0.31 trauma

156 25 0
                                    

"aaa eonni tolong Lisa, ini sakit sekali. Keluar kalian semua dari kepala Lisa" jika semula hanya menjambak maka sekarang Lisa beralih terus memukul kepalanya sendiri.

Jennie yang memang sedang berada di hadapan adiknya itu langsung menahan tangan Lisa supaya tidak terus memukul kepalanya sendiri.

"Hey nak ada apa, siapa yang ada di kepala Lisa" seo jeon tidak tahan, ia ikut bicara dan mendekat pada sang putri.

Namun saat melihat atensi seo jeon semakin dekat, Lisa spontan memundurkan kursi rodanya. Hal itu tentu saja membuat semua pasang mata menatap heran.

"Tidak! Jangan mendekat"

"Appa maafkan Lisa, jangan hukum Lisa, Lisa akan belajar lebih giat appa. Jangan pukul Lisa rasanya sangat sakit, hentikan appa" Lisa terus mengatakan hal-hal seperti nitu dengan kedua telapak tangan ia gosokan meminta ampun pada sang ayah.

Mereka semua sekarang mengerti kenapa lisa seperti ini.

Mendengar perkataan putrinya seo jeon langsung memundurkan langkahnya.

"Hey lihat eonni" Jennie menangkup wajah sang adik yang semula tertuju pada sang ayah agar tertuju padanya.

"Tidak akan ada yang menyakiti Lisa di sini, appa menyayangi Lisa"

Lisa menggeleng sebagai jawaban. "Tidak eonni, ap-appa memukul Lisa appa membawa Lisa ke dalam sana, appa memukul Lisa" Lisa terus bergumam mengatakan hal yang sama.

"Rose ambil obat Lisa, cepat" setelah mendengar perintah dari sang ibu rose langsung berlari menuju meja makan tadi karena obat Lisa di sana.

Setelah meraih apa yang ia butuhkan rose kembali berlari untuk memberikan obat itu pada Lisa.

"Ini eonni". Jennie mengambil obat itu dari tangan rose. Kemudian langsung memasukkan ke dalam mulut adiknya.

Lisa memang nampak kesusahan karena tenggorokan nya tapi sekuat tenaga Jennie membantu dengan terus menjejali mulut sang adik dengan air.

Setelah obat itu berhasil masuk dan bekerja dengan baik Lisa mulai tenang.

Seo jeon mengangkat tubuh putrinya untuk ia bawa ke kamar Lisa.

Seo jeon membaringkan tubuh putrinya di kasur dengan sangat hati-hati. Ia usap peluh sang putri. Jika di hadapkan Lisa yang seperti itu seo jeon sangat menyesal karena dulu selalu memberikan hukuman yang berat untuk Lisa.

Ia menangis dalam diam menatap lekat wajah damai Lisa saat tertidur. Ingatan dimana seo jeon selalu memukul Lisa kini berputar di otaknya. Seo jeon tidak tahan ia beranjak dari tempat tidur Lisa kemudian berjalan dengan langkah besar keluar dari kamar itu.

Minyoung mendekati putrinya, ia duduk di samping Lisa kemudian mengusap lengan sang putri. Ia tatap wajah Lisa. Wajah minyoung memang tersenyum tapi matanya mengeluarkan air mata.

"Kalian temani Lisa Eomma harus menyiapkan makannya". Setelah mendapatkan anggukan dari kedua putrinya minyoung berjalan keluar dari kamar Lisa.

Baik rose maupun Jennie mereka menghampiri ranjang Lisa kemudian duduk di samping kiri kanan Lisa.

"Cepat sembuh eoh, eonni merindukan Lisa". Jennie mengecup kening yang tertutup poni itu sedikit lama. Begitupun rose, ia melakukan hal yang sama.

~~~~~

Mengenai kecelakaan yang Lisa alami semua orang sepertinya mengetahui mengingat keluarga park bukan keluarga main-main.

Hari ini niat Yeri untuk mengunjungi Lisa, mungkin setelah pulang dari kegiatan belajarnya.

Lisa tidak punya teman dekat selain dirinya jadi Yeri memutuskan untuk pergi sendiri saja.

Bambam dan nayeon memang teman dekat Lisa tapi dengan Yeri, mereka tidak saling mengenal.

Setelah bel berbunyi Yeri mampir sejenak ke toko bunga ia membeli buket bunga di sana.

Beberapa menit dalam perjalanan mobil yang Yeri tumpangi berhenti tepat di depan gerbang rumah Lisa. Ia bertemu dengan penjaga rumah Lisa kemudian Yeri di perbolehkan masuk

Yeri memang kenal dengan Jennie ia juga punya nomor Kaka kedua Lisa itu. Sebelum kesinipun Yeri menanyakan dulu kondisi Lisa. Jennie menceritakan semuanya dari ingatan Lisa yang menghilang hingga kaki Lisa yang mengalami kelumpuhan. Setidaknya Yeri tidak akan terkejut saat adiknya itu tidak mengenalinya.

"Masuk yeri-ya" Yeri di sambut baik oleh Jennie.

Yeri mengikuti kemana arah Jennie, ia mengekori Kaka sahabat nya itu.

"Masuklah".

Yeri menghela nafas sebelum masuk ke dalam, ia menyiapkan mental untuk menghadapi sahabat nya itu.

Yeri mencoba menahan sekuat tenaga agar air matanya tidak turun, rasanya sangat sakit ketika melihat di samping ranjang Lisa ada sebuah kursi roda belum lagi ia melihat tubuh Lisa yang semakin kurus di tambah ada selang NGT masih tertempel di hidung sahabat nya.

Ia menghampiri sang sahabat kemudian duduk di dekat Lisa. Yeri memegang lengan Lisa dengan lembut ia mengusap lengan itu.

"Lisa-ya ini aku sahabat mu, cepat sembuh aku merindukanmu. Sekolah tampak sepi saat kau tidak ada" Yeri melirik ke arah kedua Kaka Lisa yang setia berdiri menatap dirinya.

Yeri mendekatkan mulutnya pada telinga Lisa, ia berbisik "Lisa orang yang membully mu mendapatkan hukuman, karena beberapa hari kau tidak sekolah mereka membully orang lain alhasil mereka ketauan dan di keluarkan dari sekolah, jadi saat kau sekolah nanti tidak akan ada yang mengganggumu lagi".

"Cepat sembuh eoh, aku pulang dulu, ini Bunga untukmu" Yeri bangkit dari tempat semula. Ia mendekati meja kemudian menyimpan bunga itu di sana.

"Cepat sekali kau Yeri" tanya jennie.

"Iya eonni aku ada urusan. Sampaikan salam ku pada Lisa eoh, aku permisi" Yeri menunduk sopan kemudian melangkah menjauhi kamar Lisa.

Setelah Yeri menghilang dari pandangan Jennie, ia kembali menoleh saat ada sang ibu masuk membawa makanan yang sudah minyoung masukan ke dalam alat khusus untuk Lisa makan.

Sebelum mendekati putri bungsunya, minyoung meletakkan nampan itu terlebih dahulu kemudian duduk di sisi Lisa dan mulai membangunkan putrinya.

"Lisa bangun nak, Lisa harus makan dulu ini sudah sore" minyoung mengelus lengan Lisa pelan. Hingga beberapa kali akhirnya lisapun bangun dari tidurnya.

"Makan dulu" Lisa hanya mengangguk kemudian membenahi dirinya untuk duduk. Rose membantu Lisa yang sedikit kesulitan.

Lisa memang tidak harus mengunyah makanannya, karena alat yang sudah terisi makanan itu di suntikan pada selang NGT miliknya namun tetap saja ia harus dalam keadaan terbangun dan duduk.

Setelah di rasa semua asupan putrinya sudah masuk dengan sempurna minyoung kembali mengangkat nampan itu untuk ia bawa ke dapur. Sebelum pergi ia mengecup bibir Lisa terlebih dahulu.

BAHAGIA? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang