Almeera with her past

2.2K 113 29
                                    

"Mir...lo masih lama nggak kelasnya?" Tanya Kevin mendekati Almeera yang baru saja keluar dari kelas pertamanya.

"Eeuumm.... palingan sejam lagi kelar kok, aku cuma ngumpulin tugas aja. Emang kenapa vin?"

"Engga...cuma mau ajak lo pergi aja. Gimana? Mau nggak?"

"Mmm...aku ijin ke bunda dulu deh,"

"Masalah bunda, beres...gue udah ijin, pokoknya pulangnya ga malem, aman,"

"Dih.... nyuri start dia. Yaudah, tunggu bentar ya,"

Kevin adalah teman Almeera sejak SMA. Dan kebetulan, kevin juga kuliah di tempat yang sama dengan Almeera. Tak hanya itu, kevin kebetulan juga mengambil jurusan yang sama pula dengan Almeera, yakni kedokteran.

Masa SMA Almeera itu bisa dibilang membosankan. Bukan karena apa, tapi dulu ia tidak begitu memiliki banyak teman. Ia lebih sering menghabiskan waktunya sendiri. Sampai suatu ketika, ada anak baru pindahan dari Jakarta ke Malang,  yanv kebetulan anak itu menempati kelas yang sama dengan Almeera, Kevin.

Anak laki-laki yang ceroboh, namun pintar bergaul dengan banyak orang. Kevin lah orang yang membuat Almeera bisa terbuka dan bergaul dengan orang banyak. Karena kepribadiannya yang ramah, anak-anak sekolah menerima kahadiran Kevin dengan hangat. Begitupun dengan Almeera, ia senang-senang saja berteman dengan Kevin.

Sampai suatu ketika, Almeera menyadari bahwa ia menyukai kevin lebih dari sekedar teman. Almeera ingin selalu mengisi hari-hari anak itu dan menjadi alasan anak itu untuk selalu tersenyum. Hingga Almeera mendapati suatu fakta, bahwa Kevin sedang mendekati gadis yang sudah lama ia incar saat itu.

"Mir, kalo lo ditembak sama cowo nih, lo maunya dikasih surprise gitu,"

"Hmm..." Almeera mendengarkan kalimat kevin yang digantung.

"Atau lo suka yang diomongin secara romantis?"

"Vin, dalam Islam itu...kalo kamu punya niat baik, ungkapan dan minta dia ke orang tuanya. Itu nunjukin kalo kamu mau serius sama dia,"

"Yaaaa.....iya sih, iya deh ustadzah...."

"Apaan sih, aku tuh cuma mau ingetin kamu aja,"

"Tapi menurut kamu deh. Cewek tuh suka surprise atau langsung?"

"Menurutku sih ya, dua-duanya. Jadi coba kamu buat dua hal itu menjadi satu,"

"Maksudnya?"

"Ya... gabungin aja. Kamu kasih dia kejutan dan ungkapan yang romantis," Almeera mengatakan kalimat tersebut sambil membayangkan suatu hal.

"Dih..dih...lo ngapain, Mir. Sadar woy, lo jangan bayangin gue lamar ya," kevin menyenggol lengan Almeera yang sibuk berhalusinasi.

"Dih .. PD banget,"

Seminggu setelah Almeera dan Kevin menghabiskan waktu berdua, Almeera mendengar kabar bahwa Kevin telah menembak seseorang. Seseorang yang kevin cintai, yang sering kevin ceritakan kepada Almeera namun Almeera tak menyadarinya, karna ia sibuk dengan pikiran dan bayangannya sendiri tentang Kevin. Hancur, Almeera merasa dunianya runtuh begitu saat itu juga.

Enam tahun bukanlah waktu yang singkat bagi Almeera untuk terbiasa dengan segala sifat dan kekonyolan kevin. Seseorang yang hampir setiap hari ada mengisi hari-harinya yang monoton. Bahkan ia berfikir bahwa kevin lah orang aneh yang ditakdirkan Allah untuknya. Bayangan masa depan akan dirinya dan kevin tiba-tiba lenyap bersamaan dengan kabar bahagia dari kevin. Almeera merasa dicampakkan oleh Kevin, walau faktanya  ia tercampakkan oleh angannya sendiri.

HABIBI, Muhammad Zaidan YahyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang