Aqiqah Zafeer

3.4K 96 5
                                    

Hari ini tepat 2 minggu setelah hari kelahiran Zafeer. Kondisi Almeera sudah berangsur membaik dan sudah dapat melakukan kegiatan normal seperti biasa. Rencananya, hari ini akan diadakan acara aqiqah Zafeer. Acara ini juga dihadiri oleh keluarga Almeera dari Malang.

"Masyaallah, cucu uti ini, yah," baby Zafeer menatapi wajah utinya (bunda) itu sambil menguap.

"Masyaallah, cucu uti ini, yah," baby Zafeer menatapi wajah utinya (bunda) itu sambil menguap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aduh...aduh... masyaallah, ngantuk, iyah? Mau bobo lagi?" Bunda membawa Zafeer dalam pelukannya dan mulai menimang-nimang bayi itu.

"Tidur bun?" Tanya habib zaidan yang mendekati bunda sambil membawa secangkir kopi.

"Belum, barusan tapi nguap, le,"

"Muahh....anteng kamu sama uti hmm? Muahhh...muah..." Merasa terganggu dengan babanya, Zafeer pun mulai merengek.

"Sudah toh le.... jangan diganggu anaknya. Wes sana kamu ngopi ajah," bunda akhirnya mengusir habib zaidan.

Setelah diusir bunda, habib memutuskan untuk ngopi bersama ayah di teras sambil menunggu kedatangan istrinya. Almeera memaksakan diri untuk menjemput mamah, karena sekalian akan membeli sesuatu ketika pulangnya.

"Gimana le, bisnismu? Masih jalan?" Tanya ayah sembari menyesap kopi yang tadi sempat dibuatkan bunda.

"Nggih.... alhamdulilah, Yah, ada lah pemasukan,"

"Alhamdulilah. Ayah itu salut sama kamu, sudah jadwal pengajian banyak, bisnis pula, masih bisa bagi waktu buat anak istri lagi,"

"Nggih dijalani mawon. Ayah dulu juga begitu toh?"

"Ya memang kewajiban kita sebagai laki-laki, tanggung jawab. Tapi ya jangan lupa sama diri sendiri," ayah menjeda kalimatnya untuk menyesap kopi.

"Kamu juga harus punya waktu buat kamu. Istilahnya kalo sekarang, 'mi tem, fres ker' kalo kata anak muda," habib sontak terkekeh dengan pelafalan kata mertuanya yang salah.

"Me time sama self care, Yah..." Ralat habib zaidan kemudian menyesap kopinya.

"Nah....itu maksud Ayah. Kamu dibolehin keluar sendiri toh sama Al?" Tanya ayah.

"Al itu ndak pernah larang larang zidan, betulan. Bahkan zidan ngerokok pun, ndak dilarang, Yah. Ya...mungkin cuma diingetin aja,"

"Ayah cuma mau pesen, jaga anak Ayah bahagiakan dia le. Insyaallah, dia akan slalu membahagiakanmu juga le,"

"Pasti, Yah," ayah menjabat dan memeluk singkat habib zaidan, kemudian menyudahinya karena Mamah dan Almeera sudah tiba.

"Assalamualaikum," ucap Mamah dan Almeera bersamaan.

"Waalaikumsalam, mbak Mila. Mas Haidar pundi toh?" Tanya ayah.

"Mas Haidar nanti nyusul sama anak-anak, Mas," Ayah mengangguk paham kemudian membantu habib zaidan memindahkan barang belanjaan Almeera dan Mamah.

HABIBI, Muhammad Zaidan YahyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang