Dino boy

2.9K 123 13
                                    

"Ummah, baba na?" Tanya Zafeer sambil mengucek matanya serta boneka dino dalam pelukannya.

"Morning sweet heart, baba ada. Zafeer mau ke baba?" Anak itu mengangguk dan langsung datang ke pelukan ummahnya.

"Want a cup of milk?" Zafeer menggeleng dan merengek di gendongan ummahnya.

"Iya iya ke baba, yang bagus dulu, ndak boleh ngerengek yah," Almeera menggendong Zafeer untuk menemui babanya.

"Babaaa...." Zafeer segera merentangkan kedua tangannya ketika ia melihat keberadaan babanya.

"Eh...bentar sayang, baba tak matikan rokok dulu bentar yah," habib zaidan segera mematikan rokoknya kemudian mengambil alih Zafeer dari istrinya.

"Bilang ke baba, jangan ngerokok baba, ndak sehat,"

"No no baba, nda tehat," ucap Zafeer kepada babanya.

"Iya sayang, ini dikurangi yah. Kamu mau ke rumah sakit toh yang?"

"Ndak mas, hari ini di rumah aja. Oh iya, nanti bakal ada tamu mas?"

"Tamu? Tamunya mas?" Almeera menggeleng.

"Bukan, temenku mau kesini, boleh kan mas?"

"Boleh lah,"

"Makasih suamik. Zafeer, kamu disini sama baba yah, ummah mau masak dulu, oke?"

"Oteee..." Zafeer menunjukkan jempolnya kepada Almeera.

Hari ini Almeera memasak cukup banyak dari biasanya. Biasanya ia akam memasak untuk porsi dua  2 orang, karena Zafeer masih sedikit porsi makannya. Hari ini Almeera memasak kira-kira cukup untuk 3-4 orang.

 Hari ini Almeera memasak kira-kira cukup untuk 3-4 orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Masyaallah, istrikuu. Makan besar kalo ini yang,"

"Ndak papa yah, sekali-kali," habib zaidan mengangguk dan mencium kening istrinya.

"Ummah mam,"

"Zafeer mau mam? Bentar yah, ummah siapin dulu,"

"Assalamualaikum,"

"Eh mas, tamunya udah dateng,"

"Pagi banget? Wes, biar mas yang bukain," Almeera melanjutkan kegiatannya menyiapkan sarapan Zafeer.

"Waalaikumsalam," jawab habib ketika telah membuka pintu.

"Eh...bib," pria itu menyalami tangan habib kemudian ditepuknya lengan pria tersebut oleh habib.

"Masuk mas," habib mempersilahkan pria tersebut masuk ke dalam rumahnya.

"Maaf loh bib, bertamu pagi-pagi,"

"Ndak papa, kalo gitu mongo sarapan bareng," ajak habib.

"Sampun bib, njenengan saja yang sarapan,"

"Ndak boleh, kalo saya yang ajak wajib ikut,"

HABIBI, Muhammad Zaidan YahyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang