0.2 hancur

326 44 0
                                    

  Seo jeon melemparkan satu foto di hadapan Lisa, "APA INI" mata merah dengan urat leher yang menonjol keluar, seo jeon berteriak dengan penuh amarah.

"Apa ini Lisa? Kau ingin mempermalukan keluarga park HAH?" Karena tidak kunjung mendapat jawaban dari sang anak seo  jeon menyeret sang bungsu menuju tempat dimana Lisa sangat membenci itu.

"Appa hentikan, jangan bawa Lisa kesana Lisa mohon" Lisa terus memberontak mencoba melepaskan tangannya dari cengkraman sang ayah, semua itu seolah percuma karena genggaman itu teramat kuat dan menyakitkan. Semua anggota keluarga lisa hanya menatap dirinya dengan tatapan yang sulit di artikan hanya Kaka keduanya yang memalingkan muka dari sang adik.

Seo jeon membuka pintu itu kemudian melempar Lisa ke dalam "masuk"

"Appa tidak appa Lisa bisa jelaskan semuanya appa, jangan kurung lisa di sini lisa takut" Lisa terus berteriak meminta ampun pada sang ayah, suara Isak Lisa terdengar sangat memilukan membuat siapapun yang mendengarnya tidak tega kecuali semua anggota keluarganya sendiri, mereka ada namun acuh. Sang ibu nampak tidak perduli dengan apa yang di lakukan suami pada putrinya begitupun kedua Kaka Lisa yang lain sedangkan satu Kaka Lisa menatap dengan air mata yang berupaya ia sembunyikan.

Dia ingin melepaskan sang adik namun diapun tidak berdaya, dia bingung.

"Appa...." Lisa melemas dia merosot ke bawah terduduk di lantai dingin memeluk kedua lutut miliknya dan menyembunyikan wajah mungilnya di tengah tengah lutut kurus itu.

Hening, gelap, dingin Lisa tidak tau harus bagaimana dia terkurung di gudang yang gelap tidak ada cahaya di sana tidak ada udara di sana Lisa sendiripun sulit mengekspresikan dirinya sekarang.

Di tempat lain tampak seorang remaja tengah terduduk diam dengan air mata terus mengalir di pipi chubby nya dia terus menyebutkan nama sang adik. Dia khawatir, Lisa sangat takut gelap dia punya trauma di masa kecil tentang kegelapan.

"Lisa pasti kedinginan, Lisa belum makan apapun dari tadi"

Sang Kaka dengan tekad menghampiri Lisa di gudang dia tidak perduli jika nanti sang ayah akan marah baik padanya atau adiknya yang dia perduli kan sekarang adalah adiknya itu.

Dia takut jika trauma sang adik kambuh dia takut adiknya sakit, dia takut adiknya kenapa Napa itu yang terbesit di fikirannya saat ini.

Jennie mengambil kunci gudang di tempat semua kunci berada, setelah berhasil kunci dia dapatkan dengan gerakan cepat dia berlari ke arah dimana sang adik berada. Dia tergesa membuka pintu itu. Setelah pintu itu terbuka dengan sempurna Jennie tidak bisa melihat apapun, gelap sangat gelap di sana.

Dia melihat sekeliling meraba kemudian menyalakan lampu di sebelah pintu dia mencari sang adik.

"Lisa dimana kamu ini eonni" gudang itu memang tidak terlalu besar namun terdapat banyak tumpukan barang di sana yang menyulitkan dia mencari keberadaan sang adik.

"Lisa dimana kamu, bicaralah eonni tidak dapat melihatmu, Li...." Betapa terkejutnya dia ketika melihat sang adik meringkuk di lantai yang kotor nan dingin itu.

Dengan cepat dia menghampiri sang adik memeluknya erat, mengusap Surai hitam milik adiknya tidak lupa mengecup seluruh wajah Lisa.
"Maafkan eonni eoh, eonni tidak bisa menolongmu dari appa, maafkan eonni" Jennie begitu terisak melihat sang adik saat ini, rambut acak acakan mata sembab tangan gemetar rancauan yang terus terucap dari mulut sang adik dapat membuat hatinya HANCUR. 

"Eonni Jennie eonni Lisa takut" Lisa terus mengatakan hal yang sama di iringi tangis yang tiada henti,

Jennie, park jennie Kaka kedua Lisa, wajah Jennie memang terlihat menyeramkan Jennie memang dingin tapi di antara keluarga Lisa hanya Jennie yang menganggap lisa sebagai keluarga hanya Jennie yang menyayangi Lisa. Menurut Jennie Lisa adalah hadiah tuhan yang paling berharga yang harus ia jaga, darimanapun asal Lisa berasal gadis berpipi chubby itu perduli yang ia perduli kan bahwa Lisa ADIKNYA.

Jennie membawa sang adik dalam pelukannya, dia merangkul sang adik untuk berdiri dia menuntun sang adik untuk berjalan menuju kamar gadis berponi itu.

Pedih, hancur yang Jennie rasakan ketika lagi dan lagi harus melihat adiknya itu menderita oleh keluarganya sendiri, dan fakta yang lebih menyakitkan lagi dia tidak bisa membantu sang adik dari mereka.

Kaka macam apa fikirannya.

~~~~~
 
  Jennie mengusap lembut sang adik mencoba menidurkan Lisa mencoba membuat sang adik tenang walaupun yang Jennie lakukan tidak kunjung berhasil karena Lisa terus menatap kosong jendela kamar miliknya.

Jennie menatap Lisa dengan penuh kelembutan, terdapat banyak luka di hati Lisa saat ini, dari kecil sampai sekarang Lisa di perlakukan beda darinya, tentu Jennie tau alasannya apa namun tidak dengan Lisa.

Gadis berponi itu tidak tau menau soal apapun dia tidak tau alasan seluruh keluarganya memperlakukan dirinya seperti ini.

Membingungkan....

BAHAGIA? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang