Persiapan

2.9K 79 3
                                    

Menjelang persalinan, habib zaidan dan Almeera disibukkan dengan berbagai hal. Seperti saat ini, keduanya dibantu beberapa anak hadroh sedang menata ruangan untuk menyambut kelahiran si kecil.

"Lin...sini, bantu angkat ini," habib memanggil mas ndolin yang memang sedari tadi ada di ruangan tersebut.

"Ini piye mbak Al? Mau ditaruh dimana?" Tanya mas taufik dengan kotak besar di tangannya.

"Tempat tidurnya sebelah kiri ajah mas," Almeera mengarahkan habib zaidan terlebih dahulu.

"Itu mas topek taruh deket rak yang di sebelah kanan aja,"

Setelah kurang lebih 2 jam, akhirnya semua perlengkapan si kecil sudah dimasukkan ke dalam ruangan. Namum masih belum ditata, itu urusan habib dan Almeera nanti. Sedari tadi Almeera hanya memandori saja, karna ia tidak betah jika harus berdiri terlalu lama.

"Mas, tak bikinkan minum dulu yah, pada haus semua toh?" Pertanyaan Almeera tersebut sontak mendapatkan anggukan dari para lelaki yang telah membantunya tadi.

Tidak banyak yang dibuat Almeera di dapur, ia hanya membuat es jeruk dan membawa beberapa camilan yang ada di kulkas, itu juga dibantu habib zaidan. Saat akan mengambil camilan di kulkas, tiba-tiba Almeera merasakan kram di perutnya.

"Sshhh.... astaghfirullahaladzim..." Almeera berusaha tenang dan mulai mengatur nafasnya.

"Ada apa Yang? Perutnya sakit?" Habib zaidan yang menyadari hal itu, sontak panik dan mengelus perut istrinya.

"Perut kamu kenceng, Yang," habib merasakan bahwa perut Almeera kencang.

"Ndak papa, mas, cuma kontrasi palsu," Almeera berusaha menenangkan habib zaidan.

"Sejak kapan?"

"Sshh....tadiiii....shubuh?" Almeera berusaha menahan kram yang tiba-tiba datang lagi.

"Udah, biar mas aja yang lanjutken. Kamu duduk aja yah, istirahat," habib menuntun Almeera ke kamar untuk beristirahat.

Di sisi lain, Almeera sedang berada di kamar sambil mengusap-usap perutnya yang masih sedikit kram serta melakukan panggilan telepon dengan bunda di Malang.

"Halo... assalamualaikum, nak. Gimana kabarnya baik?"

"Waalaikumsalam bundaa, alhamdulilah Al sama mas sehat,"

"Tanggalnya udah deket yah nduk, sudah persiapan belum?"

"Udah bundaa, Al sama mas udah nyiapin kamar buat baby z,"

"Yawes, bagus nek gitu. Siapkan juga tas buat ke rumah sakit, biar ndak buru-buru nanti,"

"Iyah bundaa, nanti disiapin. Oh iya bun, perut Al tiba-tiba kram mulai tadi subuh,"

"Muncul flek ndak, nak?"

"Nggak, sih, bun. Jarak kontraksinya juga ga intens,"

"Iya, tapi kamu waspada loh ya. Jangan jauh-jauh dari masmu,"

"Siap, aman kok bun. Di sini juga banyak orang. Btw, bunda sama ayah kapan kesininyaa? Al udah kangen tauu,"

"Nduk, maaf yah. Kayaknya ayah sama bunda ndakn bisa nemeni kamu pas lahiran. Ini aja ayah ga di rumah udah 2 hari,"

"Yah.... brarti bunda sama ayah ngga bisa liat cucu pertama lahir dong?"

"Maaf yah, Al. Tapi bunda janji, kalo Ayah sudah beres kerjaannya, ayah bunda langsung berangkat nemui kamu, yah,"

"Iya bunda, gapapa. Toh, disini Al juga sama Mamah sama Abi, ada saudaranya mas juga,"

"Iyah, wes pokoknya doa bunda yang terbaik buat kamu yah nak, lahirannya lancar, kamu sama baby z sehat,"

HABIBI, Muhammad Zaidan YahyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang