Pergi

2.7K 114 13
                                    

Pagi pagi sekali Almeera sudah siap dengan segala keperluan beserta kopernya. Hari ini Almeera berniat untuk pulang ke Malang terlebih dahulu. Setelah kejadian Rania kemarin, entah mengapa Almeera ragu untuk melakukan perjalanan bersama suaminya. Bahkan sepulang pengajian kemarin, Almeera enggan membuka percakapan dengan habib.

Habib tidak mengetahui jika Almeera akan pergi pagi ini, karena habib tengah sholat di masjid bersama para lelaki penghuni rumah tersebut. Almeera memanfaatkan situasi itu untuk segera pergi dengan memesan ojek online mobil, untuk mengantarkannya ke stasiun.

"Loh.... Al, mau kemana nduk? Kok bawa koper?" Tanya Mamah yang kebetulan sedang di dapur untuk mengambil air.

"E-eh....i-itu Mah, orang tua Al udah telpon dari kemarin. Al disuruh ke Malang duluan katanya, mas zidan juga udah tahu kok," bohong Almeera kepada Mamah.

"Terus? Berangkatnya gimana nduk? Sekarang kan masih pagi banget,"

"Al udah pesen ojek online kok Mah, mamah tenang aja. Doain Al yah Mah," Almeera menyalami tangan mertuanya itu, serta memohon restu untuk pulang ke rumah orangtuanya.

Mamah mengantarkan Almeera sampai pintu gerbang depan, memastikan sampai mantunya benar-benar sudah masuk ke dalam mobil, serta membantu Almeera membawa barang-barangnya ke dalam mobil.

"Yang...." Habib baru saja tiba dari masjid dan langsung pergi ke kamar.

Didapatinya kamar kosong dengan kondisi yang sudah rapi. Dicarinya istri beserta anaknya ke seluruh sudut kamar namun nihil, habib tak mendapati keberadaan kedua orang terkasihnya itu.

"Yang...kamu dimana? Zafeer?" Habib berusaha menghubungi ponsel istrinya, namun gagal. Ponsel Almeera tidak aktif. Akhirnya habib memutuskan untuk turun ke bawah dan bertanya kepada Mamah.

"Mah... Mamah," panggil habib sedikit berteriak.

"Apa toh, Dan. Masih pagi kok sudah teriak," Mamah mendekati putranya yang terlihat sangat gelisah.

"Mah.... Mamah tau Al ndak?" Mamah mengangguk.

"Tadi Al pamit ke Mamah kalo mau ke Malang duluan, katanya udah bilang ke kamu. Malahan Al bilang kamu lagi ada kerjaan, piye toh?" Habib sedikit terkejut dengan penuturan Mamah barusan.

"Memangnya kamu ndak tahu? Kalian ada masalah toh Dan?" Habib sontak menggeleng dengan cepat.

"O-oh...ndak Mah, zidan cuma lupa. Yasudah, kalo gitu zidan naik lagi yah, Mah," habib kemudian kembali ke dalam kamarnya dan mencoba mencerna apa yang telah terjadi pagi ini.

Di sisi lain, Almeera bersama dengan Zafeer di gendongannya tengah dalam perjalanan menuju Malang. Kereta mereka telah berangkat 39 menit yang lalu. Ada perasaan bersalah dan hampa ketika Almeera memutuskan untuk diam-diam pergi dan membohongi Mamah. Namun di sisi lain, hatinya juga terluka mengingat kehadiran Rania di tengah-tengah rumah tangga mereka.

"Zafeer, maafin ummah yah. Kamu jadi ikutan kebawa masalah ummah sama baba," Almeera mengelus rambut Zafeer yang saat ini sedang tertidur.

"Mah, maafin Al, Al udah bohong ke Mamah. Untuk sementara, Al masih butuh waktu sendiri Mah, Al butuh waktu untuk ikhlas dengan kehadiran Rania," monoton Almeera lagi, kemudian ia memutuskan untuk beristirahat selama perjalanan.

Almeera tidak memberitahukan kepada kedua orang tuanya perihal kedatangannya bersama Zafeer. Ketika sampai di Malang, Almeera langsung memesan ojek online untuk mengantarkannya menuju rumahnya, rumah ayah dan bunda.

"Assalamualaikum....." Panggil Almeera.

"Waalaikumsalam, MIRAA....." Menyadari kehadiran putrinya, bunda dengan cepat menghampiri putrinya tersebut sambil memeluknya erat.

HABIBI, Muhammad Zaidan YahyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang