0.13 kecewa

189 31 0
                                    

Terkejut, itulah yang empat orang rasakan saat ini. Ketika sudah membuka pintu gudang dengan sempurna dan terus mencari keberadaan Lisa, mereka terkejut ketika melihat Lisa sedang meringkuk tak sadarkan diri di ujung pojok ruangan berbau itu.

Jisoo lebih dulu meraih sang bungsu memangku kepala Lisa pelan untuknya tidurkan di atas paha. Terus menepuk pelan pipi Lisa berharap sang adik segera bangun dari pingsannya.

Jennie maupun rose ikut bersimpuh di dekat jisoo merekapun melakukan hal yang sama pada Lisa. Dimana rose menggoyangkan kaki Lisa sedangkan Jennie mengusap pelan tangan Lisa.

Usaha mereka seperti tidak ada artinya dimana sang adik masih terus betah dengan pingsannya.

"Pak tolong bawa adik saya ke mobil, saya akan membawanya ke rumah sakit" karena terus tidak mendapatkan respon dari gadis di pangkuannya jisoo dengan rasa khawatir meminta penjaga sekolah untuk membawa Lisa ke mobil miliknya.

Setelah beberapa saat di perjalanan akhirnya mobil yang jisoo kendarai terparkir dengan rapih di hadapan gedung bernuansa putih dengan 4 lantai itu. Jennie turun terlebih dahulu untuk memanggil beberapa suster.

Brankar yang Lisa tumpangi di dorong sedikit cepat masuk ruang UGD.

Ketiga gadis yang sekarang tengah terduduk diam di kursi tunggu terus merapalkan doa berharap Lisa baik baik saja.

Pintu suara terbuka menampakkan sosok dokter seusia ibu mereka  dengan jubah putih kebanggaannya berjalan menghampiri ketiga gadis park itu.

Saat setelah melihat dokter keluar baik rose dan kedua kakaknya berdiri menghampiri.

"Bagaimana kondisi adikku? Apa dia baik baik saja?" Jennie bertanya.

Dokter itupun mengangguk sembari tersenyum.
"Tenang, Lisa baik baik saja dia hanya pingsan karena kelelahan terus dia belum meminum sedikit airpun alhasil tubuhnya mengalami dehidrasi, luka di tangannya juga tidak dalam, nanti setelah infus Lisa habis beri tahu saya atau suster yang menangani Lisa setelah itu adik kalian boleh pulang bersama kalian" jelas dokter.

Setelah mendengarkan penjelasan dokter ber nam tag Lee Hyo RI itu mereka bernafas lega, mensyukuri kondisi sang adik.

"Baiklah kalo begitu saya permisi dulu"

"Terimakasih dokter" ketiga gadis park itu membungkuk sopan.

~~~~~

Jisoo terduduk sendirian di bangku taman rumah sakit, kedua adiknya sedang menemani Lisa di ruangan gadis itu.

Ia kecewa pada sang ayah.

ketika tidak mendapati adiknya dimana mana jisoo menghubungi nomor seo jeon untuk meminta bantuan ayahnya itu.

"Appa tolong selamatkan Lisa, kami tidak menemukannya dimana mana" suara tangis jisoo terdengar memekikkan di telinga seo jeon.

"Ada apa lagi, apa yang dia lakukan hari ini?"

Jisoo menggeleng kecewa saat ayahnya menjawab tidak sesuai dengan apa yang ia fikirkan.

"Appa Lisa hilang dan kau bertanya seperti itu? Dimana hari nurani mu sebagai seorang ayah appa" lagi dan lagi jisoo meninggikan suaranya dia tidak perduli sedang berbicara dengan siapa saat ini, ia panik berharap mendapatkan pertolongan dari sang ayah namun apa ini, kecewa yang ia dapat.

Tanpa basa basi lagi, jisoo menutup sambungan itu dan kembali mencari adiknya.

Jisoo mendongak menatap langit yang sudah gelap. Dia kasian pada sang bungsu, entah apa yang terjadi sehingga Lisa di temukan dengan kondisi seperti itu tadi. Belum lagi memikirkan kedua orang tua nya seolah tak peduli pada Lisa, a... Jisoo pusing memikirkan semuanya.

"Soo-ya"

Jisoo terlonjak kaget ketika ada orang yang menepuk pelan pundak yang tersimpan banyak beban di sana.

Jisoo menoleh ke belakang dan begitu terkejut siapa orang itu.

"Suho, kapan kau pulang ke Korea?"

Itu Suho teman sekaligus sahabat dari kecil jisoo, Suho terpaksa harus meninggalkan Korea saat dia berusia 15 tahun dan pergi ke US untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi di sana, bukan di Korea tidak ada pendidikan yang bagus namun sekaligus mencari pengalaman di negara orang. Lagian kedua orangtuanya bekerja di sana.

Gadis bersurai hitam itu bangkit dari tempat duduknya kemudian berhamburan ke pelukan sahabat baiknya itu.

Suho membalas pelukan jisoo sembari mengusap Surai hitam miliknya.

"Kenapa kau ada di sini Suho?"

"Kenapa kau tidak suka aku ada di sini, tega sekali" Suho memalingkan wajahnya ke sembarang arah

"T-tidak bukan seperti itu Suho, aish kau ini. Maksud aku kenapa kau bisa di sini, tau darimana kau jika aku di rumah sakit?" Jelas jisoo.

Sedangkan jisoo panik pria di hadapannya malah tertawa cukup meledek.

"Kau tidak berubah soo-ya, aku hanya bercanda" Suho terus tertawa membuat gadis di hadapannya bergidik ngeri. "Aku tau dari temanmu Irene, dia yang memberitahu ku tadi". Jelas Suho

"Kita ke dalam saja aku harus melihat kondisi Lisa" Suho mengangguki ucapan sahabatnya itu. Suho Inging bertanya lebih dalam lagi soal hubungan Lisa dengan sahabat nya itu pasalnya Suho tau jika hubungan Kaka beradik itu tidak baik dari dulu, tapi sekarang. Lihatlah jisoo sangat mengkhawatirkan Lisa.

~~~~~

Boring yah? Aaaa maaf

BAHAGIA? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang