Siapa kamu...?" Tanya Gesa.

Tanpa menjawab, sang pengemudi itu semakin melajukan mobilnya. Gesa meremas dress yang ia pakai karena takut bila terjadi kecelakaan.

Setelah jauh dari kejaran polisi dan sepertinya mereka juga sudah keluar dari perkotaan, mobil itu mulai melambat. Tangan pengemudi itu terulur meraih center mirror lalu menggesernya.

Satu tetes air mata Gesa jatuh saat melihat wajah didalam cermin itu. Wajah yang sangat-sangat mirip dengan suaminya, tengah tersenyum manis kearahnya sambil berkata...

"Hii sweetie....."

.
.
.
.
.
Next...

The Twins 2 (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang