Kabar

4.6K 134 0
                                    

"Mah, zaidan mana?" Tanya Abi Haidar.

"Tadi ada sama Anis di depan, kenapa Bi?" Tanya mamah balik.

"Abi mau nunjukkan kabar baik buat zaidan,"

"Kabar baik apa toh, Bi?"

"Kita ngobrol bareng zaidan aja, sekarang tolong Mamah panggilkan anaknya suruh sini," titah Abi dan langsung dituruti oleh sang istri.

"Ada apa, Bi?" tanya habib zaidan saat sudah berada di dekat Abi.

"Sini...sini, kamu duduk dulu, dengarkan Abi," habib zaidan menurut saja dan langsung duduk di depan Abinya.

"Dan.... kamu kan kemarin bilang ke Abi toh, kalau hasil istikharah kamu tepat," habib zaidan hanya mengangguk sambil terus menunggu perkataan Abi selanjutnya.

"Nah, ini... Abi baru dapat kabar, tapi Abi belum berani baca. Takutnya tidak sesuai harapamu,"

"Misal, kalau jawaban Mira 'tidak', kamu mau gimana?" Tanya Abi akhirnya.

"Zaidan masih berharap kalau jawabannya 'iya' Bi, dan kalau kabar ini tidak sesuai harapan zaidan, insyaallah zaidan bisa ikhlas," ucap habib zaidan pasrah sambil menundukkan kepalanya.

"Kamu jangan sedih dulu, kan belum abi baca. Berarti sekarang siap ya, mendengarkan kabar dari Mira, ya," habib zaidan mengangguk mengiyakan.

Abi dan mamah membaca isi kabar yang dikirimkan oleh orang tua Mira. Setelah membaca kabar tersebut, atensi Abi dan mamah kembali kepada habib zaidan.

"Dan...." Panggil mamah lirih dengan mata berkaca-kaca.

"Kenapa, Mah? Ndak papa, Mah jangan sedih, mungkin memang bukan jodoh zaidan," habib zaidan memeluk Mamah yang sudah meneteskan air matanya.

"Mira setuju, Dan, dia mau melanjutkan pertunangan kalian," ucap Abi kemudian.

Habib zaidan yang awalnya mengusap-usap punggung Mamah, tiba-tiba terdiam sebentar lalu melepaskan pelukannya dari sang ibu.

"Sak estu, Bi? Abi ndak sedang bercanda toh? Alhamdulilah.... ya Allah, terimakasih banyak ya Allah 🤲"

"Mah, mamah bakal punya mantu, Mah," habib zaidan menyalami kedua orang tuanya bergantian sambil mencium mereka.

Flashback on...

Sepulang dari Malang, habib zaidan tetap menjalani aktivitas seperti biasanya. Mengisi acara majelis, bekerja dan lain sebagainya. Tidak ada yang salah dengan hari-harinya, namun anehnya dia selalu saja kepikiran tentang gadis manis kota Malang itu.

Kota Malang dengan keindahannya, ditambah dengan keberadaan dokter muda cantik yang mampu memikat hatinya, menciptakan definisi indah tersendiri tentang kota Malang bagi habib zaidan.

"Astaghfirullah.... zaidan, ndak sepantasnya kamu memikirkan seorang wanita yang bukan muhrim kamu," habib zaidan menyadarkan dirinya sendiri.

Setelah dirasa pikiran-pikirannya hanya tertuju pada dokter muda tersebut, akhirnya habib zaidan bercerita kepada Abi tentang perasaannya. Abi menyarankan habib zaidan untuk sholat istikharah, dan dijalankannya dengan baik oleh habib zaidan.

Diberikannya jawaban oleh Allah atas semua keraguan habib zaidan, bahwasanya Almeera lah sosok pendamping hidup dari sang habib.

Flashback off....

HABIBI, Muhammad Zaidan YahyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang