Sakit

3.9K 104 2
                                    

Seminggu setelah kepulangan dari Lombok, habib zaidan terserang flu. Badannya demam sejak kemarin, habib juga tak henti-hentinya bersin dan juga batuk.

Almeera sedari kemarin malam membujuk suaminya agar mau dirawat di rumah sakit, namun habib zaidan tetap tidak mau, katanya takut disuntik.

"Kalo gitu, diinfus di rumah aja ya mas?" Almeera membelai rambut habib zaidan yang menutupi wajah suaminya.

"Sakit yang, ndak usah," habib zaidan menenggelamkan wajahnya di perut Almeera.

"Ndak sakit mas, biar cepet sembuh yah," bujuk Almeera lagi, namun nihil, habib zaidan hanya menggelengkan kepalanya.

Almeera mencoba menghubungi seseorang untuk meminta dibawakan alat infus dan beberapa alat yang dapat ia gunakan untuk merawat suaminya di rumah.

"Gimana al, demam suamimu udah turun?" Tanya bunda ketika Almeera telah sampai di bawah.

"Belum bun, mas zidan ndak mau ke rumah sakit, takut disuntik katanya," jelas Almeera.

Ya, bunda dan ayah sudah dua hari berada di Boyolali. Saat ini Almeera sedang menunggu seseorang untuk mengambil alat yang ia pesan melalui rekannya tadi.

"Al, ini sekalian tak bawain obatnya. Maaf ya nunggu lama, tadi masih ada pasien," ujar dokter cantik yang terpaut usianya 4 tahun lebih tua dari Almeera.

"Makasih loh mbak Mel, maaf jadi ngerepotin. Ayo, masuk dulu mbk," tawar Almeera kepada Melani, itu namanya.

"Lain kali aja Al, kasian anakku udah nunggu mau berangkat ngaji," tolak Melani dan langsung disetujui oleh Almeera.

Almeera kembali masuk ke dalam rumah dengan membawa beberapa alat infus beserta obat yang telah dibawakan Melani tadi.

"Mas mu sudah makan Al?" Tanya Mama yang terlihat habis menunaikan sholat ashar.

"Sudah Mah, tapi sedikit, ini Al mau coba infus di kamar. Mamah mau nemenin?" Mamah mengangguk kemudian berjalan mengikuti mantunya menuju kamar habib zaidan dan Almeera.

"Mas, tak infus dulu ya," habib zaidan yang mendengar hal itu otomatis menggeleng kepalanya dengan lemah.

"Ayo toh, Dan....biar kamunya cepet sembuh, katanya mau majelisan, ya harus cepet sehat," bujuk Mamah.

"Zidan takut Mah, sakit suntik e," habib zaidan menyembunyikan wajahnya di balik selimut.

"Ndak sakit, sini Mamah temenin," Mamah duduk di pinggir ranjang sambil mengelus kepala serta lengan habib zaidan.

"Mas tenang aja, rileks jangan tegang," Almeera mulai menyuntikkan jarum infus secara perlahan dan telaten, habib zaidan sedari tadi memejamkan matanya dan menggenggam erat tangan Mamah.

"Sudah, ndak sakit kan? Sekarang mas istirahat dulu, biar infusnya habis," Almeera membereskan alat-alat yang telah digunakannya.

"Kalo gitu Mamah ke bawah dulu, mau masak sama bunda di bawah," Mamah bergegas meninggalkan kamar pasutri tersebut.

Keesokan harinya, habib zaidan terlihat lebih segar daripada kemarin. Walaupun saat ini masih sedikit lemas, namun habib sudah mulai keluar kamar dan berkumpul dengan tim sekar langit di teras belakang.

"Nanti acaranya jam berapa toh, Pek?" Tanya habib kepada mas Taufik.

"Jam 10 malam, bib,"

"Yasudah, nanti kamu siapken mobilnya, anak-anak yang lain juga, suruh siap-siap jangan lama-lama,"

"Memangnya sama mbak Al boleh toh bib?"tanya mas Taufik setengah berbisik.

"Wong aku sudah sehat, pasti boleh lah,"

Kini habib terngah bersiap untuk berangkat majelisan sesuai rencana tadi sore. Majelisan kali ini bertambah personil dua orang, ayah dan bunda.

"Mas, nanti kalo kamu ngerasa pusing atau lemes jangan dipaksa ya," Almeera membantu suaminya merapikan baju yang dikenakannya.

"Iya yang, mas nanti tak melambaikan tangan kalo sudah ndak kuat, ehehhehe,"

"Ish, kamu.... jangan bercanda, aku serius, aku khawatir mas kenapa napa,"

"Nak, umma mu kalo cerewet gemes, baba pengen gigit," habib zaidan bicara kepada perut Almeera yang masih rata.

"Kamu bicara sama siapa? Lemak perutku? Ahahhahaa, ada-ada aja kamu mas,"

"Loh, ndak ada yang tau loh yang. Mungkin kamu udah isi, ya toh," kalimat habib barusan menyadarkan Almeera, bahwasanya sejak kepulangan mereka dari lombok, Almeera belum mendapatkan haidnya.

"Udah ah, ayo berangkat," Almeera menggandeng tangan suaminya dan bergegas untuk berangkat ke tempat majelisan.

Di tengah acara majelisan, Almeera menyadari gerak-gerik suaminya yang terlihat tidak nyaman, seperti menahan rasa sakit. Habib zaidan terlihat meringis lalu kemudian, habib zaidan ambruk tak sadarkan diri.

"ASTAGHFIRULLAH, MAS," Almeera sontak langsung berteriak dan menghampiri suaminya di atas panggung.

Keadaan majelis saat ini sedikit kurang kondusif, namum berhasil dikondisikan oleh yang punya hajat. Habib zaidan dibopong oleh beberapa tim banser, dibawa ke kediaman pemilik hajat, yang tak jauh dari tempat majelis.

"Mbak, boleh minta tolong buatkan teh hangat?" Pinta Almeera kepada salah satu satu wanita yang Almeera yakini adalah anak pemilik hajat.

"Mamah sama bunda boleh minta tolong bantu pijatkan kaki sama tangan mas zidan?" Keduanya mengangguk dan langsung mengerjakan apa yang diperintahkan Almeera.

Almeera mengkondisikan ruang dimana habib zaidan berada, agar tidak dikerumuni oleh banyak orang, pasalnya habib zaidan memerlukan oksigen untuk bernapas. Perlahan namun pasti, habib zaidan mulai membuka matanya secara perlahan.

"Alhamdulilah, minum dulu mas, bismillah," Almeera membantu suaminya meminum teh hangat yang tadi dimintanya.

"Kok nangis toh yang? Kenapa, cup...cup.. cup, sini, peluk mas," habib zaidan membawa Almeera yang masih sesenggukan ke dalam pelukannya.

"Hiks....aku takut mas hiks.... kenapa-napa, hiks...." Mamah dan bunda yang melihat pasutri tersebut berpelukan, pamit keluar dengan berbisik kepada habib zaidan.

"Mas ndak papa yang, mas cuma pusing aja tadi,"

"Habis ini pulang aja ya mas, majelisannya biar dihandle sama anis dan yang lain," pinta Almeera.

"Iya, habis ini pulang yaa,"

Malam itu, habib zaidan dan Almeera memutuskan untuk meninggalkan mejelisan terlebih dahulu dikarenakan kesehatan habib zaidan yang kurang baik.

Hola temen-temen....
makasih yang udah komen dan request buat ada konfliknya. Aku ga janji sih di part selanjutnya bakal ada konflik, tapi aku usahain ya, hehehe...

Pada puasa semua ga nih? Semangat menjalankan puasa untuk yang menunaikan ya, lebaran kurang bentar lagiiii.... semangat☺️☺️🔥🔥

HABIBI, Muhammad Zaidan YahyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang