Persiapan Menyambut Adik

2.5K 107 25
                                    

Hari ini adalah hari terakhir Ayah dan Bunda di Boyolali sebelum kembali lagi ke Malang dan akan berkunjung lagi ketika Almeera melahirkan nanti. Rencananya hari ini Almeera akan mengajak habib zaidan untuk berbelanja keperluan calon adik Zafeer.

"Yang, mas siapken mobilnya dulu yah," habib meninggalkan Almeera yang sibuk mencatat keperluan bati yang akan dibeli.

"Ndak usah banyak banyak lah, bekasan aping juga masih bisa dipake gendongannya," monolog almeera.

Setelah dirasa catatannya sudah cukup, Almeera segera turun ke bawah menyusul suaminya. Ketika sampai di bawah, Almeera mendapati putranya yang baru saja dimandikan oleh bunda. Aping terlihat segar dan bersemangat pagi ini, ia juga telah menyantap sarapannya tanpa banyak drama. (Hebat sekali bukan kalau bunda ada di sini????)

"Aping, ummah sama baba mau pergi sebentar yah," pamit Almeera pada putranya yang kini sibuk memainkan boneka jerapah.

"Ummah mau temana?"

"Ummah sama baba mau belanja keperluan adik," jelas Almeera.

"Aping mau ituttt,"

"Siap Yang?" habib muncul dari pintu depan.

"Baba ituttttt," zafeer merentangkan kedua tangannya kepada habib.

"Aping di rumahnaja yah, kan ada uti ada akung," bujuk habib.

"Aping mau itut," habib melirik ke arah istrinya dan diangguki oleh almeera.

"Yaudah, aping boleh ikut. Tapi....ndak boleh nakal yah,"

"Ote baba," anak itu menunjukkan jempol dan senyum tengilnya.

"Yaudah bun, Al sama mas zidan berangkat dulu yah," pamit almeera dan habib kepada bunda.

Sesampainya di mall, habib segera mengambil troli dan mendudukkan putranya di dalamnya. Mereka mulai memasuki store yang menjual beberapa pakaian dan aksesoris bayi. Almeera berjalan mendahului anak dan suaminya.

"Yang, mau beli bedongan gini ndak?" habib mengangkat salah satu kain bedong berwarna kuning.

"Punya aping dulu masih bagus mas, enaknya beli apa gimana yah?"

"Kalo gitu beli yang memang butuh aja, kaya baju sama barang yang belum dipunya aja," simpul habib zaidan.

"Baba...baba....ada dino, aping mau iniii," zafeer menunjuk baju bayi bergambar dinosaurus. 

"Eh...ini ndak muat toh nak kalo aping yang pake," anak tersebut mengerucutkan bibirnya.

"Mas....ini boleh ndak?"

"Astaghfirullah, Yang. Ya jangan, toh...wong ya kebuka gitu loh, nanti lek anak e masuk angin piye?"

"Mas, ini dipake kalo pas siang panas-panas gitu,"

"Liaten toh Yang, mosok baju ndak ada lengan sama sikil e ki piye toh model e,"

"Masss.....boleh yah? Al pingin punya yang ini, yah..yah..yah????" Almeera berusaha merayu suaminya itu.

"Yawes, boleh. Tapi ndak usah banyak-banyak, terus ndak boleh dipake keluar rumah," Almeera tersenyum girang sambil memeluk suaminya itu.

Atensi zafeer sedari tadi terfokus kepada timezone yang berada tak jauh dari store mereka berbelanja. Anak itu terus merengek dan merayu babanya untuk menemaninya ke tempat timezone tersebut.

"Apinggg....ngomongnya yang baik dulu, tenang dulu biar baba bisa denger," habib berusaha menenagkan putranya itu.

"Aping mau main baba...dicanaaaa.... ahaaa, ayoooo babaaa," Zafeer masih belum bisa berbicara dengan tenang, ia masih saja merengek dan bergoyang-goyang di atas troli.

HABIBI, Muhammad Zaidan YahyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang