Nemenin istri

3.9K 103 1
                                    

Keputusan tentang profesi Almeera kemarin, berujung dengan ia mempertimbangkan banyak hal. Setelah mendapatkan nasehat serta saran dari suami, mertua hingga orang tuanya, Almeera memilih untuk tetap menjalankan profesinya sebagai seorang dokter.

Hari ini habib zaidan akan menemani Almeera mengisi salah satu seminar kesehatan, diadakan di hotel dekat RS tempat Almeera dinas.

"Sudah siap yang?" Habib mendapati Almeera masih berkutat di depan cermin.

"Bentar mas, dikit lagi," habib menunggu sang istri sambil bermain ponselnya.

"Halo..... assalamualaikum semua," sapa habib zaidan di live nya.

"Waalaikumsalam, bib...."

"Waalaikumsalam,"

"Waalaikumsalam bib idaaann,"

"Masyaallah, pagi-pagi udah rapih ajah,"

"Mau kemana bib?"

"Mas, boleh minta tolong?"

"Boleh, apa sayang?"

"Masih pagi biiibb....."

"Aelah, udah bucin aje nih,"

"Kak al.....mau dong bib diliatin kak al,"

"Tolong ambilin jilbab aku, yang warna krem ya mas,"

"Bentar ya semua, saya tak ambilkan jilbabnya istriku dulu," habib zaidan membawa ponselnya dan berjalan ke arah lemari.

"Waduh....yang mana ini, lhakok warnanya sama semua toh?" Gumam habib zaidan.

"Awas bib, salah warna=bencana,"

"Ambil sesuai hati nurani aja, bib, wkwkw,"

"Cap cip cup ae bib,"

"Dahlah, sekelas habib aja bingung suruh ambilin krudung,"

"Ngakak bgt muka habib yaallah,"

"Ambil yang paling terang bib,"

"Ini bukan sih? Tak ambil ini aja yah, semoga bener," habib zaidan mengarahkan singkat ke kamera jilbab yang ia ambill.

"Ini, yang," baru saja habib zaidan akan duduk tiba-tiba.....

"Bukan ini dong mass," Almeera melirik habib zaidan.

"Krudungmu semua warnanya gitu yang, mas bingung," bela habib zaidan.

"Wkwke.... salah kan...."

"Harusnya ambilin semua suruh pilih sendiri bib,"

"Udah ah.....aku ambil sendiri aja," Almeera berjalan ke arah lemari.

"Udah dulu ya semua, nanti kalo ada waktu tak live lagi, sekarang tak fokus ke istriku dulu," bisik habib zaidan ke arah ponselnya.

"Assalamualaikum," habib zaidan segera mengakhiri live dan mengantongi ponselnya.

Setibanya di lokasi, ternyata sudah banyak orang yang hadir untuk mengikuti seminar Almeera. Habib zaidan dan Almeera melangkahkan kakinya menuju ke hall tempat acara berlangsung.

"Assalamualaikum.... selamat pagi semua..." Almeera membuka pembicaraan.

"Baik, sebelumnya saya ingin mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan semua yang telah hadir pagi hari ini,"

"Tak lupa, saya juga ingin berterimakasih kepada suami saya yang telah setia menemani," semua atensi beralih memandangi habib zaidan.

"Tak lupa, saya juga ingin berterimakasih kepada suami saya yang telah setia menemani," semua atensi beralih memandangi habib zaidan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di saat Almeera tengah berbicara di depan banyak orang, habib zaidan tak pernah mengalihkan pandangannya dari sang istri. Tak hentinya dalam hati memuji wanitanya yang terlihat sangat cantik dan dewasa.

"Masyaallah, cantik dan pinternya istrikuu," batin habib zaidan.

"Mas, ngomong-ngomong...dokter Almeera itu masyaallah sekali yah," ujar pria yang baru 5 menit duduk di samping habib zaidan.

dokter Almeera itu masyaallah sekali yah," ujar pria yang baru 5 menit duduk di samping habib zaidan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sayang, udah punya suami," sambungnya.

"Katanya, suaminya seorang habib. Pendakwah kondang gitu," habib zaidan yang mendengar itu hanya bisa ber-oh-ria.

"Mas, ayo-"

"Eh... dokter Almeera, saya mau minta tanda tangan boleh?"

"O-oh iya," pria itu menyodorkan sebuah buku kecil beserta penanya.

"Dokter sendirian aja?" Tanya pria itu.

"Oh....saya ditemenin suami,"

"Oh masyaallah, dimana dok?" Tanya pria itu kemudian.

"Beliau suami saya, Pak," Almeera menggandeng tangan habib zaidan.

"Oh.... yaallah, maaf bib, saya ndak tahu," ucap pria itu sambil berulangkali membungkukkan badannya.

"Siap...siap...pak, aman aman..," habib zaidan menyalami pria itu dan menepuk-nepuk pundaknya.

"Kalo gitu kami permisi dulu, pak," pamit Almeera.

"Nggih...nggih, monggo. Hati-hati bib, dokter," Almeera dan habib zaidan pergi meninggalkan hotel tersebut kemudian pulang ke rumah.

HABIBI, Muhammad Zaidan YahyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang